6• The Meeting.

2.1K 178 17
                                    

Kalya membolak balikkan kertas diatas mejanya itu seraya sesekali mendecak dan menghela nafasnya kasar. Kertas kertas sialan itu sukses membuat moodnya hari ini hancur begitu saja. Kalya melempar kertas itu asal di atas meja itu lalu membanting punggungnya ke senderan kursinya dengan tangan yang sibuk memijat pelipis.

Kalya mendongak saat mendengar suara ketukan di pintunya. Pintu ruangannya sudah terbuka dan menampilkan sosok Aron yang sudah berdiri disana dengan senyuman manisnya.

 Pintu ruangannya sudah terbuka dan menampilkan sosok Aron yang sudah berdiri disana dengan senyuman manisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maaf lancang, bu." ujar Aron seraya tersenyum miring.

Kalya hanya tersenyum tipis seraya memutar bola matanya malas.

"Kalo saya boleh izin, saya mau ajak ibu Kalya Anastasya untuk makan siang sama saya. Gimana bu? Sekalian rapat loh." ujar Aron seraya berjalan menghampiri Kalya dan duduk di bagian meja samping wanita itu.

"Ayo lah, ya ya ya?" ujar Aron seraya meraih tangan wanita itu dan menggoyang goyangkannya seolah merengek.

"Aron, aku masih ada-"

"Kalya, kamu tuh udah over banget kerjanya, kasih tubuh kamu istirahat sedikit, rileks sedikit ya? Kamu tuh butuh hiburan tau gak?" ujar Aron seraya mengusap pipi Kalya dan turun memainkan jemarinya di dagu wanita itu membuat Kalya tersenyum tipis.

"Tapi-"

"Aku selesaiin. Aku janji." potong Aron cepat.

"Ini kan kerjaan aku." ujar Kalya malas.

"Kamu lupa? Perusahaan kita kan udah kerjasama?" ujar Aron seraya tersenyum miring penuh kemenangan.

Kalya menghembuskan nafasnya lalu mengangkat kedua tangannya seolah nyerah. Aron tertawa puas dan langsung mencium kepala wanita itu dengan senang.

"Yes!" ujar Aron seraya mengepalkan tangannya kuat dan berdiri dari posisinya lalu menatap Kalya dengan kedua tangan melipat di dada dan senyuman penuh kemenangan.

Disisi lain,

Anna memperhatikan Sena yang tampak berbeda hari ini. Lelaki itu lebih sering diam, melamun, sesekali nafasnya berhembus dengan kasar. Anna menyentuh tangan Sena dengan lembut membuat lelaki itu refleks menatapnya.

"Kenapa?" tanya Anna pelan.

"Kenapa apanya?" ujar Sena bingung.

"Kamu banyak diem hari ini." ujar Anna.

Sena terdiam sejenak lalu memaksakan senyumnya dan menggeleng seraya mengusap kembali tangan Anna dengan halus.

"Aku gapapa kok." ujar Sena lembut.

Anna hanya diam mendengar jawaban Sena. Ia tahu lelaki itu bohong, namun Anna tahu ia tidak ada hak besar untuk mendesak lelaki itu agar bicara. Sena terlihat berbeda, terlihat murung.

"Oh iya, aku harus jemput Kiara hari ini. Jadwal aku soalnya." ujar Sena seraya mengeluarkan beberapa lembar uang dan menaruhnya di atas meja restoran itu untuk membayar makanan mereka.

Breach Of Promise (SH x MN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang