BAB 6 ~ Ternyata

83 17 0
                                    

*Abu*

Semenjak kehilangan ibu, aku tau arti kasih sayang. Kasih sayang tercipta karena adanya rasa cinta. Dan cinta itu menerima apapun dari seseorang dan harus ikhlas atas kepergiaannya. Karena setiap yang bernyawa akan mati. Itu adalah kekuasaan-Nya.

"Kak Abu!" teriak Sarah dari belakang. Membuatku spontan menoleh kearahnya.

"Ada apa?" tanyaku tanpa menggubah posisi dudukku diatas karpet hijau dedaunan tepi sungai.

"Kakak udah makan?" tanyanya polos seraya duduk.

"Alhamdulillah, udah dong." Tatapanku kembali kepada permukaan air sungai yang jernih.

"Kenapa sih kakak kok suka disini? Bukannya main sama anak anak cowok lainnya?" lagi lagi Sarah melontarkan pertanyaan dengan wajah yang polos kearahku.

"Heheh, kakak suka disini," jawabku sukses membuat ekspresi wajah bingung dari Sarah.

"Bukannya bermain itu menyenangkan? Dari pada melamun disini. Awas loh nanti kemasukan.......Angin," ucap Sarah yang dapat menciptakan gelak tawa dari kami.

Selama berada di tempat pengungsian,  aku dan Sarah semakin akhrab. Mulai dari bermain bersama, mengambil air disungai, dan memasak dengan senang gembira adalah salah satu kegiatan kami. Tidak jarang perilaku Sarah yang pintar membuatku terpanah akan kebijaksanaannya.

Pernah suatu hari, kami berjalan menyusuri sungai untuk mencari buah. Setelah beberapa lama kami berjalan dan mencari, tapi yang kami temui hanyalah mangga yang masih mentah. Awalnya aku ingin menaruhnya kembali, namun dicegah oleh Sarah. Lalu diambil mangga itu dariku. Tanpa aba aba Sarah tiba tiba berlari dan meninggalkanku, penasaran apa yang akan dia lakukan. Aku pun mengejarnya dari belakang. Setelah tiba ditenda pengungsi, Sarah masuk dan mengambil sebuah tempat yang berisikan beras. Lalu dimasukkannya buah mangga kedalamnya. Seolah oleh dapat membaca pikiranku Sarah berkata,

"Beras dapat mempercepat matangnya buah, karena gas etilen yaitu hormon tumbuhan yang membuat buah menjadi matang. Jadi semakin banyak gas etilen yang dikeluarkan oleh buah akan mempercepat proses pematangan dan buah yang ada diberas cepat matang karena gas etilen tetap berada disekitar. Dan buah mangga adalah salah satunya," jelas Sarah kepadaku. Memang umurku dan Sarah hanya berjarak 1 tahun, tapi ilmu pengetahuan cukup luas. Dia sekarang kelas 5 SD.

Walaupun kami dari keluarga berbeda namun Bu Halimah sudah menggangapku seperti anaknya sendiri.

Sungai adalah salah satu tempat favorit kami. Banyak yang kami lakukan disini. Tingkah laku Sarah yang lugu. Membuatku senang berteman dengannya.

"Kak Abu," panggil Sarah. Membuatku tidak dapat menolak untuk menoleh dan menarik dua alisku keatas menandakan responku atas penggilannya.

"Sarah boleh tanya tidak? Jika besar nanti Kak Abu ingin jadi apa?" ucap Sarah mendonggakkan kepalanya melihat kumpulan awan yang menghiasi langit diatas sungai.

"Aku ingin membuat orang yang kucinta bahagia." Hanya kalimat itu yang terlintas dalam benakku.

"Oh.. Kalo sudah besar nanti, Sarah ingin menjadi seorang lulusan farmasi. Sarah suka dengan ilmu pengetahuan Alam. Dan Sarah suka membantu orang. Sarah ingin orang lain bahagia dan sembuh dari penyakitnya karena meminum obat racikan Sarah." Terlihat jelas semangat yang sangat kuat terbancar dari setiap ucapan yang keluar dari mulut Sarah.

"Aku yakin, kamu akan menjadi seorang yang sukses. Aamiin, "

"Aamiin, semoga ya kak." senyuman hangat mulai menghiasi pipi manis Sarah.

"Rencana Allah memang tidak pernah dapat diduga ya kak. Mungkin Allah lebih mencintai ayah, sehingga Allah memanggil dia lebih cepat. Tidak terasa, ayah sudah meninggalkan kami selama 5 tahun. Ayah adalah seorang TKI dan dia bekerja disebuah tempat makan yang tidak begitu besar sebagai seorang koki disana. Memang masakan ayah sangatlah lezat, dan aku sering memakan masakan ayah setiap waktu sebelum ia mencari rezeki di luar negeri. Nafsu makanku selalu bertambah saat makan dengan disuapi ayah......"

"Semenjak ayah bekerja disana, ia ayah selalu disibukkan dengan berbagai hal. Bahkan ayah hanya pulang 2 kali dalam setahun. Jadi kami jarang sekali menghabiskan waktu berdua. Terkadang terlintas dipikiranku, aku ingin meminta kepadanya agar menemaniku membaca Al-Quran. Aku ingin digendong diatas bahunya, dan berkeliling walaupun hanya disekitar rumah. Aku ingin berbagi cerita kapanpun tentang hariku yang indah bersama. Bahkan aku ingin mendapat kecupan saat hafalan suratku bertambah. Aku tau banyak teknologi canggih yang tersedia, tapi aku lebih suka kalau menatap wajah ayah langsung dengan kedua mata......"

"Namun semua harapan itu kini hanya menjadi sebuah khayalan, saat ibu mendapatkan kabar bahwa ayah mengalami kecelakaan saat berkerja. Bermula saat ayah sedang menggangakat barang yang sangat banyak dan cukup berat, tiba tiba ada sebuah botol jatuh dan menumpahkan isinya. Tidak sadar akan keberadaan genangan air bening itu, ayah melewatinya dengan tangan yang mulai bergetar karena beban yang tidak kuat lagi ia bawa. 'bbrruuukk'  suara yang sangat keras tercipta hingga mengundang berbagai macam orang datang mengampiri tentang apa yang terjadi. Kotak kotak itu jatuh menimpa ayah, sehingga badan ayah terjebit disela sela tumpukan. Banyak sekali orang yang mengerubungi dan membantu ayah. Setelah terbebas dari tumpukan yang banyak itu ayah berhasil dikeluarkan. Namun Allah berkata lain, memang jasad ayah bebas dan dapat diselamatkan tapi tidak dengan nyawa ayah. Allah memanggil ayah. Allah sayang sama ayah oleh karena itu, Allah memanggil ayah untuk kembali dan menghadap-Nya." Air mata satu persatu menetes disudut mata Sarah, membuat timbul warna merah dipipi dan hidung Sarah karena terisak. Dan terlihat jelas bahwa Sarah sedang memendam rasa luka atas kepergian sang ayah.

Setelah mendengar setiap kata yang terucap dari Sarah aku yakin dia sedang bercerita tentang isi hatinya yang paling dalam. Ternyata dibalik kepolosan, keluguan, kecerdasan, dan kebijaksanaan, Sarah merasa amat sedih atas kehilangan salah satu orang yang dia cinta. Tidak tahan dengan air mata Sarah yang kian lama kian deras. Aku pun angkat bicara.

"Allah pasti punya alasan atas setiap cobaan, umur tidak ada satu orang pun yang tau, tapi setiap orang tau bahwa kebaikanlah yang menuntun kita menuju Jannah. Allah tidak akan menguji melampaui batas kemampuan hamba-Nya. Dan Allah tau mana yang terbaik untuk setiap manusia." Setelah aku menyelesaikan setiap kata demi kata Sarah mulai mengerti dan semangat kembali.

"Allah tidak akan mengirim hujan tanpa sebab, dan Allah akan memunculkan pelangi setelah badai yang besar." senyuman Sarah kembali mengembang setelah tetesan air mata membasahi wajahnya.

🌻      🍂      🌻

Assalamualaikum
Akhi ya ukhti

Gimana gimana?
Ceritanya bikin baper tidak?
Bikin melow tidak?
Bikin makin cinta sama Abu dan Sarah?

Selesai baca jangan lupa tinggalkan
Jejak ya, dengan cara vote, komen, dan follow akun wattpad ini ya.
Dan aku makin seneng lagi kalau
Kalian share cerita ini

Sekian dari saya
Sampai bertemu lagi
Jazzakumullah ya khair

Surat cinta berbalut doaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang