Aku pernah gila, hampir merasa gila.
Ternyata terkadang hal-hal terjadi di luar pemikiran waras kita.
Iya hubungan yang ku kira baik-baik saja, ternyata memiliki keresahan di dalamnya.Bersama hampir 10 tahun, setiap hari mengidamkan menikah, tapi harus mengetahui ada perempuan lain yang terlalu berlebihan berdekatan dengannya sampai mengaku sudah masuk hubungan "pacaran" siapa yang ga akan gila?
Aku memang bukan perempuan sempurna yang tidak pantas di dua, tapi pemikiran waras dan tidak warasku tidak bisa menerimanya sedikitpun, dengan segala pembenaran apapun.
Egois memang, aku sadar bahwa kejadian ini bukan tanpa alasan, ketika dia mencari orang lain yang bukan aku, mungkin saja aku telah melakukan sesuatu yang membuatnya melakukan hal itu, walaupun kesalahan yang aku lakukan adalah "meminta menikah" dengan segala cara kekanakanku, niat baik untuk masa depan hubungan ini, tapi diungkapka dengan cara yang mungkin masih salah, dan diterima dengan salah juga olehnya.
Iya dia merasa tertekan dengan satu permintaanku "menikah" tapi merupakan hal besar seumur hidup yang tak mudah.
Aku pernah melewati hari-hari yang menggigil, menyaksikan kebersamaan ia dengan perempuan lain, rasa takut kehilangan menggerogoti bersamaan dengan rasa percaya yang remuk.
Ini bukan pertama kali, tapi bukan berarti aku tidak merasa runtuh.
Aku menuliskan hal ini bukan untuk mengungkit kesalahan dia yang juga berawal dari kesalahan aku yang tidak bisa memberikan ketenangan untuknya.
Aku menuliskan hal ini agar ingat, agar selalu ingat, sebuah hubungan memang dilakukan oleh dua orang.
Dan setiap hal yang kita lakukan masing-masing wajib disertai kesadaran.8 Agustus 2019