[2] 26-Koma

281 18 0
                                    

"TARIIQQQ!!!."

Aulia melihat banyak orang yang berada di sekelilingnya.Ada ayahnya,dan bunda nya disana.Tatapan Aulia beralih menatap ke sekeliling ruangan yang ia tempati ini.

"Akhirnya kamu sadar Aulia....hiks!..." ujar Ara ketika melihat putri datu-satunya itu tiba-tiba saja bangun dari koma nya.

"Ma-mamah?,"

"Iya ini mamah sayang..." Ara memeluk putri satu-satunya itu dengan erat.Aulia bisa menebak kalau dirinya sedang berada di  ruangan rumah sakit.

"Mah,tolong jelasin yang jujur ke aku,sebenarnya aku kenapa?."Aulia menatap lekat-lekat wajah bunda kesayangannya itu,lalu sesekali tatapan nya beralih kepada seorang lelaki paruh baya,yang tak lain adalah ayah nya sendiri.

"Jadi terakhir kali mamah dapet kabar dari Hp kamu,kalo ternyata kamu pingsan di tengah jalan pas mau berangkat sekolah.Untung aja ada orang yang nganterin kamu ke sini.Dan kamu---kamu koma Aulia...."ucap Ara terbata-bata,karena isakan tangis yang terus menerus dia lontarkan.

"... 5 bulan kamu koma,dan kamu baru sadar sekarang,mamah kangen sama kamu Aulia....hiks!!..."

Tubuh Aulia seketika melemas.Jadi semua perjalanannya bersama Tariq hanyalah bunga tidur nya saat koma?.Apakah lelaki yang ia cintai itu hanya sebatas di dalam mimpinya saat koma?,dan....apakah Tariq,Erlang,Ray,Devan,dan Raden hanyalah bunga tidur nya saja?.

"Ta-Tariq....."lirih Aulia,tatapannya kosong,dan fikirannya mulai mereplay kenangan-kenangan terindahnya bersama Tariq san teman-temannya yang lain saat di alam mimpi.Sedangkan Ara menatap sendu putri nya,mungkin putri nya masih butuh istirahat lebih.

"Ah!sepertinya kamu butuh istirahat lebih..." gumam Ara,lalu kembali ingin menidurkan tubuh putrinya itu,tapi Aulia justru memberontak tak karuan.

"Tariq kemana mah???."Ara tak menanggapi pertanyaan yang dilontarkan putrinya itu,karena memang ia sendiri juga bingung dengan perkataan Aulia.Mungkin benar,Aulia harus butuh waktu lama untuk beristirahat,lalu kembali ke aktivitasnya seperti semula.

"Aulia lebih baik kamu istirahat dulu..."

Aulia pasrah,sangat pasrah.Apakah ini pertanda?pertanda kalau Tariq benar-benar tidak nyata,dan sampai kapan-pun sepertinya Tariq tidak akan pernah ada di dalam hidupnya.

Aulia membaringkan tubuhnya seperti semula,dan mencoba mengubur ingatannya bersama Tariq dan yang lain.

Mata Aulia mulai berkedip tak karuan,saat dokter menyuntikkan obat penenang ke tubuhnya.Dan tak lama Aulia tertidur pulas di ranjang rumah sakitnya.

🍂🍂🍂

Aulia membuka mulutnya lebar-lebar saat bundanya menyodorkan makanan ke mulutnya.Tentu saja dengan lahap Aulia menelannya,walau rasanya hambar---seperti makanan yang berada di rumah sakit pada umumnya,tapi perut keroncongan Aulia lebih tak tertahan,jadi mau tak mau Aulia harus memakan makanan hambar tersebut.

"Aulia!."

"Alhamdulillah!!,makasih ya Allah Lia akhirnya sadar juga!!."Aulia menengok ke pemilik suara tersebut,dan ternyata itu adalah suara abangnya Rafael,dan di samping Rafael-----

"Erlang?."Aulia terkejut bukan main karena di samping abangnya,Rafael,terdapat sosok lelaki tampan,yang tak lain adalah lelaki yang sempat muncul di dalam mimpinya.Yap,dia Erlang.Sedangkan Rafael seketika terkejut dengan ucapan Aulia yang langsung bisa menebak nama lelaki yang berada di sampingnya.

"Lia?kok lo bisa tau nama dia dari mana?."tanya Rafael,tapi Aulia dengan cepat menggelengkan kepalanya tak karuan.Apa dia sedang bermimpi lagi?kenapa bisa Erlang ada di dunia nyata juga?.

Rafael mendengus panjang.Mungkin sekaranglah waktunya yang tepat untuk menyatakan semuanya.





















































"Jadi Erlang ini abang kamu Aulia," ucap Ara.

"Erlang ini benar-benar abang kandung kamu.Tapi saat kamu masih beranjak di usia 5 tahun,Erlang yang hanya berbeda dua tahun dengan kamu sudah hilang entah dibawa siapa.Dari situ mamah gak berani kasih tau kamu tentang hilangnya kakak kandung kamu yang kedua,Erlang..."

"...saat itu mamah sama papah udah berusaha nyari Erlang kemana-pun,tapi hasilnya nihil,Erlang sudah hilang sekejap mata.Dan saat itu mamah sama papah fokus ngurusin kamu dan Bang Fael dulu."ucapan Ara sukses membuat Aulia terdiam.Erlang yang menjelma sebagai sahabatnya di dalam mimpi,ternyata di dunia nyata adalah abang kandungnya sendiri.Lantas,apakah Erlang juga sudah mengenalnya?ah!tentu saja tidak!.

Aulia dengan segera memeluk Rafael.Ia sangat kangen dengan abangnya yang satu ini.Lalu tatapannya beralih kepada seorang lelaki yang berada di samping Rafael,tapi Erlang justru menatap datar Aulia,dan tatapannya masih sama persis seperti Erlang yang ia jumpai di mimpinya.

"Kalo benar ternyata Kak Erlang adalah abang kandung aku yang hilang sejak dulu,aku....kangen sama kak Erlang...." lirih Aulia,lalu segera memeluk Erlang,sedangkan Erlang yang di peluk,ia membalas pelukan Aulia lebih dalam.Sungguh hatinya juga tertusuk-tusuk saat mengetahui kalau gadis yang memeluknya ini ternyata adalah adik kandungnya sendiri.Mungkin ini takdir.

"Sebenarnya ada satu orang lagi yang bawa kamu ke rumah sakit ini.Tapi dia lagi sekolah sekarang,mungkin nanti dia bakal jenguk kamu."lanjut Ara.










Apa dia lelaki?atau perempuan?dan kelas berapa dia?.Entahlah,intinya siapa-pun itu Aulia sangat berterimakasih kepadanya.

Aulia || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang