Seoul, South Korea, 201x
Pesawat mendarat tepat pada pukul empat sore. Langit di luar masih nampak begitu terang, meski semburat berwarna oranye mulai muncul mewarnai langit.
Sesosok pemuda itu menatap ke luar jendela. Merasakan perutnya mulas namun di saat bersamaan juga excited. Pemuda itu lalu membuka seatbeltnya dan segera bangkit. Ia menatap sang manager yang sudah memberesi barang-barang miliknya dari overhead baggage.
“Sudah siap, Renjun?” Sapa sang manajer.
Pemuda yang dipanggil Renjun itu mengangguk dan melipat selimut yang ia kenakan tadi saat tertidur. First class seat memang cocok untuk terlelap, apalagi dalam penerbangan yang telah delay selama dua jam.
“Ayo, Manajer Xi.”
Mereka berdua lalu berjalan ke luar. Sang flight attendant memberikan senyuman ramah pada Renjun dan manajer di pintu keluar.
“Selamat datang di Korea!” Ujarnya antusias.
Renjun membalas senyuman itu dan berjalan turun. Meski ia masih mengantuk, namun, tubuhnya sudah merasa segar dan siap memulai pekerjaannya di Negeri Ginseng.
Huang Renjun adalah seorang aktor muda berusia 20 tahun yang sedang naik daun di negeri asalnya, Tiongkok. Saat ia baru saja selesai promosi film barunya, sebuah film misteri yang sukses besar di Tiongkok, dia dikontak oleh seorang sutradara ternama di Korea.
Renjun diminta untuk membintangi sebuah film romantis-psikologi. Awalnya Renjun bersemangat, ia langsung akan mengiyakan. Ditambah ibunya berdarah Korea jadi ia lumayan fasih dalam berbahasa Korea.
Tetapi begitu tahu bahwa film itu adalah film gay, dengan ia sebagai second lead dan sebagai love interest dari pemeran utama, Renjun merasa ciut.
Ia berulang kali merenung mempertimbangkan, hingga ia berpikir, ini merupakan kesempatan yang begitu langka jadi ia memutuskan untuk menyetujui tawaran itu. Barangkali bisa jadi batu loncatan untuknya. Lagipula ini bisa menjadi semacam tantangan juga untuk Renjun.
“Renjun, aku akan mengambil kopermu, kau tunggu saja di sini ya?” Ucapan manajer Xi membuyarkan lamunan Renjun.
“Baiklah, tentu saja,” ucapnya seraya tersenyum.
Manajer Xi pun berjalan dengan cepat meninggalkan Renjun menuju tempat pengambilan barang. Renjun duduk di salah satu kursi bandara. Ada dua orang yang sepertinya merupakan wartawan mengambil fotonya.
Renjun mengabaikan itu. Ia justru merasa lega. Setidaknya hanya dua orang. Karena di Bandara Internasional Beijing, ada sekitar belasan wartawan yang menjepretkan lensa kepadanya. Belum lagi penggemar yang ‘mengantar’nya hingga gerbang keberangkatan.
Sambil menunggu sang manajer, benak Renjun melayang. Akan seperti apa nanti syutingnya? Ia dengar mereka akan melaksanakan syuting di pulau yang romantis. Lalu, seperti apa lawan mainnya? Apakah tinggi besar?—Renjun bergidik ngeri—ataukah masih muda sepertinya?
Ia menghembuskan nafas panjang. Pasti akan melelahkan, namun ia akan berusaha melakukan yang terbaik.
Renjun mulai tersenyum kecil. Semangat Huang Renjun! Pekiknya dalam hati.
***
Hai hai gimana chapter 1 nya? Lanjut apa gakk???!? Kalau menurut kalian menarik akan saya lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Dream [Jeno x Renjun] 🔞
FanfictionHuang Renjun dan Lee Jeno adalah dua orang aktor yang tengah naik daun. Ketika mereka disatukan dalam sebuah film bertema gay yang mengharuskan mereka menjadi sepasang kekasih, akan kah rasa itu terbawa menjadi nyata? Atau kah hanya sekedar khayal s...