Warning: *Karakter sebagai pemakai narkotika
Hi everyone! Sebelum memulai, disini ada beberapa kata yang aku buat sendiri seperti:
- Adda untuk Ayah Alpha, Amma untuk Ibu Alpha
- Yadda untuk Ayah Beta, Yamma untuk Ibu Beta
- Zadda untuk Ayah Omega, Zamma untuk Ibu Omega___
Area 101, 2079.
Mobil jeep yang nampak sudah usang melaju kencang di padang tandus daerah perbatasan antara Soukor dan Nokor. Kepulan asap hitam dari knalpot bercampur dengan pasir-pasir yang berterbangan membuat kondisi mata Seobin yang sudah merah dan berair akibat kebiasaannya menghisap ganja semakin parah.
"Hentikan bodoh! Mataku sakit!" Seru Seobin.
"Hah?! Kau bilang apa?!" Hangyul menimpali dengan senyuman lebar tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan. Ia bersemangat berlatih untuk final turnamen esok hari. Alasannya adalah dengan siapa ia harus bertarung. Hangyul sangat membenci lawannya itu. Dendam yang begitu dalam menjadi motivasi Hangyul untuk memenangkan turnamen tahunan yang diadakan di sekolahnya.
"Kau menyetir seperti orang kesetanan!" Seru Seobin lagi lebih keras.
"Karena besok aku melawan seorang raja iblis!"
"Seorang pangeran iblis lebih tepatnya, raja iblis masih tetap Cho Seungjoon!"
Hangyul belajar di Akademi AB-Soul. Setiap tahun sekolah mengadakan turnamen yang dapat diikuti oleh para mahasiswa. Sekolah ini merupakan sekolah terbaik di Soukor yang hanya dapat dimasuki oleh orang-orang kelas atas dan jenius. Hangyul sangat beruntung karena kecerdasan dan kemampuannya dalam bidang militer, ia dapat dengan mudah diterima sebagai mahasiswa di Akademi AB-Soul. Meskipun ia harus dengan susah payah menyembunyikan statusnya, namun Hangyul patut bangga karena ia semakin dekat menggapai mimpinya.
Tidak hanya dalam bidang militer yang ia pelajari akibat sering berseteru dengan tentara penjaga perbatasan, Hangyul juga mahir mengemudikan berbagai macam kendaraan. Masa kecil yang ia habiskan di perbatasan memang tak sia-sia. Orang-orang dari berbagai latar belakang berkumpul dalam suatu lingkungan kekeluargaan. Baik Alpha, Beta maupun Omega memiliki pandangan yang sama. Mereka semua membenci pemerintah.
Perbatasan terbagi menjadi tiga daerah yaitu Downtown, Perbatasan Sentral, dan Area 101. Hangyul tinggal di Perbatasan Sentral. Anarchist dan nihilist bersama-sama tinggal di Area 101 yang umumnya juga disinggahi oleh warga illegal dari negara tetangga korban kekejaman pemerintahan mereka. Walaupun terlihat bebas, acapkali penduduk Area 101 dibantai oleh seseorang yang begitu kejam.
Cho Seungyoun, ia selalu menembaki warga Chino dan Nokor yang menetap secara illegal. Kabar burung mengatakan alasannya karena ia membenci orang yang tak menaati peraturan. Namun yang masih belum Hangyul mengerti, entah mengapa Seungyoun hanya datang pada pertengahan bulan saja.
Sebelum bersekolah di AB-Soul, Hangyul belum pernah bertemu dengan Seungyoun. Pertama kali ia bertemu Seungyoun, yang paling Hangyul ingat adalah matanya. Tak ada yang istimewa, hitam seperti kebanyakan orang. Akan tetapi mata itu sangat tajam seakan-akan ia dapat melihat sisi lain seseorang. Seakan-akan mata itu dapat melihat kebenaran yang tersembunyi. Hangyul harus berhati-hati karena Cho Seungyoun bukanlah orang sembarangan. Ia sangat licik.
Memikirkan Seungyoun membuat darahnya mendidih. Pandangannya menatap kosong. Ia kehilangan fokus yang mengakibatkan mobil jeep itu kini hanya berputar-putar secara acak, belok ke kanan, belok ke kiri, kemudian kembali menikung ke kanan dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chosen One • seungyul
Fiksi PenggemarLee Hangyul bukanlah satu-satunya Omega yang menutupi jati diri mereka untuk bertahan hidup. Soukor kini merupakan negara dengan sistem pemerintahan terburuk setelah dipimpin oleh penerus kerajaan, Cho Seungjoon. Omega diperlakukan semena-mena akiba...