15• Beg.

2.1K 171 34
                                    

Sena melirik ponselnya yang terus berbunyi di sampingnya itu. Kalya yang duduk di jok sebelahnya hanya bisa melirik ponselnya itu lalu menatap Sena dengan alis menaik sebelah. Seolah penuh pertanyaan.

"Coba di cek, siapa tau penting."ujar Kalya.

Sena mendecak sekali lalu meraih ponselnya,

17 missed calls from Anna.

8 messages from Anna.

"Bentar."ujar Sena pelan lalu menggeser layar ponselnya untuk menelfon Anna.

Kalya memandang lurus ke depan, namun mata sampingnya tetap melirik Sena yang sedang sibuk menelfon seseorang yang tidak ia ketahui itu.

"Halo?"

"Sen, kamu dimana?"

"Aku lagi nganter Kalya ke kantor. Kenapa?"

".........."

"Anna?"

"Oh, yaudah. Aku kira kamu gak dateng lagi."

"Dateng."

"Yaudah, aku tunggu."

Bip.

Sena menaruh asal ponselnya itu lalu meraih tangan Kalya tanpa menatap gadis itu, ia menyelipkan jemarinya di sela sela jemari istrinya itu lalu menaruh genggaman tangan keduanya itu di atas pangkuannya.

"Kalo lagi hamil gini, harus nurut sama suami."ujar Sena seraya fokus menyetir.

"Maksudnya?"tanya Kalya datar.

Sena mendengus tertawa lalu menatap Kalya sekilas dan kembali fokus ke jalanan.

"Jam 12 pulang."ujar Sena.

"Hah?! Kamu gila ya-"

"Pulang."ujar Sena tegas.

Kalya melepaskan tautan jemarinya dengan Sena seraya menatap suaminya itu dengan kesal, tatapan tajamnya mulai keluar membuat Sena bergidik ngeri.

"Jangan macem macem ya,Sena. Ngatur boleh, bego jangan! Kamu kira aku gak ada kerjaan penting?"ujar Kalya kesal.

"Hmmm... gak tau."jawab Sena santai.

"Gak bisa, aku harus kerja. Titik."ujar Kalya penuh penekanan.

"Oke. Gampang sih buat aku ancurin-"

"Oke,oke! Jam 12!"potong Kalya cepat.

Sena terkekeh melihat reaksi istrinya itu. Ia menoleh melihat Kalya sudah memasang wajah kesalnya, kedua tangannya ia lipat di dada. Sena mengusap pipi gadis itu sekilas dengan punggung jari telunjuknya lalu kembali fokus menyetir.

Cantiknya.

Pikir Sena.

-

Anna sedari tadi hanya mengaduk teh hangatnya seraya diam, menatap Sena yang sedari tadi bahkan tidak membuka pembicaraan. Beribu pertanyaan sudah melayang layang di pikiran Anna, mengapa Sena kini berubah bukan menjadi Sena yang dia kenal.

"Sena, kamu kenapa?"tanya Anna pelan.

Hening.

"Sen?"

"Kalya hamil."

Anna membeku mendengar ucapan Sena. Entah apa yang dia rasakan, pastinya dia merasakan hantaman yang benar kuat di dadanya, seolah ucapan Sena benar benar membuat dunianya runtuh.

"Hamil....-"

"Iya, anak aku."potong Sena seraya menatap Anna dengan lekat.

Dada Anna bergemuruh, ia merasakan matanya memanas seolah air matanya akan jatuh saat matanya beradu tatap dengan Sena. Sena meraih kedua tangan Anna membuat air mata gadis itu jatuh saat itu juga.

Breach Of Promise (SH x MN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang