10...

116 14 14
                                    

"Kalaupun sekolah kita lagi ada acara, cuma kemungkinan kecil doang kalau pelakunya nggak bertindak. Pas gue sembunyi di gudang waktu itu, gue liat Clara ngebuka jubah hitam yang dia pakai. Dia bertindak tapi dengan cara pelan-pelan. Karena dia juga disibukkan sama osis."

"Gue sih pinginnya gini, Ve. Lomba berlangsung sekitar 2 mingguan. Dan selama 2 mingguan tersebut kita bisa nyelesaikan masalah ini."

"Gue nggak yakin, Vin."

Alvin memijit pelipisnya.

"Bisa nggak kalau kita suruh mereka kumpul dulu?" tanya Alvin.

***
"Ada apa? Kok disuruh kumpul semua?" tanya Katrina yang sudah berkumpul di taman belakang sekolah dengan yang lainnya.

"Gue mau tanya. Waktu Liora kecelakaan kan ada yang nemuin kalung kuda laut. Terus sekarang kalungnya mana?" tanya Ave.

Katrina langsung ngeluarin kalung yang dimaksud dan dikasihkan ke Ave.

"Terus waktu Mawar kecelakaan, gue nemu ini," ucap Ave sambil ngeluarin barang milik Mawar yang dia pegang dari waktu Mawar kecelakaan.

Tadi sebelum temen-temen yang lain datang ke taman, Ave pergi ke lokernya untuk mengambil sesuatu.

"Buku gue?" tanya Mawar.

"Buku lo aman sama gue. Gue nggak ada buka-buka buku lo, atau bahkan ngebacanya," jawab Ave.

"Terus kenapa?" tanya Clara.

"Ave, maksud lo suruh kita datang kesini cuma buat diintrogasi doang?" tanya Mayra.

"Nggak cuma diintrogasi. Gue juga mau kalian tau pelaku yang sebenernya sebelum sesuatu terjadi lagi," jawab Ave.

"Jadi lo anggap kita semua pelakunya gitu?" tanya Clara mulai emosi.

"Gue nggak anggap kalian semua begitu, Ra. Kalian semua temen-temen gue, dan gue sayang sama kalian semua. Gue cuma mau kita semua selamat," jawab Ave.

"Gue minta pendapat kalian. Menurut kalian apa yang bikin pelaku ini melakukan rencana gilanya itu?" tanya Ave.

"Kata gue, Ve, pelakunya punya dendam sendiri sama korbannya. Seperti yang lo bilang waktu itu," ucap Mayra.

"Gue setuju," sahut Athan.

Mereka semua diam dan nampak berpikir. Beberapa detik kemudian, mereka memulai pembicaraan lagi.

"Terus, May. Untuk pesan yang nerror lo gimana? Apa dia masih nerror lo juga?" tanya Vina.

"Belakangan ini sih sudah nggak lagi. Tapi nggak tau kalau nantinya dia nerror lagi," jawab Mayra.

"Lo udah coba hubungin si penerror itu?" tanya Ave.

Mayra ngangguk, "Udah. Tapi selalu nggak bisa," jawabnya.

Seseorang menundukkan kepalanya menatap rumput yang ia injak sambil mengembangkan senyum bahagianya karena berhasil membuat pertemanan mereka menjadi renggang.

"Gue berharap supaya nggak ada lagi hal-hal aneh yang terjadi," ucap Ravael.

"Terlambat, Rav. Kalau sudah begini, mereka bakal tetap tuntasin apa yang sudah jadi rencana mereka. Mereka mau orang-orang yang jadi sasarannya hidup nggak tenang," sahut Reza.

"Apa sih yang bikin kita semua pecah kayak gini?" tanya Alvin.

"Semua mulai nggak yakin sama pertemanan kita semenjak mereka sadar pelaku itu ada di dekat kita," jawab Mayra.

"Dan waktu Mawar kecelakaan, gue nemu ini," lanjutnya sambil nunjukin sebuah cincin yang dia temukan waktu Mawar kecelakaan ke temen-temennya.

"I-itu punya Vina bukan sih?" tanya Clara.

