Prolog

55.7K 4.6K 473
                                    


















Lee Jeno seorang mahasiswa fakultas seni harus berurusan dengan ancaman ketua geng kampus, seluruh penghuni kampus tahu betul siapa sang ketua geng- Hwang Hyunjin, anak pemilik perusahaan terbesar nomor tiga di korea selatan. Semua orang tahu betul siapa Hyunjin, meski terkenal ramah lelaki itu juga tak segan menjatuhkan siapapun yang  berani mengganggu miliknya.

"LEE JENO! Sudah ku katakan berapa kali, ck. Jauhi Siyeon", Hyunjin meninggikan suaranya, hal tersebut memancing banyak mahasiswa dan mahasiswi lainnya mendekat, mereka berada di jarak yang cukup jauh untuk menghindari hal yang tidak mereka inginkan; berurusan dengan anak buah Hyunjin yang sombong.


"Aku tak mendekatinya", Jeno berucap lirih. Dia mengatakan hal yang sebenarnya dan memang ia tak pernah mendekati Siyeon, ia menyadari bahwa dirinya disini hanya karena kebetulan semata dan keberuntungan, ia mendapatkan beasiswa dan juga sadar diri bahwa dirinya bukanlah orang berada dengan uang menghambur di saku celana.



"Ck, alasan saja cecunguk ini", seseorang di belakang Hyunjin langsung mendekati Jeno dan memukulnya sebelum Hyunjin sempat mencegah anak itu melakukan pemukulan.

"Kau gila! Kita hanya memperingati bukan menghakimi!", Hyunjin berteriak keras tanpa  lelaki tadi peduli dan meninggalkan kerumunan. Karena pemuda itu sudah merasa puas telah berhasil menghajar Jeno.

Jeno menunduk kebawah, ia merasakan pandangan orang-orang menuju ke arahnya. Sudut bibirnya mengeluarkan darah karena sobek akibat tendangan beberapa saat lalu, ia menghela nafas kasar, merasa beruntung bukan Hyunjin yang ahli bela diri itu yang melakukannya. Karena setahunya Hyunjin itu baik hanya saja, mudah di pengaruhi.


"Ah, bagaimana jika aku saja yang memukulnya. Seungmin terlalu naif hanya menendang saja", sosok lainnya yang ada di belakang Hyunjin segera melangkah maju tanpa menghiraukan protesan Hyunjin.


"BANGCHAN!!!!", Hyunjin berteriak memperingati dengan Bangchan yang tidak peduli sama sekali dan saat tendangan itu datang  memukul perut Jeno dua kali dengan keras, pemuda lemah itu bahkan mengeluarkan darah dari mulutnya.


"Ugh..."


"Bangchan-"



Seseorang menahan tendangan Bangchan, menatap sinis ke arah pemuda itu dan kemudian mendorong kasar tubuh Bangchan dengan tubuh mungilnya. Di tatapnya semua orang di sekitar sana dengan sinis, kenapa orang-orang ini benar-benar takut pada yang berkuasa diatas mereka. Bukankah mereka memiliki sesuatu yang lebih pantas di takuti ketimbang anak konglomerat?


"Kau tidak apa-apa?", pemuda bertubuh mungil itu membantu Jeno berdiri, sekilas ia lihat Jeno nampak merintih dengan desisan keluar di bibirnya menahan perih. Namun pemuda mungil itu berusaha menahan nafas, bauh darah menusuk hidungnya.


Pemuda itu kemudian menoleh, "kalau kalian mengganggunya lagi, aku yang akan berhadapan dengan kalian!", pemuda manis itu membawa Jeno ke arah ruang kesehatan dengan langkah tertatih karena Jeno yang sempoyongan.
















Dia manusia....

Dia hanya manusia....

Manusia yang malang....

Kalangan bawah hanya menjadi bahan olokan kalangan atas...


Mereka ternyata tak jauh berbeda dari bangsa kita...










.
















.











To Be Continue.....










Ini adalah nomin version dari Moonwalk Jaeyong version yang di request oleh Sean

Moonwalk ✔| Nomin ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang