Suasana di ruang musik jadi dingin karena hujan turun disertai kilat-kilat kecil. Mayra yang saat ini sedang bersihin ruangan musik jadi kesal karena lantai yang masih basah habis dipel malah diinjak sama Vina.
Dia sudah negur Vina pelan-pelan, tapi Vina seakan-akan kayak orang gak dengar.
"Vina yang cantik. Tolong itu lantainya habis gue pel loh! Kenapa diinjek lagi?"
"Sorry, May. Pel ulang deh!"
Vina ngejawab tanpa rasa bersalah. Dan membuat Mayra mengelus dadanya sabar.
Dan akhirnya, dengan sabar Mayra masih terus ngelanjutin ngepelnya.
🍁🍁🍁
"Lo mau kemana?"
Tanya Clara ke Ave yang tiba-tiba berdiri dari duduknya dengan buru-buru.
"Toilet," jawab Ave singkat dan berlalu dari hadapan Clara.
Ketika keluar kelas, Ave berpas-pasan dengan Athan dan Reza yang baru mau memasuki kelasnya.
"Kemana lu? Buru-buru banget?"
Tanya Athan yang nggak dihiraukan Ave sama sekali sangking buru-burunya.
"Wehh, si freezer ditanyai diem bae," ucap Athan sambil natap kepergian Ave yang perlahan hilang di belokan arah menuju toilet.
***
Dan saat ini Ave sudah berada di dalam salah satu bilik toilet. Beberapa menit kemudian, ia keluar dari bilik tersebut dan langsung menuju wastafel untuk mencuci tangannya.Matanya masih fokus ke tangannya hingga akhirnya ia mendongakkan kepalanya dan melihat suatu hal aneh lewat pantulan cermin wastafel tersebut.
Ia benar-benar kaget dan masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya ini. Dinding toilet yang tertulis sebuah ancaman dengan darah. Ave berusaha relax dan bertingkah seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Lalu, Ave mengembangkan senyum kecilnya.
Setelah selesai mencuci tangannya, ia keluar dari toilet dan kembali ke kelasnya. Tapi saat di luar toilet, matanya sedikit melirik ke sisi kanan toilet yang terdapat belokan menuju laboratorium Ipa. Dan lagi! Ave kembali mengembangkan senyum kecilnya untuk kedua kalinya.
Dan akhirnya Ave kembali jalan ke kelasnya dengan tenang.
🍁🍁🍁
Katrina berjalan memasuki kelasnya dengan wajah sedikit gembira. Setelahnya dia kembali duduk di kursinya sambil memainkan hpnya.
Di sisi lain, mata Ave tertuju ke jari-jari tangan Katrina yang terdapat merah-merah. Semacam darah? atau obat merah?
"Jari tangan lo kenapa?" tanya Ave dingin yang langsung bikin Clara, Athan, dan Reza menoleh ke arah Katrina.
Katrina yang masih berkutik dengan hpnya, langsung aja melihat ke arah Ave.
"Ouh, ini tadi gue bawa mangkok mie ayam, terus ada yang nyenggol gue sampe gue jatuh dan mangkoknya pecah, mana kuahnya panas jadi ketumpahan deh jari sampe pergelangan tangan gue. Terus pas gue bersihin pecahan mangkoknya jari gue malah kebeset sama pecahannya makanya berdarah terus gue kasih obat merah," jelasnya panjang lebar.
"Emang kenapa, Ve?" tanya Katrina bingung.
Ave gelengin kepalanya pelan.
"Kayaknya seru kalau nyingkirin dia duluan," gumam seseorang sambil smirk.
"Arrggghhh! Gue bosen ngejomblo terus. Cari pacar yuk," ucap Athan yang langsung ditatap bingung oleh teman-temannya.
"Bukannya lo lagi pdkt sama anak yang inisialnya Katrina? Terus kapan ditembaknya?" sahut Clara ngasal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Friend --- (Late Know)
RandomMereka bisa terlihat baik saat di depan. Tapi, kita sendiri gak tau gimana mereka saat di belakang. Apakah mereka baik hanya untuk memanfaatkan kita? Baik untuk menghancurkan kita? Atau Baik yang benar-benar baik? Langsung cek aja ceritanya,, Dan h...