• Chapter 02 | SMA Favorit •

1.8K 117 14
                                    

Lyra mengerjapkan matanya beberapa kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lyra mengerjapkan matanya beberapa kali. Meskipun rasanya masih berat, dia tetap berusaha membukanya. Baru setelah itu dia menyibakkan selimut tebal yang membungkus tubuhnya selama semalaman.

Hal pertama yang gadis itu lihat adalah sepasang seragam yang sangat dikenalinya, tergantung di belakang pintu. Almamater biru tua, dalaman putih dengan rok lipit berwarna krem. Lyra mengucek kedua matanya yang masih terhalangi dengan belek. Dengan kaki yang melangkah perlahan mendekati pintu.

Saat penglihatannya susah benar-benar terbuka, gadis itu langsung memekik histeris. Membuat pintu kamarnya tiba-tiba saja terdorong dan membuat Lyra terjatuh karena terkena dorongan tersebut.

“Kamu kenapa teriak-teriak? Ada apa?” tanya pelaku yang mendorong pintu tadi. Andin Maheswari, sang Mama.

Lyra hanya meringis pelan dengan posisi yang masih terduduk atas lantai kamar. Kemudian dia langsung berdiri dan menghambur ke pelukan sang Mama.

“Kamu kenapa, sih?” tanya Andin bingung.

“Lyra senang banget! makasih, Mah.” Setelah mengatakan itu, Lyra langsung berlari ke kamar mandi dengan seragam yang sudah ada di tangannya.
Dengan pergerakan secepat kilat, Lyra memulai rutinitas paginya dengan semangat yang membara. Untuk pertama kalinya, seorang Lyra Ayudia Maheswari bisa sesemangat ini pergi ke sekolah

“Dasar,” cibir Andin yang gemas pada Lyra, putri kesayangannya. “Kalo udah siap, turun ke bawah buat sarapan.”

Mereka sarapan pagi dalam keadaan hening. Lyra fokus pada makanannya, sedangkan sang Mama sarapan sambil membaca artikel dan memeriksa berkas yang di kirim oleh sekretarisnya.

“Ma, Lily berangkat ya!”

“Eiits! Tunggu, biar Mama yang anter. Hari ini, kan, hari pertama kamu masuk sekolah baru”

“Oh ayolah Ma! Lily mau masuk SMA, bukan TK,” ucapnya tak terima.

“Mama enggak nanya pendapat kamu.” Andin langsung menarik tangan putrinya dan menyeretnya keluar.

“Ayo cepetan!”

oo0oo

Dalam perjalanan Lyra hanya memandang keluar jendela. Menikmati suasana Jakarta di pagi hari. Walaupun dua tahun telah meninggalkan tempat ini, Jakarta masih sama. Masih macet di pagi hari dan di sertai dengan bunyi klakson yang saling bersahutan

“Ly, kamu udah tau, kan, soal sekolah baru kamu?” tanya Mama yang masih sibuk berkutat dengan iPad-nya.

“Udah, dari dua tahun lalu malah,” jawabnya cepat. Dia tidak tahu jika ucapannya membuat pergerakan Andin terhenti

“Ly, ” panggil Andin dengan nada sendu pada akhirnya.

“Yes Mam?”

Dua Sisi [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang