Aruna 2

4.3K 180 5
                                    

"aku mau arisan sama temen-temenku!" Kata Aruna
"Bukannya itu kerjaan kamu tiap hari !" Jawab Ardi ketus
Setiap hari Aruna keluar rumah, arisan ini arisan itu dengan berbagai macam alasan dan Ardi tidak bisa melarang karena takut ditinggal Aruna pergi. Pernah suatu hari Ardi melarang Aruna pergi

"Kamu itu jangan tiap hari keluar dong, aku lagi nggak enak badan dirumah sehari aja masak nggak bisa "
"Nggak bisa. Aku bosen dirumah terus selama 18 tahun! Kamu terus kekang aku. Sekarang aku mau bebas aku mau pergi kemana pun aku mau!"
"Pergi dan jangan pernah kembali! " Ancam Ardi
"Kamu ngusir aku? Yakin kamu bisa hidup tanpa aku? Kan kamu yg dulu ngemis-ngemis minta aku tetap di samping kamu! Kamu itu udah tua ! Siapa yg mau lagi sama lakik tua Bangka kayak kamu! Udahlah aku udah telat! "

Ya, Ardi terlalu jatuh pada pesona Aruna , dia tidak akan sanggup hidup tanpa istrinya.
Semenjak Raisa tidak dirumah itu Aruna mulai menunjukkan sifat aslinya, dia menikahi Ardi hanya demi uang.
Barulah Ardi mengingat masa lalunya bersama silvia, dulu mereka adalah keluarga yg bahagia dan harmonis. Tapi menyesal pun tidak ada gunanya, Silvi sudah pasti sangat membencinya. Anak satu-satunya pun pergi meninggalkan dirinya, jauh dilubuk hatinya ia ingin berbicara dengan putri kesayangannya ingin tau apa alasan dia ngotot ingin bersama laki-laki yg usianya jauh diatasnya dan sudah berkeluarga pula.
Namun, hasutan Aruna lebih manjur dibanding nalurinya sebagai seorang ayah. 

Rumah Yoga

Raisa sedang menelepon yoga untuk meminta ijin keluar rumah

"Iya pah, cuma ke mall jalan aja cuci mata sekalian liat baju - baju bayi"
"Tunggu aku aja, aku temenin! Aku juga pengen kali belanja buat anak kita "
"Iya nanti belanja lagi, kapan sih aku nolak diajak belanja. Sekarang kamu fokus ke anak- anak aja dulu, biar mbak Rita bisa urus nikahannya. Tinggal dua hari lagi ini, anak-anak juga pasti kangen kamu. Baru juga dua hari ketemu papanya masa mau ditinggal lagi" jelas Raisa
"Yaudah, nanti ajak Basuki masuk biar dia yg bawa belanjaan!"
"Etdahh ngapain, gausah nanti kalo selesai belanja aku bisa telfon dia kan ambil barangnya aja, gausah ikut belanja!"
"Yaudah terserah kamu"
"Jangan ketus! Kan aku belanja nggak sendiri ada Fita juga "
"Yowes yowes hati-hati, jaga anak kita ya"
"Pasti dong .. dahh sayang "

Selesai berbicara Raisa bersiap, dia dan Fita sudah siap berangkat. Sebenarnya Raisa ingin menghibur Fita, karena sampai sekarang Rendy tidak berusaha menghubungi dia sama sekali.
Sampai dimall mereka menuju ke toko perlengkapan bayi.
Fita merasa lebih baik ditoko ini, melihat baju bayi, kereta bahkan ranjang bayi. Tanpa sadar dia mengelus perutnya

"Lucu -lucu kan? " Tanya Raisa memecah lamunan Fita
"Iya, gemes. Jadi nggak sabar ketemu anak ini"
"Makanya kamu harus sehat, jangan mikir macem-macem, jangan khawatir. Aku dan mas yoga akan membantu kamu sekuat tenaga"
"Makasih ya sa " jawab Fita sambil memeluk raisa
"Udah-udah jangan pelukan disini. Malu "

Akhirnya setelah lima toko Raisa merasa lelah,
"Duhh capek banget fit, cari resto dulu yuk. "
"Ayuk, padahal biasanya semua toko dimall dikunjungi ya."
"Gila ! Sekarang bawa buntelan ! Lima toko aja udah bagus. Capek banget "
"Ke resto Jepang aja ya? Pengen ramen dehh"
"Boleh yuk"
Sambil menunggu pesanan Raisa membuka ponselnya, banyak pesan dari yoga 'lagi dimana, baik-baik aja kan , Sudah makan' dan masih banyak pesan lainnya

" Ehh ehh sa, itu mama Aruna bukan sih?" Tanya Fita
"Mana?" Tanya Raisa balik sambil celingukan
"Itu lohh sa! Astaga pake kacamata lu!"
" Lupa!" Setelah memakai kacamata baru Raisa bisa melihat lebih jelas. Aruna sedang bergelayut manja pada laki-laki yg kelihatanya masih sangat muda. Mungkin seumuran raisa. Dimeja itu ada lima perempuan seumur Aruna dan satu laki- laki yg bersama Aruna.
"Iya itu Aruna! " Jawab Raisa lesu
"Nempel banget sama itu cowok, "
"Sebentar aku telfon mas yoga dulu"

Raisa minta tolong pada yoga untuk mengirimkan anak buahnya untuk membututi aruna. Bagaimana pun Ardi tetap bapaknya , ada darah Ardi mengalir dalam dirinya . Dia tidak akan rela orang lain menyakiti orang tuanya.

Sampai dirumah Raisa dan Fita langsung beristirahat. Selama yoga tidak dirumah Raisa tidur bersama fita.
Lucunya dulu mereka sering sekali tidur bersama, seringnya Fita menginap dirumah raisa karena ia tidak nyaman dirumah orang tuanya. Maka dari itu setelah lulus SMA dia memilih kuliah di Sidoarjo dan tinggal bersama tantenya.

"Sa, makasih ya udah mau ngehibur aku. Mau aku repotin "
"Lu apaan sih fit! Gue kan udah bilang kita itu sodara, dan sudah sepantasnya saling ngehibur, saling menolong. Gue sama mas yoga ikhlas nolong elu! Jangan pernah merasa nggak enak, "
"Gue ... Bingung harus gimana. Pikiran gue masih buntu. Gimana masa depan gue sama anak ini. "
"Lu boleh tinggal disini, selama yg elu mau! "
"Gue nggak ngeraguin itu! Gue bingung dapat uang dari mana buat kirim ke ortu. Untuk dua atau tiga bulan masih aman, aku ada tabungan! Tapi selanjutnya? Aku gabisa kembali ke kantor dalam keadaan seperti ini!" Keluh Fita
"Abang sama adik lu kan kerja fit? Masa ga ada yg mau bantu keuangan ortu lu sih" jawab Raisa
"Hah.. mereka nggak bisa diandalkan ! Mas Adhy udah berkeluarga, kalau mau ngasi ortu ya nggak pasti ! Muses kerja tapi dia suka minum, keluar masuk bar pake cewe sana sini ! Rusak banget itu anak! Lani sama Rino masih sekolah! Heran gue sama bonyok suka banget bikin anak. Ini gue mau satu aja pusing"
"Kepikiran buat buka usaha nggak ? Gue ada tabungan dikit, Mayan buat modal"
"Elu mah kalo butuh banyak juga bisa langsung minta Sama laki"
"Gue selama jadi istri mas yoga belum pernah minta uang, dia selalu ngasi sebelum gue butuh! Kalau butuh apa-apa juga mas yoga beliin, jadi uang yg dia kasi ke gue utuh!" Jelas Raisa
"Enak banget jadi elu"
"Jangan kepikiran jadi bininya mas yoga juga ya! "
"Hah.. gue ditolong sama kalian aja udah bersyukur banget ! Masa mau ngelunjak? "
"Hehe gue becanda ! Jadi gimana? "
"Emm.. usaha catering sehat aja gimana? Lu kan orang kesehatan pinter masak juga! Pas tuh!"
"Elu ngapain ?"
"Gue marketing! Gue kan lumayan bisa promosi"
"Pinter ngomong whahaha. Tapi boleh juga sih, yaudah tidur dulu besok kita rapat lagi "
"Heem"



Bersambung ....

istri keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang