25•The Hidden Jerk.

2.1K 140 17
                                    

Disisi lain,

Kalya berjalan menuju mobilnya, namun langkahnya terhenti saat ia melihat sosok yang familiar di ingatannya. Aron, berdiri di depan mobilnya di parkiran kantor Kalya, sedang membawa sebuah bunga dan menatap Kalya dengan senyuman manisnya.

".....Aron?"ujar Kalya pelan.

"Pagi."sapa Aron lembut seraya berjalan menghampiri Kalya dan menyerahkan bunga di genggamannya.

"Kamu... ngapain disini?"

"Nyapa kamu. Dan bayi kamu. Walaupun pake bunga, haha, mainstream banget ya?"

Kalya tersenyum tipis,"Makasih udah dateng."

Aron hanya tersenyum,"Sena gapapa kan aku nyapa kamu gini?"

Raut wajah Kalya berubah menjadi datar saat ia mendengar nama Sena. Aron dalam hati bersorak riang melihat betapa bencinya Kalya mendengar nama Sena dari raut wajah wanita itu. Aron langsung pura pura memasang waah prihatinnya.

"E-eh? Maaf Kal, aku gak maksud-"

"Udah skip aja."potong Kalya cepat.

"Ada sesuatu?"tanya Aron pelan.

Kalya hanya menggeleng.

"Mau makan siang bareng? Siapa tau aku bisa ngehibur."

"Gak."

Aron dan Kalya refleks menoleh mendengar suara berat seseorang yang familiar, Sena sudah berdiri di belakang mereka, berjalan menghampiri mereka dengan kedua tangan di saku celananya, wajah dingin dan tatapan tajamnya.

"Kalya mau pulang sama gue."ujar Sena sinis.

Aron mengangguk pelan,"Oh, ya gapapa kalo gitu."

"Apaan sih? Enggak, ayo Ron."ujar Kalya seraya menatap Sena malas sekilas lalu menarik tangan Aron namun Sena dengan cepat menahan tangannya.

"Kalya-"

"APA?!"bentak Kalya membuat Sena perlahan melepas genggamannya pada tangan Kalya dengan tatapan sendunya.

"Mending lo pergi dari hadapan gue."desis Kalya sinis.

"Ayo,Ron."ujar Kalya seraya menarik tangan Aron dengan cepat, Aron memasang ekspresi yang sukses membuat Sena mengepalkan tangannya.

"Turut bersedih."ujar Aron tanpa suara, namun Sena dapat melihat dari gerakan bibirnya.

Sena mengeraskan rahangnya melihat Kalya yang berjalan dengan menarik Aron, Sena memejamkan matanya, menghela nafasnya perlahan lalu pergi dari tempat itu dengan emosi yang perlahan ia coba hilangkan.

-

Sena memasuki rumah megah itu, melihat beberapa pelayan menatapnya seolah khawatir, lalu mereka mencoba menyapa Sena dengan membungkukkan tubuh mereka. Sena hanya menaikkan kedua alisnya lalu menghampiri ayahnya yang sedang duduk menatap air mancur rumahnya di taman belakang rumah ayahnya itu.

"Pa."sapa Sena pelan.

Ayahnya itu menoleh,"Sini,Sena."

Sena menahan air matanya mendengar suara ayahnya yang semakin lama semakin lemah, ia duduk di sebelah ayahnya yang duduk di kursi roda. Sena menatap air mancur itu lalu menundukkan kepalanya. Ia mengingat, air mancur itu tempat pertama kali Sena mencium Kalya.

Saat itu keduanya sedang berusaha terlihat romantis di hadapan keluarga besar Sena dengan pura pura berciuman di air mancur itu, namun ternyata Sena tidak bisa melupakan kejadian itu walaupun itu semua hanya pura pura.

"Kamu ada apa?"tanya ayah Sena dengan lemas.

"Sena gapapa,pa."jawab Sena berusaha memaksakan senyumnya dan mengusap tangan ayahnya itu.

Breach Of Promise (SH x MN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang