Bagian 11

7.5K 1.1K 261
                                    



Jungkook jatuh tersungkur dari kursi yang didudukinya ketika tengah melepaskan ikatan kuat pada kedua tangannya. Ia tidak mengetahui tempat ini sebenarnya ada dimana, persetan Jungkook hanya butuh pergi dari sini.

Setiap malam ia mendengar mereka hanya akan menyiksa terus dirinya begini, setelah Jungkook tak berdaya mereka baru akan menghabisi nyawanya. Sesungguhnya Jungkook lebih memilih ditenggelamkan di laut lepas sampai napasnya menipis daripada menerima siksaan berupa pukulan seperti ini.

Tidak terdengar suara apapun dari luar ruangan, walau ia meyakini hari belum terlalu malam. Jungkook menunduk, kembali mencoba mencari jalan keluar ketika nanti ia sudah berhasil melepaskan ikatan pada tangannya

Matanya menangkap satu jendela, namun sulit dijangkaunya. Letaknya cukup tinggi, Jungkook ingin menyerah.

Tubuhnya bergerak ke kanan dan ke kiri, sesekali melihat ke arah belakang untuk melihat sejauh mana ia bisa terbebas dari kursi. Butuh beberapa kali tubuhnya terhempas ke sana kemari dengan tenaga yang tersisa, melompat dengan putus asa sampai peluh berjatuhan namun tak beraturan.

"Fighting, Kookie!"

Kepalanya mendongak, pandangannya berpendar ke seluruh ruangan. Terdengar semacam suara familiar yang entah datangnya dari mana, riang dan menghangatkan. Terus berputar di dalam otak, memberi dorongan paling menguatkan.

Hingga Jungkook sadar dirinya bisa beranjak dari kursi, ia tidak tau dua kata itu bisa meredam seluruh rasa ingin menyerah dalam dirinya. Dengan tangan yang masih terikat, ia menggesekan tali pada pinggiran kursi yang runcing.

Ia menahan suara Taehyung untuk tetap berada di sana, pada ruangan yang ia buat sendiri. Maka ketika terdengar samar, Jungkook kembali membuat suara itu menjadi kegaduhan untuk dirinya, menjadi fokus utama.

Tali besar itu sudah terbelah setengah, Jungkook merasa pening. Senyum Taehyung melipir masuk ke dalam pikiran, membuatnya menghentikan pergerakan. Matanya terpejam, ia pun meluruh bersama cairan bening yang turun menuruni pipi.

Bukankah sangat tidak tau diri setelah lepas dari sini, ia hanya ingin diberi peluk oleh Kim Taehyung?

Jungkook sungguh tidak berencana memikirkan pria itu, kalau tidak salah ia sudah menghapus segala kenangan. Lalu kenapa ia sangat merasa tak berdaya dan berpikir bahwa kepada pundak kokoh Taehyung lah Jungkook ingin bersembunyi dan mencari rasa aman.

Perasaannya semakin meliar, Jungkook segera mengakhiri keresahan. Bukankah ia sendiri yang tidak lagi menginginkan pertemuan?

Tangannya kembali mencoba, kali ini dengan jiwa yang berapi-api, sehingga tidak terlalu lama ia memutus tali. Kakinya perlahan menaiki kursi, mencoba menggapai ujung jendela yang ternyata tak tergapai.

Ia lalu melepas baju hangat yang digunakannya, menumpuk sepatu, kemudian mencari barang apa saja yang ada di dalam ruangan untuk bisa membantunya menggapai jendela.

Jungkook memasang tali pada kursi, kemudian sisanya ia lemparkan ke bawah sana. Berdiri pada ujung kaki, Jungkook merangkak perlahan. Tangan dijadikan tumpuan, lalu kakinya mencoba menggapai sepatu dan baju hangatnya.

Maniknya membola, ternyata jarak ke bawah sana cukup jauh. Namun lantas ia sudah terbiasa pada hal-hal menegangkan seperti ini. Lalu setelahnya hanya suara kursi yang menabrak tembok terdengar menggemparkan ketika Jungkook sedang kesakitan di bawah sana.








__


Jungkook mengikuti kemana kakinya melangkah, daerah yang tidak asing baginya. Ini masih di sekitar Seoul, ia meyakininya. Uang koin yang tersisa dalam saku, ia pegang erat.

Aku dan Kim Taehyung | tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang