7. Pikiran

866 179 17
                                    

Malam itu Shin hye tidak jadi menginap di rumah Yong hwa, karena Yong hwa bilang ini sudah cukup. Besok pagi dia akan menjelaskan pada ibunya mengenai Shin hye. Jadi, malam itu Yong hwa mengantar Shin hye pulang ke rumah.

Dan setelah malam itu saat pagi menjelang, ibu Yong hwa menjadi gusar mencari-cari keberadaan Shin hye. Dia membuka semua kamar, dengan pikiran panik dan kacau sembari memanggil nama Hana. Dia menolak kalau itu semua hanya mimpi bertemu dengan Hana.

“Hana… Hana sayang dimana kau?”

Yong hwa yang mendengar suara ibunya memanggil-manggil Hana, ia segera menghampiri sang ibu. Disana juga sudah ada ayahnya yang mencoba untuk menenangkannya. Dalam hati, Yong hwa merasa sangat kasihan dengan ibunya.

“Yong hwa, kau lihat noonamu? Kau tahu dia dimana? Semalam kami tidur bersama, tapi saat ibu bangun noonamu sudah tidak ada. Kemana dia?”

“Bu… “

“Sayang, kau tidak lihat Hana? Semalam dia pulang, itu bukan mimpi. Aku memeluk dan menciumnya.”Ibu Yong hwa menceritakan kejadian kemarin malam sembari melihat kedua tangan yang memeluk tubuh Hana.

“Dia bukan noona bu, namanya Park shin hye. Dia CEO H&S dan umurnya 25 tahun.”Akhrinya Yong hwa mengatakan yang sebenarnya tentang Shin hye pada ibunya.

Ibu Yong hwa terkejut sembari menatap Yong hwa dan suaminya secara bergantian. Lalu kakinya melangkah menghampiri foto Hana. Dia berdiri disana sembari menangis menatap wajah Hana, mengangkat tangannya dan berdoa dalam diam dengan sangat tulus.

Perlahan dia mengerti, tidak mungkin dia adalah Hana, tidak mungkin juga putrinya hidup  kembali kecuali dalam mimpinya. Setelah hatinya tenang barulah ibu Yong hwa bisa bicara dengan.

“Kenapa kau membawanya kesini, Yong hwa?”Tanya ibu Yong hwa masih menatap foto Hana.

“Aku pikir itu akan membuat ibu senang. Tapi… sepertinya aku salah, maafkan aku.”

“Tidak. Kau tidak salah, justru kau menyadarkan ibu kalau Hana memang sudah tiada. Selama ini ibu saja yang berlebihan. Selalu menginginkan bertemu dengan Hana walau hanya dalam mimpi. Waktu itu kau pernah bertanya, apa ibu belum bisa merelakan Hana? Yaa, Yong… kau benar. Ibu masih belum bisa merelakannya, masih belum bisa melupakannya sampai saat ini. Dan semalam saat seorang wanita yang wajahnya mirip dengannya datang, betapa senang hati ibu saat itu. Ibu pikir Hana turun dari langit untuk menemui ibu. Malam itu ibu benar-benar memeluk dan menciumnya begitu nyata. Dan sekarang ibu mengerti… saat kau bilang kalau itu bukan Hana. Seseorang yang wajahnya mirip dengannya, wanita itulah yang semalam memeluk ibu.”

Yong hwa dan ayahnya tidak kuasa menahan airmata. Setiap kata yang diucapkan oleh ibu Yong hwa begitu memilukan dan menyedihkan. Bahkan mereka hampir tidak mempunyai kata-kata untuk menenangkannya, mereka hanya diam sembari mendengarkan.

“Ibu tidak menyalahkanmu jika kau berpikir begitu. Ibu justru berterima kasih padamu. Berkatmu ibu bisa melihat Hana dalam diri seseorang dan ibu tidak akan melupakannya. Tapi…”Kali ini ibu Yong hwa berbalik menatap kedua pria itu.

“Bolehkah ibu menemuinya lagi?”

Yong hwa menganggukan kepala.”Yaa bu, tentu saja kapanpun kau ingin.”

Ibu Yong hwa pun tersenyum senang, dia berjalan mendekati Yong hwa. Menatap wajah putranya, menangkup dan membelai lembut wajah Yong hwa. Sembari menangis dia mengucapkan banyak terima kasih padanya.

“Terima kasih, Yong.”Ucap ibu Yong hwa sembari memeluk putranya. Begitu juga dengan ayah Yong hwa yang ikut memeluk anak dan istrinya itu.

 

Cold Princess & The Actor (Stop)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang