Maxx..! Final

281 19 11
                                    

'haruskah aku telepon dia sekarang?'
'akh.. jangan'





"Halo.." Apa-apaan dengan pemuda ini. Sungguh tidak dapat dipercaya, perkataan dan tingkahnya sangat bertolak belakang.

Menyadari sang kekasih mengangkat panggilannya, tak tahu lagi apa yang akan ia bicarakan.

Sial. dirinya gugup.



"Jihoonie.. kau tak mendengarku?"














hening.. tapi dilihatnya masih terhubung pada yang ada disana. Ada apa dengan ponselnya.

Atau ada apa dengannya, yang tak paham dengan kesalahannya ha?. dasar Park Woojin.

"Baiklahh maaf aku tak mengangkat panggilanmu.."





hening..

"Baiklah kau sedang marah denganku. Bisakah kau sekarang menemuiku? Ayo makan bersama"

Pip.








Tanpa kata pemuda manis mengakhiri langgilannya dengan sepihak. Tentu merasa marah dengan kekasihnya yang menabaikannya itu.

Dia mengabaikan panggilannya tanpa alasan. Sesibuk apapun woojin akan selalu memberitahunya.

Prmuda manis itu tak berniat menemui kekasihnya. kesal yang dirasa.

Berjalan menuju hewan yang sedari tadi melihatnya mendrama dengan kekasihnya.

"Maxx..! "

"Kenapa kau melihatku seperti itu hm?"

"Kau tidak suka aku mengabaikan appamu? tapi dia mengabaikanku dulu Max.."

Masih dengan menggendong max, mata cantiknya teralihakan menatap kilatan ponsel yang terdapat pesan baru disana.

Kakinya melangkah pelan. Membaca pesan yang masuk







NaeSarangWoojinnie

Aku sangat ingin menemuimu. Berbicara denganmu. Aku menunggumu




















Malam gelap sebagai saksi bisu dalam pertemuan ini. Ruangan khusus hanya berdua. Lelaki didepannya dengan lilin kecil sebagai penengahnya.

Mata elang menatap lururs pemuda manis didepannya.

Tanpa membalas tatapannya, pemuda manis tak mau melihat kekasihnya walau sebentar.

"Aku merindukanmu" suara beratnya menembus telinga menuju jantungnya.

"Mengapa mengabaikan panggilanku?"

"Jihoonie.. aku rindu memelukmu saat menangis, aku rindu disampingmu saat kau kesepian. Tapi kau-"

menghela nafas berat. mencoba membuang rasa yang menekan didadanya.

"Aku tidak bisa selalu ada untukmu. Aku menyesal" Pemuda manis itu mendengarkan lamat-lamat kata yang keluar dari kekasihnya.

'Apa yang dia bicarakan'







"Woojin.. aku tak mengerti. Aku marah tentang kau mengabaikan panggilanku. Tapi sepertinya kau- apa aku melakukan kesalahan?"

"Bukan kau tapi aku. Aku mendengarmu berkata kepada Guanlin bahwa kau selalu menungguku, dan Guanlin selalu bersamamu. Apakah aku pantas untukmu? Jihoon-ah.. aku tak ingin membuatmu-"

"Hei apa-apaan ini.. " Suara pemuda manis itu melembut melihat kekasihnya menunduk disana.

Tangan mungilnya mencoba mencari tangan kekasihnya untuk digenggamnya.

This is Me『2 Park』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang