~~~16 Agustus 2010
Baru saja Jeon Jungkook memasuki sekolah SMA bergengsi di Seoul. Jungkook lahir tahun 1996. (Tahun di ganti tidak sesuai asli) Dia termasuk murid yang pintar sebelum umurnya. Maksudku, dia terlalu muda untuk masuk ke bangku SMA yang rata-rata muridnya berumur 15 tahun. Tapi itu tidak masalah bagi Jungkook. Selama ia bisa mengikuti pelajaran dengan baik, ia merasa cukup.
Jungkook merupakan anak yang berprestasi, memiliki banyak piala kejuaraan dirumahnya, sering mengikuti lomba olahraga. Selalu juara dalam lomba menyanyi. Handal dalam memasak dan ya.. Sedikit pandai dalam hal bersih-bersih rumah.
Dia baru menginjak kota Seoul 5 hari yang lalu. Cukup sulit baginya untuk beradaptasi di kota yang penuh dengan ribuan manusia dari berbagai penjuru daerah di Korea. Apalagi dia sendirian, dan masih berumur 14 tahun. Apa boleh buat?
Rumah Keluarga Jungkook baru saja mengalami perampokan 2 bulan yang lalu. Kedua adiknya, dan ibunya tewas dibunuh oleh perampok, sedangkan ayahnya dalam keadaan kritis dirawat di rumah sakit di Amerika bersama kakak kandung laki-lakinya. Tentu saja Jungkook shock berat dengan hal buruk yang menimpanya. Bahkan 1 bulan setelahnya, Jungkook mengurung diri di kamar, tidak mau makan&minum. Keluar kamar hanya untuk ke kamar mandi. Selalu menangis tengah malam.
Pamannya sangat tidak tega melihatnya seperti ini. Akhirnya memutuskan untuk memindahkan Jungkook ke Kota saja. Dengan alasan untuk menghilangkan trauma beratnya.
Berat hati Jungkook menerima tawaran Pamannya, dan memilih untuk tinggal sendiri di apartemennya. Dengan kepercayaan jika semua akan berjalan seperti sedia kala, tentu saja tanpa keluarga yang biasa memanjakannya.
-
Jungkook pov'
"Perkenalkan Namaku Jeon Jungkook, aku berasal dari Busan, umurku 14 tahun. Salam kenal"
Perkenalan singkat dariku sungguh membuatku gugup setengah mati. Aku tidak tahu kenapa. Tapi aku rasa seseorang yang duduk di bangku paling belakang menatapku tajam. Aku tak memikirkannya dan memilih untuk melupakannya.
"Baiklah anak2 mari kita mulai pelajaran..."
~~~
Sudah 3 bulan Jungkook bersekolah di SMA ini. Dia berhasil mendapatkan teman yang berasal dari Busan juga, namanya Park Jimin. Dia sangat sexy, menurut Jungkook. Dia selalu menghibur Jungkook disaat Jungkook sedih, selalu membuat Jungkook bahagia. Ya bisa dibilang Jimin itu Moodbosternya Jungkook.Mereka sahabat seperti layaknya kakak beradik.
Kemana mana selalu bersama. Makan bersama. Main basket bersama. Menghabiskan waktu bersama. Bahkan kadang Jimin menginap di Apartemen Jungkook atau sebaliknya.Bagi Jimin, Jungkook sudah seperti adik kandungnya sendiri yang harus dijaga. Walaupun usianya terpaut 1 tahun. Tapi tetap saja Jimin selalu memanjakan Jungkook. Jungkook pun tidak mempermasalahkan hal itu.
"Hyung, itu yang duduk di pojok belakang siapa?" Jungkook membulatkan matanya ketika bertanya kepada Jimin, membuat Jimin gemas.
"Ah itu, dia model dari agensi Bighit Ent. Ituloh agensi besar di pusat kota." Jimin menjawab dengan senyuman.
Jungkook mengangguk2 mengerti.
"Dia tampan ya, Hyung."Jimin terkekeh, "kenapa? Kau menyukainya?"
Jungkook reflek menggelengkan kepala.
"Ah tidak Hyung, dia hanya Tampan, aku iri kepadanya.""Tidak apa-apa jika kau menyukainyaa kukii."
Jimin mengacak rambut Jungkook.Jungkook manyun lalu menghindar dan berkata,
"Apa maksudmu kuki?? Jelek sekali nama itu""Haha, tidak Jungkook. Maksudku kukiii, kau itu manis seperti kukisss coklat."
"Kau menyebalkan." Jungkook beranjak menuju toilet.
"Eh eh mau kemana kukii?"
"Jangan mengikutiku Hyung, aku mau ke toilet."
Jimin tersenyum, "ah baiklah, jangan nyasar ya adik kecil."
Jungkook mendengus lalu melanjutkan perjalanannya.
~~~
"Tae Tae"
"Hmmm"
"Taeee..."
"Hmmm"
"Taehyung"
"Apasi.."
"Haha tidak, aku rasa temanku ada yang menyukaimu." Jimin tertawa mencolek dagu Taehyung.
Taehyung hanya berwajah datar.
"Teman kelincimu itu?""Teman kelinci?"
"Iya, giginya mirip kelinci."
"Benar juga katamu Tae. Ya dia sepertinya menyukaimu."
Taehyung melirik Jimin.
"Lalu apa urusannya denganku? Lagian dia Pria.""Ah dulu kan kau pernah suka pria Tae."
Taehyung melotot,
"Jangan keras-keras bantet!""Baiklah baiklah. Aku akan menyusul temanku dulu yaa, dadah Tae Tae." Jimin tertawa.
"Hmmm"
~~~
"Ahhh, kenapa aku selalu memikirkan Pria datar berwajah tampan itu"
Jungkook mengusap kasar wajahnya.
"Masa iya aku suka pria"
"Bisa jadi tuh Kuk"
Jungkook terkejut, lalu menoleh.
Jimin tersenyum manis menatap Jungkook dengan wajah tidak berdosa.
"Kenapa kau tidak mengetuk pintu dulu sih Hyung!!"
"Loh ini kan toilet umum kuki"
Benar juga kata Jimin. Jungkook merasa bodoh.
Jungkook mengacak-acak rambutnya frustasi."Kenapa kuki? Mau ku kenalkan dengan dia?"
Jimin tersenyum jahil.Jungkook melotot,
"Tidak, hyung!""Hahahaha oke, ayo ke kelas."
~~~
Sampainya di kelas, Jungkook tidak sengaja menatap mata Taehyung. Ternyata Taehyung balas menatapnya. Jungkook gugup setengah mati, baginya untuk mengalihkan pandangan dari Taehyung. Sedangkan Taehyung menatap Jungkook dalam diam, lalu dia tersenyum Smirk.
'Hah! Apa barusan? Dia senyum?'
Dengan cepat Jungkook duduk ditempat duduknya lalu fokus untuk memperhatikan guru.
Dari belakang Taehyung senyum dengan berbagai arti.Disisi lain, Jimin bahagia karena sepertinya Taehyung tertarik dengan temannya.
...
Vote komennya yuk
Next or Not?