Dan Clara langsung meraih tangan Vina yang terlihat kosong di jari-jarinya itu. Yang mereka tau, Vina itu punya cincin di jari tengah tangan kanannya.

"Itu emang punya gue," jawab Vina sambil ngerebut kasar cincinnya dari tangan Mayra.

"Tapi bukan berarti gue yang udah bikin Mawar kecelakaan," lanjutnya.

Semua kembali diam tanpa ada yang membuka suara satupun. Pikiran mereka mulai kemana-mana dan pada akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan aktivitasnya masing-masing. Ave juga sudah kembalikan barang milik Katrina dan Mawar yang tadi dia pegang.

***
Sekolah sudah sepi karena semua warga sekolah sudah pada pulang. Tapi berbeda dengan Vina dan Ravael yang masih berada di rooftop sekolah. Semenjak mereka misah lagi waktu di taman tadi, Vina dan Ravael memutuskan untuk pergi ke rooftop.

"Mereka pasti mulai curiga ke gue. Padahal gue nggak tau sama sekali tentang kecelakaan Mawar waktu itu," ucap Vina sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Gue percaya sama lo, Vin. Gue yakin lo nggak mungkin ngelakuin hal gila kayak gini," jawab Ravael.

"Thanks, Rav."

"Btw lo sadar nggak sih sama gerak-geriknya Clara? Dia keliatan kayak panik gitu," ucap Ravael.

"Gue tau kok."

Mereka diam sejenak.

"Gue masih gak percaya sama tu orang," ucap Vina.

Tiba-tiba aja ada seseorang yang masuk ke rooftop dengan jubah hitamnya dan berlari ke arah Vina dan Ravael. Kemudian, orang itu langsung mendorong Vina yang membuatnya langsung terjatuh ke lantai paling bawah. Ravael shock dan melihat si pelaku tersebut. Tapi hasilnya nihil, pelakunya sudah kabur. Tapi sebelum itu, Ravael melihat sesuatu di telapak tangan sang pelaku sebelum dia benar-benar hilang dari hadapannya.

Ravael langsung turun ke lantai paling bawah (lapangan), dimana terdapat tubuh Vina yang sudah nggak bernyawa dan ngeluarin banyak darah di bagian kepalanya.

🍁🍁🍁

Athan, dan Reza yang kebetulan berada tidak jauh dari lapangan, jadi terkejut ketika ada sesuatu yang jatuh dari atas. Saat mereka lihat, ternyata itu Vina yang sudah tergeletak tidak bernyawa. Dengan hitungan menit, Ravael sudah sampai di lapangan.

"Vina kenapa, Rav?" tanya Reza.

Ravael sudah nangis. Dia nggak bisa nahan air matanya ketika melihat sahabatnya yang sudah tidak bergerak sama sekali di hadapannya ini.

Ravael mengatur nafasnya untuk menjawab pertanyaan Reza.

"Tadi kita lagi di rooftop. Tiba-tiba dari arah belakang, ada orang pakai jubah hitam yang langsung dorong Vina sampai jatuh ke lapangan," jelasnya masih terisak.

Nggak lama, Ave dan Alvin datang dan langsung tersuguhi dengan keadaan Vina yang mengenaskan.

Ave yang nggak sanggup melihat itu, langsung membuang wajahnya ke arah lain.

"Apa ini kerjaan mereka?" tanya Alvin.

"Iya, Vin," jawab Ravael.

Sementara Ave menyipitkan matanya untuk memastikan seseorang yang dia lihat barusan. Orang itu berlari ke arah gudang dengan sangat tergesa-gesa. Ave nggak mau ambil pusing. Dia tetap milih bersama yang lain daripada ngejar orang itu.

Beberapa saat kemudian, Mayra dan  Katrina berjalan menghampiri teman-temannya.

Seketika mata Katrina membulat sempurna saat melihat keadaan Vina yang mengenaskan itu.

"Astagaa. Vina," ucapnya.















Bersambunggg....

Penasaran nggak

Siapa yang dorong Vina?

Siapa yang dilihat Ave waktu lari ke gudang?

Dann—

Vote dan coment dehhh 🤗🤗🤗




Fake Friend --- (Late Know)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang