Setelah bertemu dengan ahli gizi dan personal trainer-ku kemarin aku sedikit lega. Jadwalnya besok aku akan mulai program penurunan berat bada. Selain itu JUS APEL juga memberiku program untuk SPA dan perawatan wajah.
Nanti setelah tiga bulan ada program khusus yang masih rahasia katanya. Aku mengumpulkan sedikit demi sedikit semangat agar programku bisa berhasil dengan baik. Terlepas bagaimana hasil akhirnya, aku hanya ingin terlahir kembali sebagai aku yang bahagia.
Setelah kemarin rutin membuka aplikasi SPY. Sekarang aku malah sudah tidak terlalu tertarik untuk mempreteli isi chat suamiku dan Natasha. Sekalipun aku tak meninggalkanna begitu saja, sesekali aku membukanya hanya untuk melihat-lihat saja tanpa mengamati isinya dengan detail.
Tapi kali ini ada yang berbeda, entah kenapa Abram teman dekat suamiku bertanya hal yang menurutku sangat tidak biasa. Rasa ingin tahuku mendadak bangkit lagi. Akupun mencoba mencari tahu isi chat mereka.
[Bro, lo gimana? Udah bisa ambil keputusan?]
[Gak tau bro bingung gue.]
[Lo gak bisa kaya gini terus, semakin lama ada semakin banyak yang tersakiti. Jangan egois bro!]
[Lo tahu kan anak gue udah dua. Nyokap gue punya jantung dan bini gue kesayangan nyokap banget. Tapi di sisi lain, entah kenapa semakin lama gue semakin gak nyaman sama bini gue dan malah semakin ketergantungan sama Natasha.]
[Parah lo!]
[Gue gak jahat ya! Gue gak selingkuh, gue sama Natasha sepakat kok kalo kita cuma temen. Meskipun sejauh ini dia wanita ternyaman buat gue, tapi ya kita cuma sebatas berteman aja.]
[Temen tapi mesra tepatnya. Sama aja bro itu nyakitin buat bini lo.]
[Temen tapi mesra gak apa-apa dong? Daripada gue ninggalin Sandra gitu aja.]
[Gila lo! Semua pengen lo embat dengan dalih ini itu. Come on, wake up intinya lo itu EGOIS.]
[Kalo gue egois gue udah kabur sama Natasha, ninggalin keluarga gue gitu aja dan bodo amat ama keadaan nyokap. Gue cuma lagi terjebak di situasi yang gak enak.
[I have no option. Gue cuma bisa bertahan tapi ya gimana dong rasanya udah gak nyaman.]
[Gue ingetin ya sekali lagi, lo harus milih. Lo gak boleh kaya gini! Natasha juga punya hati, lama-lama dia pasti berharap lebih dan di sisi yang sama bini lo juga punya perasaan, mana tahan dia kalo sampe tahu lakinya mesra sama orang yang katanya 'temen'.]
[Bingung gue! Udahlah stop bahas ini dulu.]
Membaca semua isi chat mereka aku hanya bisa menangis, tak ada lagi kata yang mampu menggambarkan semua sakit yang harus kutahan. Bagiku sekarang hanya air mata mungkin yang mampu melukiskan, semua perih yang sudah Rico torehkan.
Kuraih gawai kucurahkan segala kesakitan ini pada Bunga, agen JUS APEL yang menangani kasusku. Bunga coba menenangkan dan meyakinkanku bahwa semua ini masih bisa diperbaiki. Dia memberiku saran agar aku menghubungi Abram untuk minta bicara empat mata, aku pun menuruti arahannya dan Abram menyanggupi untuk bertemu denganku besok.
Keesokan harinya aku menitipkan kedua anakku di rumah Mamah dan bergegas ke tempat janjianku dengan Abram.
Aku menghampiri seorang pria yang usianya mungkin seumuran dengan suamiku. Tampilannya tampak lebih santai dengan kaos bergambar superhero. Pria yang berprofesi sebagai pengusaha clothing line itu melambaikan tangannya padaku.
"Siang." Aku menyapa dengan canggung.
"Siang, masih inget kan? Gue Abram temen SMP Rico," jawabnya memperkenalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurus Anti Pelakor (Jus Apel) - End
RomanceSeorang istri merasa kehidupan rumah tangganya terancam orang ketiga. Saat perasaannya sedang kalut ada sebuah grup facebook berbayar yang membantu membasmi pelakor. Penuh harapan besar ia bergabung dan mengikuti program dari grup tersebut. Akankah...