Bagian 9

6.7K 1.2K 172
                                    



Hoseok memukul bahu Taehyung yang sudah bercerita tentang kekonyolannya, sedangkan Namjoon dan Seokjin hanya ikut tertawa sembari menggelengkan kepala.

"Tidak menemui pacarmu?" Seokjin mulai bertanya ketika tawa tak lagi terdengar. Hening melingkupi mereka yang sedang berdiri melingkar di lorong kampus.

"Belum keluar kelas, mungkin sebentar lagi." Taehyung hanya menjawab seadanya, ia menggaruk sisi kanan kepalanya yang tidak gatal. Berdiam diri di sini sebenarnya Taehyung hanya ingin bertemu lelaki bermarga Jeon yang sudah tiga hari belakangan tak ia jumpai.

Tak lama Hoseok menangkap tatapan Taehyung yang melekat pada satu titik di ujung sana. Tatapan yang sepertinya enggan untuk dialihkan. Namjoon ikut melihat kemana arah pandang itu, kemudian ia kembali melihat ke arah Taehyung yang seperti membeku di tempatnya.

Seorang pria manis tengah berjalan dengan tudung kepala dari hoodie yang dikenakannya itu menutupi sebagian wajahnya, pria itu menunduk atau terkadang melihat lurus ke depan. Samar-samar ia mendengar suara orang yang tengah berbicara namun tak dihiraukan.

Taehyung masih menatap, menunggu pria itu akan melirik sedikit saja ke arahnya. Tapi kaki itu terus bergerak ke depan sana, melewati Taehyung yang mulai merasa kembali kacau.

"Jungkook?" Namjoon berbisik ke arah Taehyung, seperti bertanya apakah yang sudah melewati mereka itu benar-benar Jungkook? Karena Namjoon mendengar helaan napas frustrasi dari Taehyung yang hanya mengedikkan bahunya.

Sebenarnya Hoseok berniat mengejek Taehyung yang beberapa hari lalu dengan lantang mengatakan bahwa Jungkook akan memperpanjang jasanya, dengan kata lain Jungkook akan tergila-gila pada pesonanya seperti yang sudah-sudah. Tapi bahkan untuk menyapa saja Jungkook tidak melakukannya.

Namun ia segera mengurungkan niatnya setelah melihat Taehyung yang menunduk sembari memainkan topinya. Kemudian tangannya meraba saku celana, mengeluarkan ponsel untuk sekadar membuka pesan yang Taehyung kirim pada Jungkook.

"Apa yang telah terjadi Taehyung-ah?" Hoseok menyampirkan tangan di sekitar bahu, memberi tau bahwa ia ada di sana untuk sahabatnya itu.

"Tidak ada, aku hanya sedang kelelahan butuh udara segar. Sampai nanti, sepertinya pacarku sudah selesai dengan kelasnya." Taehyung beranjak, sembari memakai kembali topi yang sebelumnya ia mainkan. Baru akan melangkah, Hoseok menarik lengannya.

"Hari ini pertandinganku, jadi datang bersama pacarmu kan?" Taehyung berpikir sebentar setelah mendengar pertanyaan itu terlontar dari Hoseok. Kalau boleh ia meminta, ia ingin Jungkook ada di lapangan nanti. Lalu Taehyung akan bernostalgia pada hari dimana ia memakai baju dengan nomor punggung Jungkook tersemat.

"Em, aku pasti datang." Taehyung menjawab lesu, lalu benar-benar meninggalkan ketiga teman baiknya.



__

Jungkook melihat Jimin yang sudah menunggunya di atas sofa atap kampus. Sofa yang telah robek pada beberapa sisi itu sudah digunakan Jungkook berkali-kali untuk tidur ketika ia bolos kelas.

Tidak ada senyum dari Jimin ketika Jungkook menempatkan kepalanya pada ujung sofa lalu mulai merebahkan diri. Kedua kakinya kini berada di atas paha pria bermarga Park yang tengah memandang tidak suka ke arahnya.

"Yah! Kau tidak melihatku di sini?" Jungkook membuka satu matanya untuk melihat ke arah Jimin kemudian kembali ia pejamkan.

"Oh? Kau terlalu kecil, ampuni mataku." Jimin yang gemas karena kesal pun segera berdiri dari duduknya, kemudian memukul keras kepala Jungkook yang langsung mengaduh namun setelahnya hanya terkekeh karena telah berhasil membuat pacar Min Yoongi itu geram.

Aku dan Kim Taehyung | tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang