Dua Puluh Sembilan

84 13 0
                                    

Mobil yang ditumpangi Arjuna dan Karin tiba di lobi kantor Karin. Arjuna membantu menurunkan koper dan menyerahkan kunci mobilnya kepada salah seorang petugas parkir yang berjaga.

"Ini mobil Baek Bujangnim. Nanti tolong berikan kuncinya pada Baek Bujangnim!" kata Arjuna memberi perintah.

"Ne," – baik, jawab petugas itu.

Arjuna menemani Karin masuk ke kantornya. Mengantarkan Karin sampai lobi ruangannya di lantai tujuh.

"Kamu tak punya sekretaris?" tanya Arjuna.

"Aku cuma manajer di sini. Mana ada manajer punya sekretaris?" kata Karin tertawa.

"Di mana aku bisa menaruh koper ini?" taya Arjuna.

"Hm, biar saja di ruanganku. Juna-ssi mau masuk ruanganku?" kata Karin lagi.

Arjuna berpikir sejenak, "oke, aku antar ke ruanganmu," jawab Arjuna.

Arjuna membuntuti Karin masuk ke ruangannya. Seperti yang diduga, seluruh mata menuju pada mereka berdua. Karin tersenyum sendiri.

"Kenalkan, ini tunangan saya, Arjuna Wijaya, kalian bisa memanggilnya Juna. Juna-ssi adalah peneliti di Seouldae," kata Karin mengenalkan Arjuna.

"Annyeonghaseyo, Juna Seongsaengnim," sapa seorang karyawan. Dia memanggil Arjuna dengan "seongsaengnim" yang artinya "guru" atau orang berilmu. Arjuna tersenyum dan mengangguk membalas sapaan karyawan Karin.

"Seongsaengnim, saya ingin tanya. Apa Seongsaengnim punya adik laki-laki?" tanya Lee Taeri.

"Memangnya kenapa?" Tanya Arjuna balik.

"Saya ingin dikenalkan dengan dia. Karena kalau Seongsaengnim punya adik laki-laki, pasti adik Seongsaengnim akan mirip Seongsaengnim," jawab Lee Taeri tersipu. Arjuna tertawa kecil.

"Maafkan saya, saya hanya punya seorang adik perempuan. Tapi saya punya banyak teman sesama mahasiswa doktoral di Seouldae, mungkin Lee Taeri ingin berkenalan, saya bisa menyambungkan kalian," tawar Arjuna. Lee Taeri tersenyum bahagia. Teman-temannya juga seakan berharap dikenalkan juga. Arjuna berpamitan untuk mengikuti Karin ke ruangannya.

"Di mana tempat duduk Aera Nuna?" tanya Arjuna sambil memindai ruangan dengan pandangan matanya, mencari Manajer Kim Aera.

"Di sebelah sana. Sepertinya dia belum datang, atau ada di pantri," jawab Karin setelah memindai ruangan juga.

"Aku sudah lama tak bertemu Aera Nuna, nanti jika aku bertemu dengannya, aku minta izin menyapanya, ya?" pinta Arjuna, ia tahu hubungan Kim Aera dan Karin memang tak baik.

"Oke, tak masalah," jawab Karin memberi izin. Arjuna berterima kasih dengan mengusap kepala Karin dengan sayang.

Tak lama kemudian, sosok Kim Aera muncul di ruangan tersebut. Arjuna segera mendekatinya.

"Aera Nuna, annyeong!," – Kak Aera, halo! sapa Arjuna mengejutkan Kim Aera.

"Omo, nuguya? Juna?" – astaga, siapa ini? Juna? jawab Kim Aera terkejut.

"Iya, Arjuna," jawab Arjuna sambil memeluk Kim Aera.

"Kamu sudah besar sekali, sekarang, Juna. Ada apa kemari?" kata Kim Aera.

"Aku mengantar Karin. Kami akan pergi ke Indonesia nanti sore, jadi Karin ke kantor dengan kopernya. Aku membantunya membawa koper ke sini," jawab Arjuna.

"Karin? Baek Bujang?" – Manajer Baek? tanya Kim Aera.

"Iya, Baek Karin Bujang. Dia tunanganku, Nuna. Kami akan segera menikah," jawab Arjuna. Kim Aera terlihat terkejut mendengarnya namun berusaha mengendalikan mimik wajahnya.

"Aku tidak tahu kalau Baek Bujang adalah tunanganmu," kata Kim Aera.

"Aku juga tidak tahu kalau Nuna bekerja di sini bersama Karin," balas Arjuna tertawa.

"Minjae bekerja di sini, sebagai direktur," kata Kim Aera memberi informasi.

"Aku tahu, aku sering bertemu dia ketika menjemput Karin," kata Arjuna.

"Oh, tapi kita tak pernah bertemu, ya?" kata Kim Aera sedikit kecewa.

"Iya, Nuna. Mungkin waktunya kurang tepat. Oh iya, Mama dan Papa sedang di Seoul. Nuna bisa bertemu mereka bersama Minjae," kata Arjuna.

"Benarkah? Baiklah, aku akan menemui mereka. Tapi kenapa kamu ke Indonesia jika orang tuamu di sini?" tanya Kim Aera.

"Ada urusan yang harus aku selesaikan diIndonesia. Nanti aku suruh Minjae menghubungi Nuna dan mengajak Nunamakan malam bersama Mama dan Papa," balas Arjuna.


**Bersambung ke Tiga Puluh**


Panduan membaca bahasa Korea pada naskah:

huruf vokal di Korea seperti pengucapannya.

Ae dibaca E seperti pada 'ekor'

Eo dibaca O seperti pada 'ekor'

Eu dibaca E seperti pada 'elang'

O dibaca O seperi pada "o, p, q, r, s"

E dibaca E seperti pada "a, b, c, d, e"

H setelah huruf N seringtidak dibaca/lesap

Rahasia Baek KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang