13. Catastrophe

8.2K 1.2K 377
                                    

    Renjun terbangun pagi itu dengan kepala pening dan mata yang tertimpa sinar matahari pagi. Ia meregangkan tubuhnya dan seketika menoleh ke samping. Mencari Jeno yang semalam tidur dengan memeluknya.

Oh, pria itu masih terlelap rupanya. Renjun tersenyum kecil seraya mengusap surai Jeno dengan lembut.

Setelah itu ia segera meraba nakas, mencari ponselnya. Pemuda itu mengerjapkan mata, mencoba membiasakan maniknya dengan cahaya dari ponsel.

Oh, masih jam 7 pagi. Masih ada waktu untuk—sebentar, siapa ini?

Sebuah panggilan masuk dengan nomor tak dikenal masuk ke ponselnya. Renjun mengerutkan dahinya. Ia terus berpikir dengan keras siapa yang sekiranya memiliki nomor ini.

Setelah berdebat harus mengangkat telepon atau tidak, Renjun pun mengangkat telepon itu.

Sesaat, tidak ada yang berbicara jadi Renjun memutuskan untuk menyapa terlebih dahulu.

“H—hallo? Siapa ini?”

Suara itu terkekeh dari balik sambungan. “Siapa menurutmu, Huang?”

Renjun menautkan alisnya. “Siapa kau? Darimana kau tahu nomorku dan namaku?”

“Aku? Aku adalah istri dari seseorang yang sedang tidur di sebelahmu,” ucapnya tenang.

Renjun terperanjat. Dadanya berdegup dengan kencang. Oh, ya Tuhan. Apa maksudnya ini? Renjun tahu nama istri Jeno itu Yeeun, darimana perempuan itu tahu nomor dan namanya?

Renjun terdiam. Perutnya terasa mulas. Ia tidak tahu harus berkata apa.

“Bangunlah sekarang dan masuklah ke dalam mobil yang sudah menunggumu di depan hotel, and we'll talk.”

Setelah mengucapkan itu, Yeeun menutup sambungan telepon. Renjun nyaris melemparkan ponselnya ke atas lantai. Pemuda itu merasakan seluruh dirinya seolah tersedot ke dalam perut bumi. Ia merasa kosong.

Renjun tak yakin harus merasa seperti apa. Terlalu banyak yang berkecamuk dalam dirinya sampai-sampai ia merasa hampa.

Tanpa suara, pemuda itu bangkit dan segera mencuci wajahnya. Ia berganti pakaian dengan rambut yang masih berantakan, tak merasa perlu untuk dirapikan.

Renjun menutup pintu kamar dengan pelan, berharap Jeno akan terbangun setelah ia kembali.

Tetapi, apakah ia akan bisa kembali?

***

    Yeeun menutup kaca riasnya dan memasukkan benda mungil itu kembali ke dalam tas Kelly miliknya. Wanita itu membuang pandangannya ke arah pintu masuk restoran ketika sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan bangunan itu.

Tanpa sadar, Yeeun tersenyum kecil.

Mangsanya sudah datang.

Di belakangnya tengah berdiri empat orang pria berbadan tinggi dan besar. Dan Yeeun duduk di depan mereka bagai seorang ratu yang dikawal.

Manik Yeeun terus mengawasi Renjun yang turun dari mobil dengan penampilan berantakan. Pemuda manis itu celingukan dan sesegera saja bertemu tatap dengan Yeeun. Bagaimana tidak? Restoran itu benar-benar kosong, hanya ada Yeeun di sana.

“Duduklah,” ucap Yeeun memecah keheningan.

Renjun menurut. Dengan membisu ia segera menarik kursi dan akan duduk di depan Yeeun, namun suara wanita itu menghentikannya.

“Kenapa duduk di sana?” tanya Yeeun dengan nada heran. “Duduklah di bawah. Sepertinya itu tempat yang pas untukmu.”

“Apa maksu—”

Wildest Dream [Jeno x Renjun] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang