C 4| Aiko Sharon

97 30 2
                                    

Aiko Sharon, itulah nama lengkapnya. Ayah nya memberi nama itu, karena Aiko sering sakit - sakitan.

Ayah Aiko merupakan salah satu pengusaha yang terkenal di Indonesia. Aiko adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Kakak Aiko satu satunya sudah kuliah di Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, sedangkan adiknya baru kelas lima SD.

-_-

'Yogyakarta'. Mengingatkannya pada murid baru yang mengajaknya ke kantin siang ini.

"Aiko, kamu cari tempat duduk aja dulu! Biar gua yang beli makanan," ujar Haha,

Aiko mengernyit,

"Kita cari tempat duduk sama - sama aja,"kata Aiko menolak keputusan Haha,

"Oke kalau kamu maunya gitu" ujar Haha dengan singkat,

Suasana kantin pada waktu itu sudah ramai, karena saat itu jam makan siang. Sehingga banyak tempat duduk yang sudah di duduki.

Setelah membeli makanan, mereka pergi mencari tempat duduk yang masih kosong. Tak lama kemudian mereka mendapat meja dengan empat kursi yang masih kosong, tanpa berpikir panjang mereka duduk di situ.

"Kamu beli apa?" Tanya Haha,

"Aku beli mie ayam, nasi satu mangkuk, sosis goreng, es teh manis, sama kerupuk. Kalo kamu?" Jawab Aiko menjelaskan,

Seketika Haha berhenti bernafas beberapa detik.

"Gua cuma beli nasi kucing, mendoan, sama teh manis," jawab Haha,

"Kenapa Haha cuma beli itu?" Batin Aiko heran,

Saat Aiko dan Haha sedang makan, terlihat dari kejauhan tiga laki - laki bertampang sangar yang berjalan mendekati meja Haha dan Aiko,

"Woy ini tempat kita. Kalian pergi sana!" Kata salah satu dari laki - laki tadi,

"Emang kenapa kalo kita duduk sini, ga boleh??"

"Nama nya juga kantin, tempat umum, kalian siapa kok nyuruh - nyuruh kita?" Ujar Haha dengan agak keras,

Seketika refleks Aiko mengernyit dan bibirnya mulai mengerucut,

"Hahahaha..." Tawa mereka bertiga,

"Lo ga kenal gua? Kenalin, nama gua Eto. Ketua basket di SMA ini," jawab laki - laki yang tadi menyuruh Aiko dan Haha pergi,

"Terus kenapa kalo Lo ketua basket?"

"Lo bisa seenaknya nyuruh - nyuruh orang? Kita manusia bukan hewan yang bisa Lo suruh - suruh!" ujar Haha dengan keras,

"Berani - berani nya Lo ngomong gitu ke gua! Mau gua hajar Lo?" ujar Eto,

Aiko tidak mau terjadi keributan. Saat mendengar kata yang di lontarkan Eto, refleks Aiko memegang tangan Haha, lalu mengatakan "Udah udah, jangan buat masalah di sinii!"

"Uh.. jadi gemes, di belain cama bebeb nya tuh!" kata salah satu temen Eto mengejek,

"Oke, kali ini Lo ga gua hajar, tapi lain kali awas Lo!" ujar Eto mengancam Haha,

"Awas kenapa, hah?" kata Haha.

Eto dan temannya pun pergi meninggalkan mereka.

"Huh.. akhirnya mereka pergi," kata Aiko menghela nafas,

Aiko sangat bersyukur karna Haha dan Eto tidak berantem. Aiko tidak mau teman barunya itu terkena masalah pada hari pertamanya.

"Haha kok kamu berani sih bentak Eto?"

"Kamu ga takut kena masalah?" tanya Aiko,

Dahi Haha mengernyit,

"Selama kita ngga bersalah, kita harus berani menegakkan kebenaran. Itu telah menjadi prinsip ku" jawab Haha menjelaskan,

"Oh.. bener juga sih," kata Aiko sambil mengaduk - aduk minumannya,

Haha pun tersenyum tipis. Di balik itu Haha masih geram terhadap perlakuan Eto kepadanya.

-----------------------------------------------------------
Apakah kalian suka cerita ku?
Kalau ada yang kurang kritik aja ya😊!

Jangan lupa vote

Tunggu next chapter...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HammadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang