indomie

8 6 0
                                    

Kala hujan seperti ini mengingatkan aku tentang kenangan kita, fadel.

Kamu selalu datang ke rumah dengan kantong plastik hitam yang kamu jinjing.
Awalnya aku mengira itu sebuah martabak manis spesial , namun tebakan ku meleset saat melihat isi dari kantong tersebut.

Dua buah telur dengan dua indomie rebus.

Aku tertawa ngakak saat melihat isinya. Ternyata selain suka game, kamu juga suka merakyat. Ehehe

"Masak cepet, tapi punya gue telurnya setengah matang aja," katamu waktu itu.

Malas menanggapi, aku langsung lari ke arah dapur untuk memasaknya.
Lumayan, bisa mengganjal perut yang sedari tadi meronta-ronta.

"Indomie rebus spesial dengan telur setengah matang untuk orang yang aku sayangi," kata ku sambil menaruh mangkuk ku dan mangkuk dia.

Dia cengengesan. Entahlah, selera humor dia memang rendah kalau kalian ingin bertanya dia tertawa karena apa.

Menatapi cara makan dia, aku mengulum senyum.
Dia memang selalu bisa membuat ku tersenyum tanpa alasan.

Setelah kita makan, dia mengajak ku untuk keluar dan duduk di teras.
Menikmati hujan yang sedang turun katanya.

"Kamu tahu, langit itu keren," katanya tiba-tiba.

Otomatis aku menyerngit. Maksudnya dia ngomong begitu apa, sih?

"Dia bisa menahan segala amarahnya hingga berhari-hari, tapi dia juga bisa dengan mudahnya marah kepada kita yang selalu merusak alam." dia melanjutkan.

Aku sedikit tidak setuju, "tidak semua manusia yang sifatnya merusak," kataku menyuarakan pikiran.

"Loh, tapi kan, sama saja." sepertinya dia ingin mengajak ku adu argumen, oke baiklah.

"Mereka hanya oknum fadel, jangan sama ratakan orang seperti itu ah, tidak baik." kataku pada akhirnya.

Dia hanya terkekeh.

'Aneh!' batinku.

Dia berdiri, membuat aku ikut berdiri juga dengan spontan, "sudah lah, aku pamit. Kau masuk gih ke dalam, nggak baik anak perempuan kelamaan di luar." katanya menyuruh.

Loh? Jadi?

"Kau ke sini cuma numpang masak mie doang?!" seru ku dengan alis yang menyerngit.

Otomatis dia mengangguk dan tersenyum.

'FADEL KAMPRET!'

De PoesíaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang