Jisung hari ini piket, bersama dengan Minho seharusnya. Tetapi anak itu malah tidur sekarang.
Dasar kebo.
Kebo saja kalah dengan si Minho ini kalau kata orang-orang. Tidur mulu kerjaannya di kelas.
Jisung yang sudah kesal karena Minho tak kunjung punya inisiatif untuk melakukan kewajibannya, jadi Jisung dengan tega dan tak ketegaannya menimpuk kepala Minho memakai batangnya sapu yang sedang dia pegang itu.
"Bangun Minho!!! Bangun!" Jisung berteriak terus sampai Minho merasa terusik dan akhirnya bangun.
"Apa?"
"Kamu waktunya piket!!"
Minho masang muka cengo, "Ya kamu saja, aku tinggal bayar benda. Beres!"
Ingatkan Jisung untuk usul kepada Seungmin, si bendahara kelas untuk menaikkan denda pelanggaran di kelas supaya siswa yang punya pemikiran seperti Minho ini segera bertaubat.
"Begitu terus! Kapan mau berubah?" Tanya Jisung sembari menyerahkan sapu yang dia pegang. "Nih."
Mau tidak mau Minho pun menerima sapu pemberian Jisung. Dirinya mulai menyapu ruang kelas, tempat dia menimba ilmu.
"Itu tuh belum bersih tuh," Jisung menunjuki bawah bangku yang masih terdapat entitas debu.
"Iya iya ini lagi dibersihkan," Minho menjawab tapi dia tak mengarahkan sapunya ke tempat yang Jisung suruh.
"Itu loh Minho, itu!" Jisung tetap menunjuki spot itu. Pemuda mirip tupai itu berinisiatif memegang tangan Minho dari belakang sambil mengarahkan sapu ke tempat yang dia maksud.
"Iya bawel iya ini aku sapu ini loh sudah aku sapu," Minho bicara sambil senyum dan malah mengacak rambut Jisung.
Jisung apa kabar bung ? Hanya Jisung yang tahu.
"Hehe. Nah dilanjut sampai bersih ya Lee Minho," Jisung berbicara sembari mengambil tas di bangkunya kemudian menuju pintu kelas.
"Lah mau kemana kamu?" Teriak Minho tidak terima karena ditinggalkan piket sendirian.
"Lanjutkan sendiri yaaa!!! Aku kan sudah tadi !! Sekarang mau pulang bareng Jeongin!! Bye bye Minho !! yang bersih loh!!" Ini Jisung berbicara sambil jalan dan melambaikan tangan ke Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lingkaran | Stray Kids✓
FanfictionSeperti lingkaran, kisah ini tak berujung. Namun lingkaran punya satu sisi dan itu hanya untuk orang tersayang. Sudutnya pun tak terhingga hanya untuk orang yang dicinta. Hanya jangan sampai seperti lingkaran pula akhir kisah ini.