penyiksaan

932 41 1
                                    

Malam ini entah Jungha dimana sekarang, saat membuka matanya Jungha berada di kamar seseorang. Kamarnya juga bersih, rapi, harus, dan juga mewah. Mungkin ia berada di apartemen orang yang menculiknya tadi. Tetapi, tempat itu seperti penjara baginya. Ia belum melihat orang yang menculiknya saat ini, tetapi entah apa yang akan ia lakukan kepadanya nanti. Kedua tangannya diikat di bagian bed head board tempat tidur. Jungha berusaha membuka ikatan di tangannya tetapi itu sangat sulit. Hingga suara ganggang pintu berbunyi membuat Jungha menoleh ke arah pintu kamar. Ia takut dan mulai menangis, entah apa yang akan terjadi padanya saat ini.

Pintu terbuka memperlihatkan seorang lelaki yang tampan masuk kedalam kamar tersebut. Jungha melihat orang itu dengan tatapan takut, Ia tidak tau jika lelaki itu adalah orang topeng kelinci. Lelaki itu masuk dengan memegang pisau yang sudah berlumuran darah. Napas Jungha terburu-buru, ia memberontak di atas tempat tidur. Ia juga memaksa tangannya supaya terlepas dari ikatannya. Hingga tangannya memerah, lelaki itu sudah dekat pada Jungha. Jungha terus berusaha melepas tangannya yang terikat, ia menangis sejadi-jadinya lelaki tersebut sangat menyeramkan.

Lelaki itu pergi ke samping tempat tidur kemudian membersihkan pisau yang akan ia gunakan. Lelaki itu tidak menatap ke arah Jungha, ia fokus membersihkan pisaunya dari darah.

"Kau bisa tidak jangan banyak gerak?! Kau membuatku risih!" Ucap lelaki itu dingin

"Tolong jangan apa-apakan aku, biarkan aku pergi" ucap Jungha sambil menangis

"Namaku Jungkook, Jeon Jungkook. Seorang Jungkook tidak memiliki rasa empati, jadi kau tidak bisa memohon padaku. Di dalam kamusku 'siapa yang melihat caraku membunuh akan dibunuh' kau mengerti sekarang?" Ucap Jungkook panjang lebar

"Tidak, aku hanya tidak sengaja melihatnya. Kumohon aku tidak ingin mati" pinta Jungha dengan tangis yang keras.

Jungkook berbalik ke arah Jungha sambil memegang pisau yang siap membunuh Jungha. Pisau itu terus mendekat pada kulit tubuh Jungha tepatnya di lehernya, tetapi saat pisau sangat dekat Jungkook langsung memberhentikan gerak pisau yang ada di tangannya.

"Ranjangku berwarna putih, aku tidak ingin mengotorinya oleh darahmu" ucap Jungkook langsung meletakkan pisau di nakas dekat ranjang

Jungkook langsung melepaskan ikatan tangan Jungha dan menggendongnya keluar kamar. Jungha dibawa ke kamar mandi, Jungkook mengisi bathtub dengan air penuh. Setelah mengisinya Jungkook menggendong Jungha masuk ke dalam bathtub. Jungha menarik kerak baju Jungkook, menarik badannya ke luar dari bathtub. Tetapi Jungkook langsung melepas tangan Jungha dari keraknya kemudian mengikat tangannya kembali.

Tangan Jungha diikat beserta badannya supaya jungha tidak bisa menarik lagi. Jungkook menekan kepala Jungha kedalam air, Jungkook menekan kepala Jungha sampai-sampai Jungha memberontak karena tidak bisa bernapas. Tidak lama Jungkook mengangkat kepala Jungha ke atas, tetapi tidak begitu lama. Jungha sempat berbicara tetapi Jungkook menekan kembali kepala Jungha ke dalam. Jungha menangis dan merasakan perih di hidungnya karena beberapa kali air masuk ke hidungnya. Jungkook mengangkat kepala Jungha yang sudah lemah.

"Ini baru permulaan, aku sebenarnya ingin melanjutkannya tetapi aku mendapat panggilan" ucap Jungkook sambil menjambak rambut Jungha

"Hei, Jungkook. Lepaskan aku kumohon"

"Uhm, tidak bisa sayang. Aku ingin kau mati di sini" ucap Jungkook dengan senyum manis

Jungha kembali menangis meratapi nasibnya yang terus terusan disiksa oleh seorang psikopat. Tetapi ia masih berharap Yoongi menemukannya disini, ia sangat berharap Yoongi menyelamatkannya. Jungha berjalan keluar kamar mandi, ia ingin mengganti bajunya yang sudah basah karena ulah psikopat itu.

Playing With KnifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang