Kau tahu apa yang baru saja ku lihat fadel?
Aku seperti melihat kamu yang kedua, Fadel.
Sosok yang tadi aku temui tidak sengaja, benar-benar seperti sosokmu. Rambut yang tidak pernah panjang-memang kau tidak menyukai panjang-, tubuh tegak, cara berjalannya, gayanya yang maskulin, dan kumisnya yang tipis namun tidak menghilangkan kesan cool dalam dirinya.
Awalnya aku ingin sekali menyapanya, bertukar sosial media miliknya yang kali saja ia kenal denganmu -yang bisa menghubungkan kita kembali-
Tapi itu semua pupus. Pupus sudah niatku untuk menegurnya. Karena, dia terlalu sibuk kala itu.
Pikiranku berkecamuk. Rasa rinduku meronta-ronta. Namun, kabar darimu tak kunjung datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
De Poesía
PuisiPuisi sederhana yang akan menemani sunyinya malam. Salah satu pemberontakan yang hanya bisa tertuang dalam sebuah tulisan... Selamat membaca!