Entah kenapa hatiku mulai gusar, semenjak suamiku datang ke reuni SMP gelagatnya makin tak membuatku nyaman. Hampir setiap menit ia memandangi gawai sekedar mengecek notifikasi WA. Sebenarnya aku penasaran ingin sekali bertanya dan membredel isi WA suamiku tapi kami pernah bersepakat menjaga privasi masing-masing sekalipun sudah berumahtangga.
Pernah sekali saat anak bungsuku merengek minta nonton youtube pada suamiku, aku lihat muncul notifikasi WA dari seorang wanita dengan display picture merangkul suamiku. Aku tak berani membuka isi chatnya tapi yang tampak pada saat itu hanyalah emoticon kiss.
______________________________________"Yah diapers adek habis, besok bunda mau cari diskonan anterin yaaa.." Aku meminta dengan manja sambil memeluk suamiku mesra.
"Bun sesek, duh maaf.. Genk reuni 302 mau nobar minggu ini bun.." Jawab suamiku sembari melepaskan pelukan istrinya yang bertubuh gempal bak sapi gelonggongan.
"Ayah kok gitu sih, sekarang apa-apa genk ayah terus! Kapan ada waktu buat keluarga?" Aku menjawab dengan mulut sedikit maju, hidung kembang kempis dan mata yang dibuat sipit.
"Bun.. Tiap pulang kerja kita kan bisa ketemu. Teman ayah ada yang minggu depan sudah berangkat lagi ke luar pulau. Ayolah jangan kaya anak-anak gitu" jawab suamiku sembari menaikturunkan alis dan bergegas pergi.
"Oke, jadi mau perang? Hmmm..." Aku bersungut dalam hati sambil buru-buru menghampiri anak sulungku yang baru selesai buang air dan minta bantu pakai celana.
Semalaman ini aku diam, berharap suamiku meminta maaf dan merayuku yang sedang marah. Tetapi tampaknya ia sudah berubah, sama sekali tak peduli. Ayah dari kedua anakku itu hanya sibuk dengan gawai dan tertawa hingga larut malam. Akupun tertidur dengan hati tak tenang.
Keesokan harinya, mentari pagi mulai tampak. Aku sengaja tak menyiapkan sarapan sebagai bentuk protes akan permintaan yang diabaikan.
"Bun kok gak ada sarapan??" Suamiku berteriak panik.
"Beli sendiri" aku menjawab singkat sambil melirik dengan sinis ke wajah suamiku.
"Kamu masih marah?" Tanya suamiku sambil mencolek daguku dengan jari telunjuk.
"Menurut kamu?" Aku melotot dan melengos pergi.
"Gitu aja kok marah sih bun? Inget udah kepala tiga, kamu harus dewasa" jawab suamiku sambil gemas mencubit kedua pipi tembemku.
"Gak lucu" mataku melotot.
"Udah kamu pesen online aja di temenmu yang jual susu itu, dia kan jualan diapers juga. Nanti kirimin aja no rekeningnya biar aku transfer" jawabnya sambil senyum menggoda.
Aku hampir saja luluh, tapi wanita harus kuat. Tidak boleh segampang itu menyerah.
"Aku berangkat yah sayang.. Dadah Sheila.. Dadah Mario.." Suamiku berpamitan sembari mencium keningku dan kedua anak kami.
Suamiku memang seperti itu, dia jarang memperpanjang masalah. Sedang aku termasuk istri yang suka ngambek. Bagiku, pantang damai sebelum rayu dan maaf berkumandang.
Sesudah anak-anakku tidur siang aku membuka Facebook, jemariku dengan cepat meluncur ke grup curhat emak-emak yang paling populer. Disana banyak curhatan tentang suami yang tergoda berbagai jenis spesies pelakor. Akupun memberanikan diri untuk ikut curhat.
[Bun, mau tanya ada gak sih yang suaminya mendadak berubah setelah ikut reuni? Suamiku akhir-akhir ini sibuk sama WA. Terakhir pas anakku buka youtube di hp ayahnya, masa muncul chat cewek yang foto WA nya rangkulan bedua sama suami. Udah gitu chatnya emoticon kiss bun. Eneg akutuuuu.. Aku gak berani buka isi chatnya tapi kepikiran terus]
Tak lama berbagai tanggapan pun muncul.
[Yakin deh, maaf ya bun itu pe-la-kor]
[Kalo aku sih udah tak buka isi chatnya sekalian hpnya dibanting sampe rusak!]
[Persis kaya mantan suamiku mbak.. Dulu kepincut temen SMP nya yang janda, lalu gak lama kita cerai]
[Tapi sikap suami berubah gak mak?]
[Sabar um jangan emosi, positif thinking dulu berserah pada yang maha kuasa, kuatkan ikhtiar dalam doa. Allah Maha membolak-balikan hati hambanya]
Membaca berbagai tanggapan netizen hatiku semakin gusar. Aku tak rela melepas mas Rico, dia suami yang terbaik yang paling aku banggakan apalagi Sheila dan Mario masih kecil masih butuh kami berdua. Aku pun mengetik komentar..
[Gimana dong bun? Aku jadi deg-degan.. Suamiku gak berubah sih masih sayang dan perhatian cuma agak cuek dan sibuk maen hp aja]
"Oke Sandra rumah tanggamu baik-baik aja kok. Cheers! come on sejak kapan lo jadi maemak galau" aku berbicara pada diriku sendiri.
[Suami kena racun pelakor emang gitu awalnya manis ujung-ujungnya hmmm.. Rumah tangga hancuuuuurrrr shay! Bye!]
"Ya tuhan perasaan apa ini, rasanya seperti naik angkot yang habis ngetem lalu kejebak macet. Sumpah panassssssss dan eneeeeeeegggg..." Tak sadar aku malah berteriak sendiri.
Kuraih gawai, kupersiapkan diri membaca komentar netizen semoga kali ini bisa membuatku tenang.
[Siapin diri bun kadang kenyataan itu perih, amankan asset jangan sampai 'pindah tangan']
[Bunda yang stroooong, samaan dong kita]
[Cuek? Jadi suudzon aku]
[Mak! kalo serius aku ada grup yang sukses membasmi wabah yang namanya pelakor mulai dari menciduk, mengamankan asset, bahkan memperbaiki hubungan pun bisa. Nanti kasusnya dianalisa dulu terus ditawarin beberapa opsi solusi tapi ya grupnya berbayar dan programnya bisa nambah biaya terus. Kebetulan aku pernah pake jasanya. Kalo mau japri mak soalnya gak boleh promo di grup]
"Oke, got it! Sandra gak boleh kalah! Hey pelakor siap berperang sama Sandra liat gue bakal berjuang" tak sadar aku mengangguk sambil bicara pada diriku sendiri.
"FIGHTING!!!" Aku berteriak dengan ekspresi serupa pemeran utama di drama korea tak sadar kedua anakku yang tertidur pulas jadi kaget dan menangis keras.
"Ya.. Ya.. Bentar sayang ini demi keutuhan keluarga kita naaaakk" aku mencoba menjelaskan pada kedua balita yang bahkan tak tahu apa maksud perkataanku itu.
Aku memberanikan diri mengirim pesan ke salah satu akun yang posting tentang grup pembasmi pelakor.
[Say aku mau info tentang grup anti pelakor itu dong]
[Mak coba gabung JUS APEL kirim pesan dulu ke adminnya. Nanti diarahkan sama adminnya, gudlak ya mak]
Aku searching nama grup itu, menekan tombol bergabung dan mengirim pesan. Tak lama ada balasan.
[Untuk bergabung dengan grup JUS APEL (Jurus Anti Pelakor) silahkan anda transfer ke rekening berikut, dengan nominal 500.000 rupiah. Jika sudah terdaftar anda bebas berkonsultasi dan memilih solusi]
Tanpa pikir panjang aku langsung transfer via m-banking, aku tak mau membuang banyak waktu untuk berperang dengan pelakor. Tak lama dari itu muncul notifikasi.
[Anda tergabung dalam grup JUS APEL]
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurus Anti Pelakor (Jus Apel) - End
RomanceSeorang istri merasa kehidupan rumah tangganya terancam orang ketiga. Saat perasaannya sedang kalut ada sebuah grup facebook berbayar yang membantu membasmi pelakor. Penuh harapan besar ia bergabung dan mengikuti program dari grup tersebut. Akankah...