orang kedua (?)

817 43 0
                                    

Suasana malam ini sangat mengerikan, Jungha ketakutan dan terus mengeluarkan air matanya. Yoongi mengeluarkan smirk andalannya dan ketawa keras membuat Jungha tambah ketakutan. Jungha terus mundur dengan posisi masih duduk dilantai. Jungha tidak bisa berdiri kakinya lemas dan gemetar. Yoongi terus berjalan mendekati Jungha dan ketika dia sudah dekat dengan Jungha, Yoongi berjongkok didepan Jungha.

Yoongi menarik tangan Jungha, tetapi Jungha agak menahan tangannya. Karena dihalangi Yoongi akhirnya menarik paksa tangan Jungha hingga badan Jungha tertarik mendekati badan Yoongi.

"Apa yang harus kulakukan padamu?"

"Jangan melakukan apa-apa!"

"Tidak! Itu tidak adil kau tau!"

"Kumohon jangan lakukan apapun padaku maupun pada SunOh"

Saat mendengar nama 'SunOh' emosi Yoongi bertambah. Ia tersenyun lalu menatap Jungha sinis. Jungha takut menatap Yoongi jadi dia mengalihkan padangannya.

"Kenapa kau lebih memikirkan SunOh itu daripada keadaanmu sekarang huh?!"

"Yo-Yoongi, maafkan aku. Aku tidak akan melakukannya lagi"

"Aku tidak butuh janji"

Yoongi mulai menggerakkan tangannya yang sedang memegang pisau ke arah Jungha. Jungha terus menggelengkan kepalanya sambil melihat ujung pisau itu dengan penuh rasa takut. Ingin rasanya ia melarikan diri, tapi kondisi tubuhnya tidak mendukungnya. Kakinya lemas tidak bisa menopang badannya. Pisau itu semakin dekat pada wajahnya yang siap untuk menggores dan membuat luka. Yoongi tidak peduli pada Jungha yang terus menangis. Ia tetap mendekatkan pisaunya ke wajah Jungha dan tersenyum senang.

Pisau itu turun ke arah lengan Jungha, Yoongi tidak ingin melukai wajah Jungha. Jika ia melukai wajah Jungha, maka lukanya akan tampak tidak bisa ditutupi. Yoongi mulai menggores dan mengukir di lengan Jungha. Yoongi mulai serius mengukir namanya pada lengan Jungha, sedangkan Jungha hanya menangis dan menahan sakit pada lengannya.

"Aku harus membuat tanda di tubuhmu!"

"Yo-Yoongi, shhh sakit!"

"Kau diam! Jika kau melakukan perlawanan ini akan tambah dalam!"

"Sakit sekali!"

"Sedikit lagi! Jika kau tidak ingin merasakan ini kau harusnya tidak melakukan apa yang tidak kusukai!"

"Baik, aku tidak akan melakukannya!"

Yoongi menarik goresan terakhirnya pada lengan Jungha. Namanya sudah terpampang besar di lengan Jungha dengan hiasan darah yang keluar dari tubuh Jungha. Yoongi tersenyum senang melihat hasil goresan yang telah ia buat.

"Tada! Cantik kan?"

Jungha menangis sambil melihat goresan pada tangannya yang mengeluarkan darah dan terasa perih.

"Cantik bukan?"

"Hiks i-iya can-cantik"

"Kau menangis?"

Jungha tidak menjawab, ia hanya menangis terus menerus. Yoongi merubah raut wajahnya menjadi datar. Jungha tidak menjawab pertanyaan yang ia berikan kepada Jungha. Karena kesal, Yoongi menjambak rambut Jungha sampai ia menatap Yoongi.

"Aww, Yoongi sakit"

"Aku bertanya padamu! Kau menangis?!"

"Iya, aku menangis!"

"Kau membentak?!"

"IYA! KENAPA HUH?!"

Yoongi langsung menampar Jungha keras, badan Jungha terlempar kebelakang. Sambil memegang pipinya ia menatap Yoongi dengan raut wajah keget. Air matanya masih setia keluar, rasa perihdan panas pada pipinya mulai terasa. Jungha berdiri dan berjalan ke arah Yoongi, tepat didepan Yoongi Jungha menetralkan napasnya.

Playing With KnifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang