Semenjak ayah dan ibu nya meninggal, sekarang Haha akan tinggal dengan paman dan bibinya di Jakarta. Haha ingin mencari jati dirinya dan akan berusaha melupakan masa lalu yang sangat menyedihkan dalam hidupnya.
Hari ini merupakan hari dimana Haha akan pergi ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya, dan ia pun membayangkan akan ada cerita baru dengan teman-teman barunya.
"Sebenarnya ... gua berat sih mau ninggalin rumah ini, rumah yang penuh dengan memori bersama ayah ibu, tapi mau gimana lagi, mungkin nanti kalo gua udah tinggal sama bibi pasti lebih asik dan bakalan ada temen-temen baru yang bisa gua ajakin maen dan gua ajakin bolos sekolah," gunam Haha dalam hati dan pikirannya pun melayang dengan angan-angan suasana baru di kota metropolitan itu.
-_-
Pagi itu Haha keluar dari rumahnya, dengan membawa koper dan beberapa tas.
"Ayah ibu, aku pergi dulu ya!" bisik lirih Haha beranjak meninggalkan rumahnya.
Haha pun pergi mencari taksi untuk menuju ke stasiun. Setelah menunggu beberapa lama akhirnya sebuah taksi pun datang, dan Haha langsung masuk ke dalam taksi itu.
"Pak ke stasiun ya!" ujar Haha.
Supir taksi itu mengangguk. Saat di perjalanan, supir itu bertanya kepada Haha, "Mau liburan ya mas?"
"Ngga pak, saya mau pindah ke Jakarta" jawab Haha
"Oh.. gitu. Mau tinggal sama orang tua ya mas?" tanya pak supir itu.
Dengan senyum tipis di bibirnya, Haha menjawab pertanyaan yang sangatlah ia hindari akhir-akhir ini karena berhubungan dengan orang tuanya,"Oh ngga pak, orang tua saya sudah meninggal, saya akan tinggal bersama bibi saya,"
"Oh maaf ya mas, pertanyaan saya lancang," ucapnya dengan rasa bersalah dengan lontaran pertanyaannya yang barusan ia tanyakan kepada si pemuda itu.
"Iya pak, gapapa," ungkap Haha kepada pak Sopir taksi itu.
Saat berada di lampu merah, Haha melihat seorang anak didepan lampu merah, saat anak itu hendak menyebrang jalan, tiba-tiba anak itu terjatuh. Dari kejauhan, datanglah seorang wanita yang tergopoh-gopoh lari untuk menolong anak itu. Melihat itu, Haha sontak mengingat sosok seorang Ibu dipikirannya, ia mengingat betapa menyesalnya dia tidak bisa membuat ibunya bahagia dan bangga kepadanya. Dia langsung memalingkan pengelihatan itu, karena dia terus dihantui oleh kejadian masa lalunya. Kejadian dimana Haha menyesal dengan apa yang dilakukannya kepada orang tuanya, ia terus memikirkan dosa-dosanya ketika ia membuat kecewa bapak ibunya. Ia merasa sangat terbelenggu di genangan kekecewaan yang sangat mendalam.
"Aduh kenapa sih gua tiba-tiba mikirin itu lagi, kan gua niatnya mau seneng-seneng karena hari ini dan hari selanjutnya gua bakal buka lembaran baru di kehidupan gua," geming Haha dengan lirih.
"Udah pokoknya gua harus bisa seneng-seneng dirumah bibi dan ngelupain kejadian itu!" tambah Haha dalam hati.
Sesampainya di stasiun, Haha turun dan membayar ongkos taksi itu.
"Huh.." Haha menghela nafas, dan masih memikirkan kejadian yang terjadi di lampu merah tadi, kejadian itu selalu diputar di pikirannya seperti baknya kaset rusak yang terus mengulang-ulang kejadian tadi.
Dengan langkah berat, Haha masuk ke stasiun dan membeli tiket, "Mba kereta jurusan Pasar Senen ada?" tanya Haha,
"Ada, mau jam berapa?" tanya mbanya balik,
"Jam sembilan," jawab Haha.
"Jam sembilan ya." kata mbanya.
Jam menunjukkan pukul 08.55, tak lama kemudian sebuah kereta pun datang.
' teng.. tong.. teng.. tong.. teng.. tong.. teng.. tong.. kereta jurusan Pasar Senen telah sampai, penumpang yang telah membeli tiket harap segera masuk ke kereta.'
Haha pun masuk ke dalam kereta, lalu mencari tempat duduknya. Setelah menemukan tempat duduknya. Sambil menunggu kereta itu berangkat, Haha mendengarkan musik melalui headset nya.
Entah kenapa tiba-tiba perasaan Haha sangat berat untuk meninggalkan kota kelahirannya itu, tetapi keputusan Haha untuk pergi ke Kota metropolitan itu sudah menjadi keputusan yang bulat, dia akan melupakan masa lalunya dengan dia tinggal dan menetap di Kota metropolitan itu.
Tak lama kemudian kereta pun berangkat.
Tak terasa 8 jam berjalan begitu cepat, kereta pun sudah sampai di stasiun terakhir, yaitu Stasiun pasar Senen. Haha bersiap-siap untuk beranjak dari tempat duduknya dan melangkah keluar dari gerbong kereta.
"Huhh... welcome Jakarta, gua bakal betah disini dengan teman-teman baru gua," ungkap Haha sambil berbondong-bondong membawa barang bawaannya.
Dengan semangat nya dia berjalan dengan langkah yang cepat menuju pintu keluar stasiun itu, dan ia pun tidak menghiraukan hiruk-pikuk yang terjadi di stasiun itu, dia tidak sengaja tiba-tiba ia menabrak seorang cewek cantik dan anggun yang kira-kira seumuran dengan dia. Dengan rasa bersalah, Haha langsung menolongnya dengan mengulurkan tangannya, "Maaf ya," ucap Haha sambil mengulurkan tangannya untuk menolong cewek itu.
"Iya, gapapa," timpal cewek itu dengan wajah kesakitan.
Dengan langkah buru-buru cewek itu pergi meninggalkan Haha, sampai-sampai mereka belum sempat berkenalan diri.
"Yah.. kok gua lupa ya nanyain namanya?" gerutu Haha sambil melanjutkan langkahnya.
Haha pun segera menuju ke pintu keluar stasiun itu dan dia menunggu taksi untuk melanjutkan perjalanannya ke rumah Bibi. Setelah beberapa lama saat menunggu, taksi pun datang. Dengan antusiasnya, Haha langsung memasukan sebagian barang nya kedalam bagasi, lalu dia naik kedalam taksi itu. Dengan hitungan beberapa menit kemudian, taksi pun bergegas meninggalkan Stasiun.
-_-
-----------------------------------------------------------
Apakah kalian suka cerita ku?
Kalau ada yang kurang kritik aja ya😊!Jangan lupa vote
Tunggu next chapter...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hammada
Teen FictionHammada adalah cowo berumur 17 tahun yang sering pindah - pindah sekolah karena dia sering membuat masalah di sekolahnya. Dia sudah yatim piatu, karena ayah dan ibunya meninggal dalam kecelakaan yang sangat parah. Kini dia tinggal bersam...