bumil

7.8K 244 3
                                    

Memasuki bulan kelima kehamilannya Raisa masih mengalami morning sickness. Untung saja dia memiliki suami yg siaga dan sangat memanjakannya, seperti sekarang yoga sedang berusaha membujuk Raisa untuk sarapan

"Makan dulu ya sayang? Satu suap aja, biar ada makanan yg masuk, kasihan loo anak kita,"
"Aku mau soto ayam Lamongan yg dibuat sama orang Lamongan asli !"
"Oke aku cariin, tapi kamu makan ini dulu ya, takutnya aku lama"
"Nggak mau pah, aku mau soto ayam! Makanya kamu jangan lama-lama!"
"Iya aku berangkat sekarang!"

Selain mual di pagi hari Raisa juga ngidam, beruntung apa yg di mau selalu mudah didapatkan, bukan makanan yg aneh-aneh. Bahkan yoga harus rela tidak pergi ke bengkel sama sekali selama lima bulan lebih untuk mengurus istrinya yg sedang hamil, dan memilih memantau pekerjaan anak buahnya dari rumah.

Setelah mendapatkan soto ayam Lamongan yg diinginkan istrinya yoga segera bergegas pulang, sampai dirumah ia melihat Raisa yg masih bergelung dengan selimutnya
"Hmmm .. masih saja tidur " batin yoga

Ya semenjak hamil Raisa jadi Putri tidur, 18 jam dari 24 jam dalam sehari ia gunakan untuk tidur dan selama itu pula suaminya harus tetap berada disampingnya. Terkadang yoga mencuri waktu untuk berolahraga diruang fitnesnya yg ada di rumah, itupun hanya satu dua jam.

"Hei sayang.. bangun yuk, ini sotonya udah ada." Bangun yoga dengan mengelus lengan Raisa
"Enghh.. kamu udah pulang. Mana sotonya?"
"Nihh, "
"Ini orang Lamongan asli yg bikin?" Selidik Raisa
"Iya dong"
"Mana buktinya? "
"Huhh.. untung lagi hamil " keluh yoga, dalam hati tentunya
"Nih, tonton videonya " jawab yoga sambil memberikan hpnya. Video itu berisi percakapan yoga dan penjual soto yg asli dari Lamongan, dia melakukan itu untuk berjaga- jaga kalau Raisa tidak percaya.
"Hmm percaya," ucap Raisa mengembalikan hp yoga
"Yaudah sekarang kamu makan,"
" Suapi.."
"Iya sayangku.. sini buka mulutnya"
Satu mangkok soto dan satu gelas susu untuk ibu hamil sudah berhasil dihabiskan.

"Nah, sekarang mandi ya? Hari ini kan jadwalnya periksa lagi"
"Mandiin.." manja Raisa

Yoga menelan Saliva.

Mandiin Raisa? Bisa-bisa kebablasan - batin yoga gelisah. Padahal dia sudah mati-matian menahan nafsunya setiap malam.
"Kok diem? Ga mau ya?"
"Iyaa sayang mau, ayo"
Semoga kali ini masih bisa menahan gejolaknya.
Dengan cepat yoga menggendong tubuh Raisa yg sudah tidak langsing lagi menuju kamar mandi.
Setelah mengisi bathtup dengan air dan sabun, sambil menunggu air penuh yoga melepaskan baju istrinya.

"Udah penuh, yuk masuk"
"Kamu ikut juga dong pah, "
"Kan aku sudah mandi sayang.."
"Emang kalo mandi lagi ada yg larang?"
"Iya - iya aku mandi lagi"
Akhirnya yoga mengikuti permintaan Raisa, mandi bersama. Yoga ikut berendam di dalam bathtub yg sudah dipenuhi busa warna putih, dia duduk dengan kaki lurus sambil memangku tubuh istrinya.
Untung saja tubuh Raisa tertutup busa, jadi yoga bisa sedikit menahan nafsunya. Tapi tetap saja bersentuhan dengan tubuh istrinya membuat sesuatu di bawah mengeras.
Yoga benar-benar memandikan istrinya, menggosok dengan halus tubuh Raisa yg sedang sibuk bermain busa.

"Sayang udah ya? Kita bilas dishower".
"Iya pah"
Selesai membilas tubuh, mereka keluar dari kamar mandi tanpa ada acara tambahan.
"Ehm.. pah aku sekarang gendut, jelek ya?" Tanya Raisa dengan wajah sedih
"Enggak sayang"
"Bohong"
"Beneran sayang, cuma agak berisi aja, tapi tetep cantik."
"Tuh kan, karena aku gendut kamu sekarang udah gamau lagi main sama aku! Kamu udah gak nafsu lagi kan liat aku?"
"Astaga, kamu ini ngomong apa sih? Kemarin, sekarang dan nanti kamu tetap Raisa ku, istriku yg cantik, yg aku sayang, yg aku cinta satu-satunya istriku. Jangan bicara seperti itu lagi, kamu gak tau gimana setengah matinya aku menahan nafsuku setiap melihat kamu"
"Terus kenapa gak pernah lakuin itu lagi?"
"Aku takut lepas kontrol dan melukai anak kita. Kamu kan tau tubuh kamu ini candu buatku."
"Kita kan bisa pelan-pelan " kata Raisa pelan
"Hmm iya sayang nanti ya, sekarang kita ke dokter dulu" jawab yoga sambil mencium kening Raisa
"Hmm.."
"Yaudah yuk berangkat"
Sampai di rumah sakit Willy dan Rita sudah menunggu

"Siang dokter willy, siang mba Rita " sapa Raisa
"Siang, silahkan duduk"
"Makasih mbak"
"Gimana sa? Lancar?"
"Mualnya masih mbak, kalo bAmgunnya kepagian" jawab Raisa
"Gapapa, asalkan masih mau makan. Jadi masih dapat nutrisi babynya" jelas Willy
"Makannya aman ! Ngidamnya tiap hari. Mana ngidamnya makanan semua" tambah yoga
"Halahh kamu cuma beliin aja ngeluh! Coba itu kamu yg hamil trus muntah-muntah tiap hari! " Sahut Rita
"Sudah-sudah sekarang kita langsung USG saja " ajak Willy
"Masuk bulan keenam ya, mau lihat jenis kelaminnya?" Tanya Rita
"Boleh" jawab Raisa
"Sepertinya dia malu, ngga mau dilihat. Bulan depan kita coba lagi." Jelas Willy "nahh ini organ-organnya sudah mulai terbentuk, sekarang kita dengar denyut jantung bayinya"
"Oke semua baik, kalau ngga lemes bisa aktifitas ringan. Tapi tetap jangan terlalu capek, nanti masuk trimester tiga mulai rutin jalan pagi atau sore" jelas Willy panjang
"Udah lah yang, kan Raisa bidan jadi dia tau apa yg harus dilakuin. Semoga anak kalian cewek ya, kakaknya dua kan udah cowok. Biar ngerasain tuh si yoga jagain anak cewek" tambah Rita
"Hehe iya mbak amiin, makasih juga sarannya dok "
" Emm.. ga, rencananya kita mau nikah Minggu ini " kata Rita
"Oiya? "
"Iya, saya tidak mau menunda lagi, 10 tahun bukan waktu yg sebentar untuk kami berhubungan. Jadi kami memutuskan untuk menikah hari Minggu di Gereja Setia Bakti jam 10. Kalian datang ya " pinta Willy
"Wahh.. selamat ya Mbak, dokter. Kita pasti dateng. Ya kan pah ?"
"Iya nanti kami usahakan datang. Kalau gitu kami permisi dulu,"
"Emm ga tunggu, "
"Ya?"
"Kita masih sepakat untuk memberitahu anak- anak nanti waktu David lulus sekolah kan ? "
"Iya, kamu tenang aja. "
" Makasih, kalian hati- hati dijalan"



Bersambung ....

istri keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang