Langkah kaki dipercepat ketika ia merasa ada yang membuntutinya sedari awal ia keluar dari dalam rumah. Walaupun ketika ia menengok ke arah belakang, Jungkook tak menemukan seorang pun di sana.Perasaannya tidak karuan, Jungkook merapatkan baju hangatnya agar seseorang itu tidak mengenali dirinya. Jungkook pikir, mungkin itu polisi yang tengah mengincarnya namun lantas kejahatan apa yang sudah dilakukannya?
Jungkook meneruskan langkah dengan terburu-buru, ia tidak mau terlihat bahwa dirinya sedang merasa ketakutan. Ia bersumpah serapah karena hari masih terlalu pagi ketika ia keluar dari rumah, belum banyak orang yang memakai jalan kecil ini. Maka hanya sepi dan bunyi dari hentak sepatu pada aspal yang melingkupi dan ini semakin membuatnya begitu gelisah.
"JK!" Langkahnya terhenti tanpa perintah darinya, ia tertegun setelah mendengar suara yang ia kenali juga nama panggilan untuknya beberapa tahun lalu.
"Masih ingat aku dan Italy, bukan?" Matanya terbuka semakin lebar, ia tidak percaya apa yang kini sedang berdiri tak jauh darinya di belakang sana. Sedang berseringai dengan pongahnya karena ia tau Jungkook pasti mengingatnya.
Tanpa pikir dua kali Jungkook segera berlari kencang, tak sekalipun menoleh ke belakang untuk memastikan apa seseorang itu ikut berlari dan mencoba menangkapnya. Pikirannya kalut, ia jelas ingat sekali siapa seseorang itu.
Orang yang telah membantunya mencari pekerjaan kala keadaan sedang begitu buruk waktu itu. Orang yang telah menjerumuskannya pada pekerjaan yang sangat ingin Jungkook lupakan hingga kini.
Setelah ditinggalkan ibunya, Jungkook bingung ketika setiap hari ia sadar bahwa perut harus diisi makanan. Ketika meronta, Jungkook tidak bisa bilang tidak. Butuh uang untuk membeli makanan, dan ia butuh pekerjaan untuk bisa menghasilkan uang.
Bertemu lah ia dengan seorang pria dengan rambut hitam legam dan senyum di bibirnya waktu itu, mengajak Jungkook yang sedang menunduk resah di pinggir jalan. Memberi Jungkook pengertian bahwa dengan ikut dengannya hidup tidak akan terasa begitu sulit.
Jungkook yang masih belum mengerti, bahkan masih harus berpikir berkali-kali atas apa yang tengah terjadi padanya itu pun segera setuju untuk dibawa kemana saja asal ia diberi pekerjaan layak yang bisa menghasilkan uang banyak. Tanpa tau, pekerjaan yang harus dilakukannya adalah pekerjaan ilegal.
Ia memejamkan matanya sebentar ketika sampai di depan toko kue tempat Yoongi bekerja. Rasanya ingin bersimpuh, karena kakinya tengah berteriak protes setelah dibawa berlari dengan jarak yang bisa dikatakan lumayan jauh.
Matanya berpendar pada orang-orang yang tengah melewatinya, ia mencari seseorang itu yang mungkin kini sedang mengamatinya. Sekarang mungkin Jungkook bisa kabur, tapi cepat atau lambat orang itu pasti bisa menangkapnya dengan berbagai cara.
Pemuda Jeon segera menghapus pikiran menyeramkan itu, lalu mencari keberadaan Yoongi yang ternyata sedang menata meja, pria itu tak menyadari kehadirannya karena memang belum waktunya toko untuk buka dan melayani para pembeli.
Ketika Yoongi membuka pintu masuk, Jungkook segera memeluk pria bermarga Min itu. Membuatnya terkejut, tiba-tiba mendapat pelukan yang sangat jarang Jungkook berikan bahkan pada orang terdekatnya.
"Masih pagi sekali bahkan toko kue ini belum buka, kau baik-baik saja?" Yoongi bertanya sembari memperhatikan Jungkook yang langsung mencari tempat duduk setelah melepas pelukannya.
"Hyung, kira-kira butuh berapa uang untuk ke pulau Jeju dengan naik kapal ferry?"
Yoongi mendudukkan dirinya di hadapan Jungkook yang tengah memainkan jari-jari tangannya seperti sedang gugup. Ia cukup khawatir, tiba-tiba datang memeluknya lalu bertanya perihal perjalanan menuju pulau Jeju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Kim Taehyung | tk
FanfictionJungkook melihat pamflet "dating with Kim Taehyung for a week only pay 10000 won" sial kemahalan. ⚠️ judul akan diganti atau tidak sama sekali ⚠️ceritanya sederhana tapi rumit tapi sederhana tapi rumit tapi sederhana - : cover by one and only @cuteb...