Bagian 7

33 18 2
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak😋

*****

Di ruangan tamu digunakan bersama itu, tampak karton pipih lebar bekas pizza menganga terbuka. Sebuah tv yang tak di tonton menyala dengan suara sayup. Empat orang duduk dilantai, berbicara asik sambil tertawa-tawa, dengan dus pizza kosong sebagai pusat bagaikan kawanan Indian yang mengelilingi api unggun.

"Popi, giliran lo yang kasih ide"

"Oke" Popi berdehem"di lingkaran suci ini, sebutkan hal paling anh yang pernah kita lakukan. Ayo, yang jujur ya"

"Sory sebetulnya gua kurang setuju" Sofi angkat tangan "karena bagi Popi semua hal nggak ada yang anh, termasuk yang paling anh sekalipun untuk ukuran orang normal"

Mereka tergelak-gelak, termasuk Popi "itu memang apesnya lo aja, sof. Dan untung di gua" celetuk Popi.

Popi berpikir sejenak "waktu SMP gua pernah ikut drama sekolah, dan dapat peran jadi...pak Raden. Lengkap juga dengan kumis palsu"

Semua terkiki-kikik mendengar cerita Popi

"Secara fisik lo memang kurang cocok, sof"

"Tapi karakter pas banget"

Giliran Kelvin "hmm, lipsync lagu Meggy Z. Lengkap dengan joget"

Pengakuan Kelvin disambut sunyi. Semua melongo, takjub

Melihat reaksi itu, Kelvin merasa perlu memberikan penjelasan. "Jadi, waktu itu malam kesenian di sekolah gua di Amrik, dan mereka tahu gua dari Indonesia, gua diminta menyumbangkan satu kesenian yang khas indonesia. Yah, cuma itu yang gua bisa. Tapi mereka suka banget. Malahan satu sekolah ikut joget"

"Lagu yang mana"

"Sakit gigi"

Sunyi lagi. Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan yang diprakarsai oleh Eko. Tak lama, yang lain mengikuti.

"Terimakasih, terimakasih" Kelvin membungkuk hormat

Giliran Popi. Anak itu berpikir keras. Betul kata Sofi, pikirnya, berhubung hampir semua yang ia lakukan cenderung aneh, susah sekali memilih satu.

"Ayo dong. Lama banget sih" desak Eko tak sabaran.

"Bentar dulu, susah banget nih" gumam popi, mukanya berkerut-kerut tanda berpikir keras.

"Mau dibantu pop?" Tahu-tahu Sofi memberi usul

"Please"

"Popi sering tulis surat ke dewa Neptunus" ungkap Sofi sambil menahan geli

Alis Kelvin seketika berkerut. "Gimana caranya?"

"Oh itu, gampang. Dulu, waktu rumah gua masih di dekat pantai, pertama-tama gua buat surat di kertas terus kertasnya gua gulung terus suratnya masukin ke dalem botol deh. gua hanyutkan di laut, sesudah itu dihanyutkan saja di segala aliran air, karena semua aliran itu bermuara ke laut" Popi langsung duduk tegak dan menjelaskan dengan semangat.

"Terus, tujuan buat lo kirim surat itu apa?" Eko bertanya

"Teman-teman, sudah saatnya kalian tahu bahwa gua sebetulnya......." Popi menahan napas, suaranya bergetar "adalah alien"

Sunyi yang lebih mencekam, atau tepatnya mencekik. Seketika memberangus mereka. Eko sudah mau mati menahan semburan tawanya

"Gua itu sebetulnya anak buah Neptunus yang dikirim ke bumi untuk jadi mata-mata" papar Popi lagi. "Dan, secara kebetulan sekali, zodiak gua aquarius. Ajaib kan?" Tambahnya lagi dengan mata berbinar.

"Sama, dong, gua juga aquarius" sahut Kelvin

"Yo, brother" Popi langsung menjabat tangan Kelvin.

Eko menelungkupkan kepalanya ke dalam bantal, tertawa terpingkal-pingkal "kok gua serasa di tengah alien nation gini ya? Cetusnya dari benaman bantal.

"Betul kan, tentang ini gak memang relevan buat si Popi" kata Sofi lagi "ayo giliran kamu ko"

"Dengan segala hormat, tapi hal paling aneh yang pernah gua lakukan adalah....naksir Popi"

Kelvin terbahak keras, diikuti Popi yang sampai terguling di lantai. Sementara mulut Sofi menganga tak percaya "kamu pernah naksir Popi? Kapan?"

"Yah, waktu aku kelasnya sebelahan sama dialah, pas kelas 3 SMP. Untung kamu udah keburu pindah, sayang. Jadi nggak perlu ikut menyaksikan aib ini," Eko menepuk bahu Sofi "tenang, sof. Langsung menyesal kok. Karena dulu aku sering ketaman bacaannya Popi. Bisa naksir karena setiap ketemu Popi selalu pas dia lagi baca buku. Begitu ngobrol...bubar jalan" Eko pun tergelak-gelak

"Terus, kok kalian bisa...jadian?" Kelvin perlahan menunjuk Eko dan Sofi.

Eko langsung pasang tampang serius. "Sebenarnya cinta sejati gua itu adalah Sofi, Vin. Gua udah naksir dia dari kelas 2 SMP"

"Halah, gembel. Kita kenal aja belum" semprot Sofi. "Kamu kan kenal aku justru setelah aku pindah, gara-gara pernah ketemu aku dirumah Popi kan? Yang mungkin waktu itu kamu masih jadi pelanggan setia taman bacaannya dalam rangka Pe-de-ka-te! Baru deh, Sik akrab, sok udah naksir aku dari kelas 2, padahal aku yakin kamu tahu aku aja nggak" cerocos Sofi sengit.

_______________________

Ig: @lokitapurnama29

Jangan lupa vote sama komen💙

POPILYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang