Bag 10

571 15 1
                                    

Sekarang aku sedang otw ke sekolah lagi dan untuk sekarang aku bawa motor sendiri karena memang ibuku gak bisa nganter, hari ini hari jum'at yang dimana sekolah pulang lebih awal dan karena alasan latihan, aku mesti ke sekolah lagi.

Seperti biasa aku masuk lab di sana sudah ada si ilham dan Indah

"Hai, pak gurunya belum pada dateng?"tanyaku

"Pak Ari sudah, tapi gak tau lagi kemana sekarang" Jawab Indah
"Katanya si pak Dani berhalangan gak bisa datang"lanjutnya

Yah tau gitu aku bolos aja tadi, gak ada penyemangatku buat latihan lagi.

" Siang semuanya" Pak Ari tiba-tiba muncul dari pintu memberi salam dan dibelakangnya di ikuti oleh pak Faisal
" Siang ini Pak Dani gak bisa masuk, jadi Pak Faisal yang akan bantu kamu sementara ya Heri"

"Gak mau pak"jawabku dengan jelas
" Saya sama pak Ari aja"

Dan saat ku lirik ke pak Faisal, dia menatapku dengan tajam, bikin ngeri.

"Gak bisa saya ini juga mau ada urusan, nanti kalian bertiga di handle sama pak Faisal"

Yah mau gimana lagi dah,

.
.
.

Jam 4 tepat dan Pak Faisal menyudahi latihan untuk hari ini. Dan saat aku sedang beranjak dari ruangan lab. Tiba-tiba pak Faisal memanggilku

"Her, ini tolong kamu simpan nomor ini di hp kamu, ini nomornya si Dani, dia minta kamu buat nelfon dia, gak tau buat apa"

Eeehhh, antara bingung, seneng, takut. Tapi aku jawab dengan kata iya dan terima kasih lalu pergi. Sebenernya aku agak takut dengan orang ini. Udah tinggi, badan gede, perut buncit, brewok kumis tebal, kaya bapak-bapak depan rumah yang suka galak.

.
.
Faisal POV

Hari ini aku harus melatih 3 bocah itu sendirian, tadi pagi Dani bilang ada urusan jadi dia gak bisa berangkat. Kalau saja bukan permintaan darinya gak mungkinlah aku berdiri disini.

Sebenarnya aku sedikit curiga bahwa Dani menaruh rasa pada bocah mesum itu. Apa alasannya tiba-tiba dia ingin menjadi mentor peserta lomba dari sebuah sekolah yang jelas-jelas bukan pekerjaannya.

Akhir-akhir ini dia juga terlihat sibuk bersama papa. Yang biasanya di malas berurusan dengan pekerjaan papa.

Kemarin dia juga maksa-maksa pijam motorku buat nganterin tu bocah pulang.

Tapi aku juga heran gimana ceritanya dia bisa kenal tuh bocah mesum

"Hoah" Aku menguap sambil melihat jam tanganku yang menunjukan jam 4 , dan karena aku super bosan akhirnya aku pulangkan saja mereka, padahal masih ada 1 jam lagi di jadwalnya. Tapi ah sudahlah dari mati bosan.

Tiba-tiba ada notif pesan di HPku dari Dani.

From Dani :
"Sal tolong banget kasihin nomor gw ke Heri, dan suruh dia buat nelfon gw. Gw lupa minta nomornya"

Mana mau aku. Apa lagi sama bocah itu, lagian buat apa dah, ada-ada saja si Dani

Dan saat aku sedang mau membalas pesannya dengan penolakan

From Dani :
"Makasih ya.. Ntar gw traktir dah.. Penting banget.. Please"

Ah sialan, gak bisa menolak aku kalau dia sudah memohon seperti ini.

To Dani :
Yaa


Dengan berat hati

"Her, ini tolong kamu simpan nomor ini di hp kamu, ini nomornya si Dani, dia minta kamu buat nelfon dia, gak tau buat apa"

Aku mengatakan sekali nafas dan sebisa mungkin dengan jelas biar gak ada pertanyaan

.

Sesampai di rumah, aku hanya melihat mama sedang menonton tv, aku langsung nanya ke mama

"Ma Dani ke mana? Kok belum pulang"

"Dia kan lagi ke Seoul. Lah dia belum cerita ke kamu?"

"Belum ma, emang ada apa?"

"Katanya si dia mau nerima tawaran papa buat nerusin bisnisnya"

"Lah kesambet apa tu orang? Biasanya juga teguh pendirian"

"Tapi kata papa Dani minta 1 syarat. Tapi mama juga gak tau syaratnya apa, papa gak bilang"

Emmm aku hanya termenung memikirkan ada apa dengan Dani, biasanya dia bersi keras buat nerima tawaran papa buat nerusin bisnisnya. Tapi kenapa tiba-tiba berubah seperti ini.

Hmmm mencurigakan.

" Mama kok jam segini udah pulang?"

"Iya, di rumah sakit tadi gak terlalu sibuk jadi mama gak perlu lembur"

"Tumben, ya udah ma, aku mau mandi dulu"

"Bukannya seneng kalo mamanya dirumah lebih awal, Kamu gak makan dulu? Mama udah masak kesukaan kamu"

"Hehe iya Faisal seneng kok. Emangnya bibi gak masak?

"Mama suruh gak masak soalnya mama emang lagi pengen masak buat ngerayain perubahan sikap si Dani"

"Ya elah gitu doang dirayain"

"Terserah mama dong, kalau gak mau ya sudah biar mama makan sendiri"

"Haha maaf lah ma, aku kan cuma bercanda, Ya udah deh aku makan dulu, makasih ya ma"

Aku mengecup tangannya sambil berlalu ke dapur

.
.
.

Heri POV

" Heri bangun Her, udah jam setengah 7"

"Iya Buk" Sambil nguap aku males-malesan ke kamar mandi

Pas aku udah mau berangkat tiba-tiba aku di seret ke meja makan sama ibuku

"Her, kamu sarapan dulu, sama Ibuk mau ngobrol sebentar sama kamu"

"Eh tumben mau ngobrol pagi-pagi gini"

"Penting" Jawab ibuku

Aku duduk dan sedang memakan nasi goreng yang sudah di sajikan sama ibuku

"Her kamu jujur sama Ibuk, ada hubungan apa kamu sama Pak Dani?"

"Uhuk Uhuk" Aku langsung tersedak mendengan pertanyaan ibuku...

Maaf kalau banyak typo

"Stay healthy"

Cinta Pertama Dan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang