5

15 8 0
                                    


Hari jum'at Ara terlihat santai-santai saja. Jam setengah 7 pagi dia masih saja belum siap, padahal jarak rumah ke sekolah sejauh 38+ Kilo Meter.

"Ara cepetan, Bayu udah nunggu." Teriak Maknya Ara. "Kebiasaan banget sih lambat." Dengus Maknya, melihat Ara yang masih menalikan sepatu hitamnya.

"Sabar makkkkk, Bayu kan jago bawa motornya. Nanti Ara sama Bayu bakalan ngebut, ngalahin Valentino Rossi." Ucapnya membanding-bandingkan Bayu dengan pembalap yang lumayan Ara ketahui tersebut, sekedar tau nama saja.

"Ngebut mulu pikiranmu nak nak. Nanti jatoh baru tau rasa." Nasihat, tersirat akan kekhawatiran.

"Jatuh ya paling luka kan Bay." Santai Ara, lalu meminta tanggapan Bayu. Sedangkan Bayu hanya mengeleng kecil sambil tersenyum.

"Pale lo, gampan amat ngomongin luka. Kalo lo luka terus badan lo ada yang lecet. Gue mampusin lo, karena gak bisa tes jadi TNI. HAHAHAHA." Ledek Bayu.

"Eh, gak jadi. Kan yang bawa motornya Bayu gak bakalan jatuh lah." Menunjukkan kedua jempolnya pada sang Mak. "Ara sama Bayu berangkat ya Mak." Menyalimi Maknya, dilanjutkan dengan Bayu yang juga ikut menyalimi.

"Hati-hati." Nasehat

"Assalamulaikum." Kompak Arami dan Bayu.
"Waalikum salam." Jawab Mak

**
**

Sekarang sudah menunjukkan jam 1:30 siang. 2 jam lagi bel pulang SMA Garisma akan berbunyi.

"Ahhhh lama amat baliknya." Gerutu Ara bosan, "gak asik jamkosnya!." Mengeluh. "Gue pengen lari." Gumamnya.

"Mau lari kemana lu Ra." Sahut retha dari bangku belakang. "Mau lari dari kenyataan?." Tanya nya. "Gak mungkin lah, kek lo pernah ngalamin galau-galau soal cinta aja." Sewotnya, sedikit meledek.

"Anying lo bangsat." Umpat Ara kesal. "Lo sama gue itu sama-sama gak berpengalaman soal cinta. Jadi lo cukup NGACA ya zeyek." Penekanan dikata Ngaca. "Sokkk lu huuuuu."

"Yaahh busettt, skak amat sih. Sakit nih hati gue." Retha pun mendramastiskan suasana.

"Lebay." Lalu Ara keluar kelas untuk pergi ke WC." Gue mau ke WC, mau ikut ayok, gak mau juga gak apa apa." Ajaknya.

"Ikut dongg." Seru retha, bangun dari kursi langsung mengejar Ara yang sudah pergi duluan. "Kamprett bebeb tunggu akohhhh."

"Alay najisssss." Mengedik, tangan Ara dan retha sudah bergandengan. "Tumben lo mau jalan, biasanya juga lo ngesot."

"Receh amat sih." Sarkar retha dengan muka datarnya.

**
**

Sudah pukul 6 sore, Ara masih duduk di pos SMA Garisma menunggu Bayu untuk menjemput. Masih sebentar Ara menunggu, sebab tadi Ara latihan futsal terlebih dahulu.

"Lo mau pulang sama gue gak." Ara tersentak, melihat bad boy SMAN 4 tiba-tiba menawarinya pulang.

Itu bukan pertanyaan kampank*
Batin Ara

"Eh kak Guntur, Ara nungguin Bayu jemput aja." Tolaknya mencoba untuk baik.

"Lo pulang sama gue aja lah." Dengan tampilan berantakanya, habis bermain futsal juga. "Lagian lo nunggu jemputan bakal lama juga." Turun dari motornya Guntur mendekati Ara.

"Jangan dekat-dekat Kak!!" Reflek Ara. "Gue gak mau pulang sama kak Guntur!! Orang-orang desa gue bilang apa nanti kalo gue diantarin sama kak Guntur yang tampilanya berantakan kayak gitu!! Ihhh gak mau, nanti gue bakal direcokin, dibilang anak nakal gara gara bergaul dengan Kak Guntur." Sarkasnya.

"Hahaha, lo mentingin banget sih omongan orang." Heran Guntur masih dengan sedikit tertawa, mengejek.

"Awas dekat-dekat, gue bisa bela diri." Mundur sedikit, karena Guntur makin mendekati Ara.

"Gue juga bisa." Ucap Guntur. Guntur memang bisa bela diri, malahan sudah sangat proo. Bayu sama Guntur itu 11 12 lah maslah bela diri, sama sama jago, sama sama sering diikutkan lomba.

"Gue santet mati juga lo ya kak!!" Sentak Ara menantang, cuma sekedar menakut nakuti.

"Gak takut tuh. Udahlah ayo pulang sama gue." Masih kekeh, Guntur mengajak Ara untuk pulang bersama.

"Ngak mau!! Percuma ganteng, tajir, kaya, pintar, banyak prestasi, tapi berantakan." Sentak Ara semakin kesal. "Gue ngak mau. Gue nungguin Bayu."

"Yakin lo."

"Yakinlah kak!!" Yakinya.

"Ada apa?" Tanya Bayu yang sudah memarkirkan motor maticnya di depan gerbang. Lalu mendekat ke arah Guntur dan Ara. "Lo apain Ara?" Tanya Bayu kepada Guntur, Bayu sudah tau kalau Guntur sudah mengejar-ngejar Ara sejak dulu.

"Gak gue apa-apain cuma ngobrol dikit." Jujurnya, sambil senyum sedikit ngacauin aja nih orang batinya. "Gue mau ngajak dia pulang bareng, tapi nolak mulu. Katanya nungguin lo. Tapi sepertinya lo udah bawa cewek tuh di motor lo." Ucap Guntur sambil melirik cewek yang sedang duduk di jok motor belakang Bayu.

"Inginku berkata kasar!" Grutu Ara, " Ara nungguin Bayu lama dikit. Tapi kok Bayu bawa cewek sih." Sunggutnya meminta penjelasan, mengecilkan kata dikit.

Bayu meringis "Ini tadi cewek ikut silat, terus cidera, yah gue mau antarin dia pulang. Sebaiknya lo pulang sama  Guntur aja ya Ra." Bayu mengucapkanya menyesal. "Gak apa apa kan Ra?"

"Yah apa apa lah Bayu goblok!!! Ara gak mau pulang sama kak Guntur." Sewotnya sambil menujuk wajah Guntur yang sekarang sudah senyum-senyum. "Apa lo senyum-senyum." Tunjuk Ara didepan muka Guntur, "gue gak mau pulang sama kak Guntur Bayu." Ucapnya mengadu.

"Gak apa-apa Ra, sekali ini aja." Mohon Bayu, karena tidak bisa bonceng tiga juga, nanti bisa kena tilang polisi.

"Yaampunnnnnnnnnnnn." Grutu Ara, "udahlah, mintak Deri aja yang jemput." Kesalnya, sambil mengambil telpon untuk menelpon Deri.

"Hallo Deri, jemput Ara. Deri masih dirumah teman? Dekat sini? Oke oke, Ara tungguin jangan lama-lama" lalu Ara mematikan sambungan telponnya. "Udahlah Bay, antar tuh cewek, Ara nungguin Deri."

"Ngak, gue bakal nungguin lo sampai Deri datang." Ucap Bayu, sambil meminta pengertian pada cewek yang dibawanya tadi, namanya Salsa untuk menunggu sebentar lagi. Sedangkan Salsa hanya iya iya saja.

"Yaelah Ara Ara, udah gue ajak pulang sama-sama juga. Masih aja nolak, dasar cewek bar-bar." Ucap Guntur, lalu pergi mengendarai motornya menuju pulang kerumahnya.

"Heheh Sorry ya kak Guntur." Teriak Ara sedikit nyaring, sambil menampakkan jarinya pisss . "Eh itu Deri, Ara pulang ya Bay. Dah." Ucapnya, lalu mendekat ke arah Deri, menaiki motornya lalu pergi meninggalkan Bayu dan Salsa yang juga siap-siap menuju rumah Salsa.

"Rumah lo di Timur Indah kan?" Tanya Bayu kepada Salsa yang hanya dijawab dengan anggukan dan sedikit senyum.

***

Ini  panjang banget menurut gue kan gue biasnya nulis cuma 300-400 kata doang, sedangkan yang ini? Udah lumayan banyak lah

CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang