[3] 29-Meet

289 14 0
                                    

Aulia menduduki salah satu bangku cafe yang berada tak jauh dari kampusnya,dan tak lupa kini Aulia duduk berhadapan dengan Ibnu,lelaki berkacamata.

"Hmm??why----"

"Gak usah pake bahasa inggris,santai aja,gue tau lo orang Indonesia."nyinyir Aulia,dan itu sukses membuat Ibnu menjadi malu.

"Okey!,dari mana lo tau gue orang Indonesia?----lo...stalker ya-----"

"Akan gue jelasin nanti.Dan satu,gue bukan stalker."tutur Aulia sambil diirngi decakan kesal karena ia tak percaya dirinya akan dituduh seorang stalker.Padahal Aulia sendiri justru membenci orang-orang macam stalker,jadi mana mungkin ia bisa menjadi stalker kan?.

"Gue pengen cerita,tapi gue mohon jangan kasih tau ini ke siapa-siapa!."

"Oke!."

Dan Aulia-pun mulai menjelaskan semua tentang mimpi-mimpinya di saat koma ke Ibnu.Sedangkan Ibnu ia sangat mendengarkan ucapan Aulia dengan telaten.Dan Ibnu jadi merasa iba dengan nasib Aulia yang begitu malang.

"Jadi lo kenal cowok yang namanya Tariq?-----"

"Woy Ibnu!!!anjing lo ya ninggalin gue!!!." pekik lelaki yang berada di ambang pintu seraya mulai menghampiri Ibnu dan Aulia disana.

Seketika tubuh Aulia melemas,tapi matanya tetap fokus menatap lelaki itu,kakinya bergetar tak karuan,dan matanya mulai meneteskan Air mata perlahan.

Apa yang terjadi saat ini?,kenapa tubuh Aulia begitu melemas,bahkan mulutnya tanpa ia sadari sudah mengembang sedari tadi.Lalu perlahan tubuh Aulia hampir erjatuh ke lantai,tapi dengan sergap Ibnu yang melihat langsung menolongnya.Kini Aulia mulai pingsan karena rasa rindu yang tak bisa ia tahan ini.

Apa ini?apa dia yang selama ini laki-laki yang aku rindukan?.

Jika benar,aku sangat bahagia.

Tapi entah mengapa,aku justru merasa hidupku tak akan lama lagi.

Ada apa ini?.

🍂🍂🍂

Perlahan mata Aulia terbuka,memperlihatkan ruangan kecil,dan sepertinya ia sedang berada di rumah sakit sekarang.

"Syukurlah akhirnya lo bangun juga!."sontak Aulia mencari si pemilik suara tersebut,dan ternyata itu adalah lelaki berkacamata,yang tak lain adalah Ibnu.

"Lo pingsan---"

"Siapa laki-laki tadi?."ujar Aulia dengan cepat,lalu Aulia berganti posisinya menjadi duduk.

"Ck,sepertinya lo udah tau."nyinyir Ibnu.

"Dia cowok yang lo cari,sekaligus cowok yang ada di dunia mimpi lo---"

Mulai saat ini,Aulia percaya sepenuhnya kalau ternyata itu memang benar-benar Tariq,lelaki yang ia cari selama ini.

"Dimana dia sekarang?gue mau ketemu dia!."perintah Aulia sambil mencengkram pergelangan tangan Ibnu dengan keras,dan itu sukses membuat Ibnu meringis kesakitan.

"Ck ck,iya iya!."akhirnya Ibnu memilih mengalah dengan Aulia,lalu ia pergi keluar ruangan,dan tatapan Aulia berganti memperlihatkan seorang lelaki yang selama ini ia rindukan.

"Kenapa lo manfaatin temen gue?." pekik lelaki tersebut,dan itu justru membuat Aulia semakin sedih dengan ucapannya.Pertemuan macam apa ini?kenapa lelaki yang selama ini ia cari justru menuduhnya seperti saat ini?,apa mungkin lelaki yang ia rindukan ini justru tidak mengenalnya?.

"Gue gak manfaatin temen lo---"

"Kenapa lo pingsan?punya maksud tertentu kah?."

Ingin sekali Aulia marah dengan semua tuduhan yang dilontarkan lelaki di hadapannya ini---tapi apa boleh buat?---rasa rindu nya lebih merajarela sekarang.

"Gue gak punya maksud---"

"Apa sekarang lo lagi drama----"

"Gue gak manfaatin temen lo!,gue juga gak manfaatin lo!,gue gak punya maksud tertentu!gue beneran pingsan!--apa lo gak liat??!!!---dan satu lagi gue beneran lagi gak drama!!.Denger itu!!." tutur Aulia dan sekarang matanya mulai berkaca-kaca karena tuduhan semua itu.

"Kenapa lo tuduh gue?!!,hiks,gue benci tuduhan lo!!." lirih Aulia,dan sekrang air mata nya mulai berjatuhan membasahi pipi nya.

"Oke!maafin gue kalo ucapan gue salah!.Sekarang lo jelasin ke gue kenapa lo manggil gue?."

"Sebenarnya gue mau cerita ke lo!!.Tapi gak jadi!,lupain aja!!.Toh,lo juga gak bakal percaya sama cerita gue nanti!!."pekik Aulia,mungkin memang benar sampai kapan-pun ia tidak akan pernah bersatu dengan Tariq.

"Oke!,lo boleh cerita ke gue sekarang!."

"Lo pasti gak akan percaya---"

"Se ka rang!."Aulia mendengus kesal,mau tak mau ia harus menceritakan semua kejadian yang selama ini ia alami di dalam mimpi saat koma nya.Tapi sam sekali tidak ada reaksi apa-pun yang di berikan lelaki di hadapannya.

"Lo membual!,gak mungkin itu gue!pasti lo salah orang."pekik lelaki tersebut,tapi ekspresi wajahnya berubah menjadi datar menatap Aulia.

"Gue gak membual,dan gue gak salah orang kalo cowok itu lo!---Tariq itu elo!."Aulia menatap wajah lelaki dihadapannya itu dengan tajam,ada kegembiraan di sana,dan ada juga kesedihan di dalam hati Aulia karena lelaki di hadapannya tidak mempercayai semua ucapannya.Sakit,sangat sakit.

"Lo Tariq kan?!jawab pertanyaan gue!!."tangan Aulia mengepal,lalu memukul tubuh lelaki  di hadapannya ini,tapi yang di pukul justru diam tak meringis sama sekali,dan masih menatap Aulia datar.

"Lo gila!,dan lo membual!.Gue gak akan pernah percaya sama omongan lo!." lelaki itu segera pergi meninggalkan Aulia,tapi langkahnya tertahan saat sudah berada di ambang pintu.

"Satu lagi,nama gue Rae bukan Tariq."Aulia menangis tersedu-sedu saat lelaki yang ia cintai justru pergi di hadapannya sekarang juga.

Ceklek.

Tatapan Aulia beralih kepada lelaki yang berjalan tergesa-gesa menghampirinya,yang tak lain adalah pamannya sendiri,Han.

"Aulia!,lo kenapa sih?!!!." ucap Han khawatir dengan kondisi Aulia saat ini.

Sial!.Habislah Aulia,pasti lagi-lagi ia akan mendapat celotehan dari Han.

🍂🍂🍂

Terlihat seorang lelaki yang mengacak tambutnya gusar.Entahlah,perkataan dari seorang gadis itu membuat dirinya menjadi tak terkendali.Mungkin lama-kelamaan ia bisa gila.

"Rae jadi kaga ke club?." ya,nama dia Rae---nama lelaki itu Rae.

Rae tak memperdulikan ajakan temannya itu,tapi Rae justru mengeluarkan kertas kecil yang dimana tertera tulisan disana.Rae tersenyum gusar,lalu kembali memasukkan kertas tersebut ke dalam kantung di baju nya.

"Ayo jadi kagak?!."Rae berdiri dari kursinya,lalu segera berjalan mendahului temannya itu,dan tujuannya saat ini adalah pergi ke club.Ia tahu ini dosa,tapi yang ia cari sekarang adalah kesenangan.

Aulia || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang