Gila

1.4K 29 0
                                    

     Aku beranjak dari ruangan Pak Ari menuju gerbang sekolah

"Lo kok lu belum pulang Her?", Rizal . dia teman sekelasku yang menetap di asrama. Ya, sekolahku memiliki asrama yang berada dilingkungan sekolah juga.

"Barusan ketemu Pak Ari"

"Kenapa emang", tanyanya kepo.

" Nggak apa, cuma mbahas soal lomba. Lu mau kemana Zal?"

"Biasa, voli sama anak - anak asrama. Mau ikut?" dia mengajakku sambil menaikan alis.

"Boleh, skuy lah", tanpa pikir panjang aku mengiyakan. Mana mungkin aku menolak ajakan buat main voli.

Aku dan Rizal berjalan menuju lapangan voli.

" Zal aku ganti baju dulu", untungnya hari ini aku membawa baju olahraga, karena ada pelajarannya, jadinya aku bisa menggunakannya.

Berhubung kelasku menghadap lapangan voli, aku biasa ganti baju di kelas, karena malas untuk ke wc.
Urutannya gini, gerbang sekolah, lalu ada kelas xii RPL, lalu lapangan voli, kelas xii TSM, kantor, sebelahnya ada lab dan mushola, sebelahnya lagi ada asrama.Dan dibelakang kantor ada banyak kelas yang belum aku sebutkan. Oh iya, kantin ada di bagian paling belakang.

'Kembali ke cerita'

"Ganti celana gak ya?" , aku bersuara lirih pada diriku sendiri. Dipikir - pikir sayang kalau celana putih ini kotor. Aku melepas celanaku. Nah, saat aku mengambil celanaku, aku mengerutkan dahi karena aku menemukan celana dalam.
'Ngapain ada CD di tasku' tanyaku dalam hati. Aku berfikir sejenak.

"Oh iya, tadi kan...." , aku tidak melanjutkan kata - kataku, yang ada aku melanjutkannya dengan tertawa.

"Ha ha ha ha....", tawaku lumayan keras.

"Kamu gila?"

'Deg'
Dengan secepatnya aku kembalikan CD itu ke dalam tas, dan aku menengok ke belakang, betapa terkejutnya aku ada orang yang belum aku kenal, mengataiku gila.
Aku mendekatinya.

"Maaf mas, pak, eh om... Saya nggak gila. Dan asal om tau saya murid di sekolah ini"
Aku malah berani dan sedikit mengejeknya dengan panggilan om.

"Adek manggil saya om?", gerutunya menunjukan dia tidak suka hal itu.

"Iya om ganteng" , balasku dengan nada yang mengejek.
Dia menggeram dan mengepalkan tangannya. Tapi sesaat kemudian, dia menghela nafas. Dan dia berkata dengan santainya.

"Saya tau kamu sekolah disini. Karena kamu pakai seragamnya, tapi kamu gila"
Aku mendekatkan wajahku, mataku sedikit melotot dan memasang wajah tak percaya.

"Pertama kamu tertawa sendiri, bahkan kamu tak memegang hp, kedu-"

"Aku bisa menjelaskannya, ak-", aku memotong ucapannya, dan tak disangka ucapanku juga di potong olehnya.

" dan ... Kamu setengah telanjang"

'Deg'

"What the F*ck"

*****


Maaf typo bertebaran,

See you next chapter

Maaf, dikit2 ya per chapter

'Berawal dari hal gila'

Cinta Pertama Dan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang