1

57 12 0
                                    

"Sendiri aja mbak ." Fero duduk didekat cewek yang lagi menyendiri. "Pakai ngelamun pula." Lanjutnya.

"Eh, kak Fero." Kaget cewek tersebut.
"Kak Fero ngapain di sini kak?" Tanya nya.

"Ya mau nemenin lo lah Ra." Jawab Fero santai.

Arami Fahila, Fero biasa memanggilnya Ara.

Cewek yang lagi duduk didekat Fero itu pun merasa tidak nyaman. "Maaf kak, sebaiknya kak Fero gak usah nemenin Ara. Ara sendiri aja." Sambil menautkan tanganya, terlihat gugup. Takut akan mengundang banyak tatapan orang-orang yang ada di lingkungan sekolah. "Nanti kalau di lihat sama Pak Fauzun bisa di hukum kak." Alibinya, membawa-bawa nama guru yang paling killer di SMA Garisma. "Bukan muhrim." Lanjut Arami.

"Gak apa-apa lah, ngehindar terus perasaan. Pakai bawa-bawa nama Pak Fauzun pula." Seola bisa membaca fikiranya Arami. "Santai aja Ra, gak usah cemas gitu, gak usah difikirin omongan orang-orang."

Bener ya si Fero ini bisa baca fikiran? Heran batin Arami

"Nghh.. maaf kak, Ara mau masuk kelas dulu, dah." Tanpa menunggu balasan dari Fero, Ara langsung menuju kelasnya 10 Ipa 5.

Fero Zulkar hanya memperhatikan, mengelengkan kepala sebentar, lalu pergi menuju kelasnya 11 Ipa 2. Gedung yang  Cukup jauh dari kelas Ara.

**

"Eh, dari mana aja lo Ra?" Sahutan dari teman sebangkunya. "Muka lo pucat lagi." Tambahnya.

"Tadi itu ada kak Fero, Del." Cerita Ara. "Pas di depan pondok itu, dia ngehampirin gue lagi." Ucap Ara sambil mengatur napasnya yang sedikit ngos-ngosan.

"Ngapain sih tuh kakak kelas, ngehampirin lo mulu." Heran Adel, terlihat dari dahinya yang sedikit berkerut. Sedangkan Ara hanya membalasnya dengan mengangkat sedikit bahunya. "Oh ya, nasi lo barusan gua makan." Cengir Adel sambil menampakan dua jarinya, jari telunjuk dan jari tengah pisss.

"Gak apa-apa, asal jangan lo habisin aja." Sambil membuka kotak bekalnya, sedangkan Adel sudah ngebirit lari keluar kelas "WOIIIII INI NASI GUE KOK HABISSSS!!" Teriak Ara sambil mengejar Adel yang berjarak 7 meter didepanya.

"Ampunn Ra ampunnn, tadi Margaretha yang habisin, suerrrrr  ngak nipu gue. Ampunnn." Panik Adel masih tetap dengan berlari.

"Oh yaudah sih gak apa-apa." Santai Ara. "Terus gue makan apa dong." Germanya, lelah mengejar Adel, Arami pun kembali ke kelas dengan perasaan sedikit dongkol. "Tidak apa-apa sesekali berbagi." Gumamnya sambil mengepalkan kedua tanganya.
Tanpa Arami sadari ada satu orang yang sedang memperhatikanya dan mengambil fotonya secara diam-diam.




Hayy:)

CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang