Terungkap (2)

2 1 0
                                    


"entah aku yang terlalu perasa atau kalian yang terlalu bodoh untuk menyembunyikan fakta, teruskan sandiwara ini aku ingin lihat seberapa hebat kalian menorehkan luka"

***

Celesta turun dari ojek online yang ia tumpangi setelah memberikan uang, ia langsung bergegas masuk ke rumah. Tanpa memberi salam ia menghampiri ibunya yang berada dikamar.

"ibu"panggilnya lirih, air mata itu sudah menggenang tinggal menunggu waktu untuk ditumpahkan.

"kamu kenapa Ta? Kok pulang-pulang nangis"

"ibu" ia merangsek ke pelukan ibunya, tangisnya pecah.

"hey kenapa? Berantem sama Nugi atau berantem sama abang?"

Celesta menggeleng. "A..Ayaahhh buu"

"ayah kenapa?" Ibunya semakin bingung karena jawaban Celesta yang terbata-bata.

"aa..aakuu liat Ayah di mall gandengan pinggang sama perempuan bu"jawab Celesta.

Ibu terkejut mendengar jawaban Celesta. "Tata ga salah liat?"

"engga bu, Tata samperin mereka dan ibu harus tau perempuan itu Mamahnya Nugi" tangis Celesta semakin kencang. Ibu mengusap-usap pucuk kepala Celesta dengan halus, mencoba menenangkan anak bungsunya. "mungkin Celesta salah paham, nanti kita tanya Ayah ya"

"Ayah selingkuh Bu, Ayah tukang bohong, Ibu ga boleh percaya lagi sama Ayah. Tata benci sama Ayah"

Ibu mulai terisak sambil terus mengelus kepala Celesta. "Tata ga boleh kaya gitu, Nak"

"Ayah udah nyakitin Ibu, nyakitin aku sama abang juga"

"iya tapi Tata ga boleh benci sama Ayah"

"pokoknya Tata benci sama Ayah" Celesta melepaskan pelukan sang ibu dan berlari menuju kamarnya. Ia mengunci pintu agar tak ada seorang pun yang dapat mengganggunya, kejadian kali ini membuat pikiran serta tubuhnya sangat lelah. Tanpa sadar ia telah menukar kesadarannya dengan alam mimpi.

***

Celesta membuka matanya perlahan, kepalanya sangat pusing. Ia bangkit perlahan menyalakn lampu yang sedaritadi padam, samar-samar ia mendengar suara teriakan. Bergegas ia membuka pintu dan tampaklah sang Ayah yang sedang berlutut didepan sang ibu.

"maafin aku, aku ga bermaksud nyakitin kamu. Nayla sangat membutuhkan bantuan saat itu"

"kamu memberikan dia bantuan lalu menjadikan dia selingkuhan? Begitu mas?"ibu terisak hebat.

"semua itu berada diluar kendaliku, aku bener-bener minta maaf"

"anak kamu udah ngeliat perbuatan busuk kamu, terus sekarang kamu minta maaf sampai berlutut kaya gitu ga akan mempan untuk dapetin maaf dari Tata, mas"

"aku akan berusaha perbaiki semuanya"

"dengan cara ninggalin Nayla?"

Ayah terdiam seperti tidak setuju dengan ucapan ibu. "a..aakuu.."

"kamu lebih milih wanita itu daripada keluarga kita yang hampir hancur? Sekarang terserah kamu mau ngapain, aku ga peduli lagi"ibu beranjak dari duduknya, Ayah hanya mendesah pasrah lalu menoleh mendapati yang sudah berderai air mata.

"Tata"

"jadi bener Ayah selingkuh sama Mamahnya Nugi? Hebat Yah, Ayah selingkuh sama Ibu dari pacar anak Ayah sendiri"

"Ta dengerin Ayah dulu"

"apa? Ayah mau bilang keluarga mereka butuh bantuan dan Ayah ngejalin hubungan sama Mamahnya Nugi sebagai imbalan? Kaya gitu Yah? Ga habis pikir aku, Ayah sehebat ini"ucap Celesta sebelum menutup pintu kamarnya kembali. Tubuh Celesta merosot di lantai, tangisnya pecah ia butuh seseorang untuk berbagi semua beban ini, ia tidak tahu kakanya berada dimana.

***

Malam itu saat satu kebohongan terungkap, maka terungkap pula kebohongan-kebohongan yang lainnya. Tentang Nugi sejak awal sudah tahu tentang hubungan gelap antara Ibunya dan Ayah Celesta, juga tentang Ibu Nugi yang memang wanita malam dan mengincar banyak laki-laki untuk dijadikan penyalur dana untuk kehidupannya. Celesta tidak habis pikir dengan semua itu karena memang 2 tahun menjalin hubungan dengan anaknya, Tante Nayla terlihat seperti wanita baik-baik atau hanya Celesta yang dengan polosnya beranggapan seperti itu.

Sejak malam itu pula, Celesta sering melihat Ibu yang diam-diam menangis di dalam kamar juga kakak laki-lakinya yang jarang pulang padahal Celesta kira Nino tidak tahu permasalah tersebut, ternyata sebelum Celesta mempergoki sang Ayah di mall, Nino sudah terlebih dahulu mengetahui semuanya. Puncak dari semuanya adalah saat malam dimana sang kakak pulang dalam keadaan marah karena mempergoki Ayah mereka tengah berduaan dengan wanita itu disebuah Cafe. Nino akhirnya memilih pergi ke rumah sang Nenek yang berada di Bandung, meninggalkan Celesta yang menangis dengan keras sambil terus mengikuti langkahnya.

"abang janji kalo nanti abang udah dapetin kerjaan yang enak, abang bakalan jemput kamu disini dan kita tinggal bareng lagi. Sekarang tugas kamu jagain ibu, jangan bikin ibu sedih ya" Celesta masih ingat betul kalimat itu, kalimat perpisahan yang Nino ucapkan dengan tangis yang begitu menyayat hati.

Beberapa bulan setelah Nino pergi , keluarga Celesta mendapat kabar bahwa sang Nenek meninggal dunia akibat serangan jantung karena ia mengetahui perbuatan anak sulungnya. Nino tidak berniat menceritakan semuanya, namun sang Nenek terus mendesaknya karena kepindahannya yang mendadak.

Tentang hubungan Celesta dengan Nugi, Celesta memutuskannya secara sepihak tak lupa pula sumpah serampah ia selipkan disetiap kata perpisahannya lalu berlalu begitu saja meninggalkan laki-laki itu dengan raut wajah sedihnya.

Kejadian tersebut sudah hampir 1 tahun berlalu dan sang Ibu masih terus bertahan di samping sang Ayah dengan masa depan Celesta sebagai alasannya, Celesta muak dengan semuanya maka dari itu ia memutuskan menyusul sang kakak tentu saja dengan persetujuan sang Ayah seteleh melewati berdebatan yang panjang dan banyak mengeluarkan air mata. Entah bagaimana hubungan Ayahnya dengan Ibu Nugi, Celesta yakini mereka masih berhubungan. yang pasti saat ini Celesta sedang menyembuhkan luka dan menata hatinya kembali meskipun tidak akan pernah utuh seperti sebelumnya.

.

.

.

Bersambung....

KISAHKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang