18. Dua kebohongan

21.8K 907 4
                                    


“Lo ini bodoh atau tolol sih. Pergi keluar kota kata lo!” Adam menutup kedua telinganya, sudah lebih dari dua jam Aca mencaci makinya.

“Yang bener aja, Dam!” Aca menghela nafas jengah dan duduk di atas meja tepat di depan Adam.

“Berapa hari lo pergi?”

“Dua minggu.” Aca melotot tak percaya, ia mendorong kursi yang Adam duduki dengan kakinya.

“Goblok banget sih lo jadi orang!” seketika Adam berdiri mendekati Aca yang masih terlihat emosi. Dia juga jadi terbawa emosi karena Aca tidak berhenti memakinya dengan kata-kata tidak sopan.

“Lo bisa sopan dikit gak, gue ini masih abang lo!” ujar Adam dingin.

“Cih, gue gak sudi punya abang yang tolol kaya lo!” begitulah Aca jika sedang marah, tidak ada yang bisa membuatnya takut kecuali Ummi dan Abi tentunya.

“Apa yang salah dari keputusan gue?” Aca mendelik saat Adam berbicara dengan santai seolah membohongi Tyra itu bukan apa-apa baginya.

“Semua keputusan yang lo ambil sendiri salah, lo harusnya ngomong dulu sama gue. Jangan asal ambil tindakan kaya gini!” Aca memang selalu mendukung apapun jalan yang Adam ambil karena perjanjian mereka adalah saling membantu satu sama lain dari kecil.

“Gue cuman belom siap nerima kenyataan kalau Tyra masih cinta sama Davian, gue belum siap dengar itu semua langsung dari mulut dia. Walaupun gue udah tau dari lo, kalau Tyra masih cinta sama Davian.” Ucap Adam frustasi, ini sudah hari ke empat dia meninggalkan Tyra dengan alasan pergi keluar kota.

“Kalau lo gak mau denger itu dari mulut Tyra, harusnya sekarang lo pikirin cara buat bikin dia jatuh cinta sama lo. Bukan malah lari kaya gini!” emosi Aca masih tersulut, ia adalah salah satu saksi bagaimana empat hari ini Tyra hidup.

“Gue cuman belum siap, Ca.” Adam menatapnya dengan mata sayu, tapi tidak mengurangi sedikitpun dari kekesalannya terhadap saudara kembarnya ini.

GUBH

Adam yang tidak siap langsung tersungkur ke lantai menatap Aca tidak percaya, ia baru saja di tonjok oleh perempuan. Astaga, dimana harga dirinya.

Aca tersenyum sinis saat melihat darah segar yang ada di sudut bibir Adam, mungkin itu mewakili perasaan Tyra.

“Lo pantes dapet itu, cowok pengecut  kaya lo gak pantes Tyra tangisin!” seru Aca sembari menarik tangan Adam untuk bangun. Ia menepuk bahu lelaki itu cukup keras sampai bisa membuat Adam meringis.

“Lo balik sana. Davian gak pernah muncul lagi duaminggu terakhir ini. Sekarang kesemapatan lo buat rebut hati Tyra.” Adam menaikkan sebelah alisnya.

“Davian gak mungcul lagi?” tanyanya tak yakin.

“Gue udah selidiki, dia pergi ke Singapur buat ngehindarin Nabil.”  Kerutan di dahi Adam semakin terlihat.

“Kok Nabil?”

“Astaga!” Aca menepuk jidatnya sendiri, “Gue lupa belom kasih tau soal ini ke lo. Jadi dalang dibalik semua ini adalah Nabil.” Mata Adam membulat sempurna tidak percaya dengan info yang baru saja di katakan Aca.







Tersedia versi ebook, bisa dapatkan cerita lengkapnya di google play book. Link pembelian bisa di klik di bio akun wattpad ku🌺

Follow IG: sanurma_

Wedding Story [tersedia Ebook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang