14...

100 11 29
                                    

Malam hari, hujan turun dengan sangat deras. Membuat suasana di rumah Ave jadi dingin. Saat ini mereka lagi di kamar Ave.

"Dingin dingin nyalakan AC. Gue matiin ya?" ucap Katrina.

Ave berdecak, "Ck! Lagian siapa sih yang nyalakan AC tadi?"

Katrina cuma cengar-cengir sambil garukin kepalanya. Sesaat kemudian, ia memainkan hpnya.

"Ouh, jadi ini alasannya," gumam Katrina yang masih kedengaran sama Ave.

"Kenapa?"

Katrina gelengin kepalanya, "Ada petunjuk sedikit."

"Gue mau ambil minum nih. Lo mau sekalian?" lanjutnya bertanya.

"Boleh deh. Sama roti sekalian, ada kok di kulkas."

"Okee, tunggu yaa. Jangan kemana-mana."

Katrina langsung beranjak dari kasur Ave dan pergi ke dapur untuk mengambil minum dan camilan.

Tidak lama kemudian, lampu di rumah Ave mati. Katrina yang lagi ambil roti di kulkas pun berdecak sebal.

"Mati lampunya nggak pas banget sih," ucapnya.

Saat ia menutup kulkasnya, ia dikagetkan dengan sosok hitam besar sedang berdiri di sudut dapur. Karena penasaran, ia memicingkan matanya dan hendak menghampirinya. Namun langkahnya terhenti karena suara Ave yang memasuki pendengarannya.

"KAT?"

Katrina langsung pergi dari dapur dan kembali ke kamar Ave. Tapi saat ia baru jalan berapa langkah, tiba-tiba ada yang memukulnya dengan balok kayu yang membuatnya langsung jatuh tersungkur.

Dorr...

Dorr...

Mendengar suara tembakan barusan, membuat Ave nggak berkutik sama sekali dari tempat tidurnya. Ia menyembunyikan tubuhnya di balik selimut.

🍁🍁🍁

Ravael baru pulang dari warung setelah membeli makanan. Hujan-hujan gini lebih enak makan yang hangat-hangat katanya.

Letak rumahnya kebetulan satu kompleks dengan Ave. Dan ia juga sengaja lewat di depan rumah Ave sambil memantau apakah rumah Ave aman atau tidak.

Tapi langkahnya terhenti karena ia melihat seseorang berjubah hitam berdiri tepat di depan rumah Ave.

"Tu orang ngapain hujan-hujan gini berdiri di depan rumah Ave?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Tanpa pikir panjang, ia menghampiri orang tersebut.

"Reza? Lo ngapain?"

Yang dipanggil langsung noleh ke belakang.

"Lohh! Ravael?"

Ravael diam sambil menatap Reza untuk menunggu jawaban dari pertanyaannya tadi.

"Tadinya gue kebetulan lewat sini. Terus lampu rumah Ave mati, dan gue juga denger suara tembakan gitu."

"Tapi kok baju lo banyak darahnya?"

"LO NUDUH GUE GITU?? HAAHH?!!" jawab Reza sambil maju dan menarik kerah baju Ravael.

Ravael menyeringai, "Gue nggak nuduh lo. Gue cuma nanya doang, dan kenapa lo marah? Kalo bukan lo yang melakukan itu, harusnya nggak usah marah dong," ucapnya.

"Lo bener-bener cari masalah ya sama gue," ucap Reza yang sudah mengepalkan tangannya dan mau meninju wajah Ravael.

"STOOPPP!!!!"

Fake Friend --- (Late Know)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang