Krist tengah berbaring di tepi ranjang, kepalanya berada ditepi hampir terjatuh ke belakang. Sehelai kain merah menutupi kedua mata Krist, hal yang sama juga terjadi pada kedua tangannya. Kedua tangan miliknya terikat dengan sehelai kain merah, kain yang sama dengan penutup kedua matanya. Dapat ia rasakan jika ia tengah tidak berpakaian, hanya sehelai celana dalam yang menutupi bagian bawahnya. Ia dapat mendengar seseorang berjalan mendekat ke arahnya yang berada di atas tempat tidur. Orang itu semakin dekat hingga ia berhasil mencium bibir Krist, Krist memberikan lidahnya, menjulur keluar untuk meminta lebih. Orang itu tanpa basa-basi langsung menghisap lidah Krist, membalas dengan lidahnya yang masuk kedalam rongga mulut Krist. Krist mulai tak sabar saat orang itu menjilati lidah Krist yang terjulur.
Orang itu mulai memberikan usapan lembut pada dada Krist, disela-sela ciuman yang ia berikan pada wajah Krist. Krist mulai merasa sesak dibawah sana, ia mencoba menarik celana dalamnya yang sudah tidak nyaman.
Lelaki itu bangun dari posisi berjongkoknya, memberikan kecupan pada perut Krist, membuat Krist merasakan sesuatu yang tengah menegang menyentuh matanya yang tertutup. Krist membuka mulutnya, menjulurkan lidahnya saat ia mendapatkan junior lelaki itu. Meskipun tanpa melihat, Krist tau jika itu adalah junior milik kesayangan yang ada didepan mulutnya. Krist menjilati juniornya dibantu dengan orang itu yang bergerak maju-mundur. Sesekali orang itu memasukkan juniornya kedalam mulut Krist, menekannya hingga kerongkongan.
Orang itu mencoba menggerakkan pinggulnya maju mundur saat juniornya masuk kedalam mulut Krist, beberapa kali gerakan hingga membuat Krist tersedak dibuatnya. Orang itu langsung mengeluarkannya saat mendengar Krist tersedak, ia membungkukkan tubuhnya, memberikan kecupan-kecupan kecilnya pada perut Krist, membiarkan Krist menjilati juniornya. Sekali lagi ia mencoba memasukkan juniornya kedalam mulut Krist, menggerakkannya lagi hingga Krist kembali tersedak.
Orang itu memundurkan tubuhnya, kembali berjongkok di samping ranjang, diatas kepala Krist, lalu menunduk untuk memberikan ciuman-ciuman di wajah Krist dan di bibir Krist. Ciuman itu tidak berlangsung lama, karena lelaki itu mulai membuka ikatan pada kedua mata Krist. Krist tau siapa yang didepannya, siapa lagi jika bukan daddy kesayangannya, Singto.
Singto membisikkan sesuatu kepada telinga Krist, membuat Krist terduduk. Dengan kedua tangan yang terikat Krist mulai membungkukkan tubuhnya ke arah sebaliknya, orang mungkin akan mengira Krist bersiap untuk di hujam, namun bukan itu. Singto berpindah posisi dan duduk di depan kepala ranjang, ia berdiri dengan kedua lututnya, memposisikan juniornya berada didepan wajah Krist yang sudah tampak haus. Helai kain merah sudah berada dilehernya setelah terlepas dari kedua mata Krist.
Krist mulai memasukkan junior Singto kedalam mulutnya, memaju-mundurkan kepalanya. Beberapa kali tersedak tidak membuat Krist berhenti, Krist tetap bergerak dengan temponya. Sesekali ia akan mendapatkan tamparan di pantatnya yang masih tertutup oleh sehelai celana dalam.
Singto tiba-tiba mulai berdiri dengan kedua kakinya, membuat Krist harus mengangkat tubuhnya. Singto mulai menekan belakang tubuh Krist, membuat Krist mempercepat temponya, dan membuat ia beberapa kali tersedak. Saat Krist tersedak karena permainan kasar Singto, ia akan mulai menciumi bibir Krist sebelum kembali mengganti bibirnya dengan si junior. Krist yang tersedak cukup hebat membuat Singto menghentikannya, ia mulai turun dari ranjang, mendorong Krist hingga tersungkur lalu menarik celana dalam Krist dengan kasar hingga terlepas.
Singto mulai membungkukkan tubuhnya, menjilati lubang hole Krist, membasahinya dengan lidah sebelum memasukkan sebuah jarinya. Ia juga memberikan kecupan-kecupan kecilnya pada pantat kenyal Krist. Singto mengeluarkan jarinya, menggantinya dengan lidahnya, hingga suara antara lidah dan lubang hole Krist memenuhi kamar diiringi desahan dan juga erangan Krist.
Krist mulai mengangkat sedikit pinggulnya saat merasakan Singto meludahi lubang hole nya. Singto mulai naik ke atas tempat tidur, memposisikan juniornya didepan lubang hole Krist.
Ia mulai menamparkan juniornya ke depan lubang hole Krist, tiba-tiba ia berhenti dan langsung menerobos masuk kedalam lubang hole Krist dalam sekali hentakan. Membuat Krist berteriak karena sakit dan keterkejutan, belum siap dengan junior Singto memasukinya. Singto membungkukkan tubuhnya, memberikan ciuman dileher dan sisi wajah Krist, sembari mulai bergerak pelan.Singto masih bergerak pelan, sebelum ia menempelkan dadanya kepunggung Krist, menciumi Krist dari belakang, lalu mulai bergerak cepat dan kasar. Membuat Krist berteriak tertahan di ranjang. Teriakan Krist mulai berganti desahan dan erangan saat Singto menekan semakin dalam dan mempercepat temponya.
Singto mengangkat tubuhnya, menekan punggung Krist dengan tangannya, lalu mulai bergerak cepat. Krist mencoba mengangkat wajahnya, menoleh kebelakang untuk meminta ciuman, Singto melepaskan tangannya, dan memberikan ciuman pada Krist tanpa berniat memperlambat tempo permainannya.
"Dad ssshhhh aaaaahhhh aku aaaaaahhh mau itu.. aaaahhh..." Rintih Krist, membuat Singto menghentikannya, lalu mengeluarkan juniornya dari dalam tubuh Krist.
Singto berpindah kedepan wajah Krist, menempatkan juniornya kedalam mulut Krist. Krist mulai mengulumnya, setelah membasahi jari Singto. Singto memasukkan jarinya yang basah kedalam lubang hole Krist, menggerakkan cepat, mengikuti tempo mulut Krist yang memanjakan juniornya.
Singto melepaskan juniornya saat Krist tersedak hebat, ia kembali naik ke atas ranjang. Kali ini Krist sudah beralih terlentang, Singto mengangkat kedua kaki Krist dengan dua lengannya, ia mulai memasukkan juniornya kembali kedalam lubang Krist, menghujamnya dengan cepat membuat Krist kembali berteriak sebelum berganti dengan erangan nikmatnya.
Singto menghujamnya beberapa kali dengan tempo cepat dan juga pelan sebelum melepasnya lagi, "Dad... Aku.... Mau.... Haaahhh...."
Singto menarik tubuh Krist hingga kembali memunggunginya, Krist membungkuk didepannya dan Singto mulai masuk kedalam tubuh Krist lagi. Krist yang mulai tidak tahan, mencoba melepaskan ikatan tangannya dengan giginya, mengabaikan rasa sakit pada pergelangan tangannya. Singto membiarkan Krist berusaha melepaskan ikatan, ia masih mempercepat temponya. Krist mengumpat beberapa kali, hingga berhasil melepaskan ikatan.
Tangannya mulai bergerak di juniornya sendiri, maju mundur mengikuti tempo yang dimainkan oleh Singto.
"Daaadd..."
"Daaaad...."
"Haaaahhhh.... Daaaddd...."
"Aaahhhh...." Krist akhirnya melepaskannya, ia tersungkur karena lemas, Singto mengeluarkan juniornya lalu turun dari ranjang. Krist sudah terlentang karena lemas, Singto mendekatkan juniornya didepan mulut Krist, memainkannya dengan cepat sebelum menyembur, mengeluarkan cairannya kedalam mulut Krist.
Cairan putih kental itu langsung ditelan oleh Krist, bahkan ia membersihkan wajahnya yang terkena tetesan cairan itu dengan jemarinya, sebelum menjilati jemari itu, memberikan kesan seksi.
"Daddy...." Krist menunjukkan senyumnya sembari menjilati jari-jari yang basah oleh cairan pelepasan Singto.
Singto hanya menggelengkan kepalanya, jika saja malam ini ia tidak ada janji dengan perdana menteri Thailand, mungkin ia akan melanjutkan permainannya karena sejujurnya, satu ronde itu jelas kurang untuk Singto dan singa juniornya.
"Daddy akan meninggalkan aku?" Tanya Krist.
"Tidak babby, jadi sebaiknya babby cepat berpakaian na~" Singto memberikan ciuman di bibir Krist sebelum meninggalkannya memasuki kamar mandi.
.
.
.
.
.TEBECEH
Bwahaahaaaa!!!! Thankyou buat saudara gw @Aie yang udah kasih video daddy Zilv. Aye aye!!!
Ngetiknya sambil liat, jadi di jamin kesamaannya wkwkwkkkkkk!!!!
Ingin ya berbagi video disini, tapi sayangnya gw udah dua kali kena tegur sama mbak mbak wp, jadi cari aman ajalah... Hahaaaa