Sang Pengetuk Hati

3 1 0
                                        


"membuka hati sudah ku lakukan namun entah mengapa hanya dirimu yang ku inginkan"

***

Sudah 2 hari setelah kepulangan sang Ayah ke Bogor, namun Celesta masih saja murung. Bayang-bayang masa itu terus saja berputar dikepalanya seperti kaset rusak, ditambah dengan sikap sang kakak yang tiba-tiba menjadi pendiam.

"abang"panggil Celesta ketika pulang sekolah ia mendapati sang kakak tengah menonton televisi dirumah.

"apa?"Nino menjawab tanpa menoleh.

"kok abang ga kerja sih?"

"males"

"ih gaboleh males tau, kata ibu nanti rezekinya di patok ayam"

"itu kalo bangunnya siang, Tata"

"sama aja tau"

"terserah kamulah"

Celesta duduk di samping kakaknya. "abang marah sama aku ya, kok dari kemarin kayanya diem terus sih?"

"abang ga marah sama siapapun kok, emangnya salah kalo abang jadi pendiem?"

"salahlah biasanya kan abang tuh bawel banget kaya ibu-ibu yang suka belanja sayur di depan"

Nino menghela napas lelah. "abang putus sama Rena"

"kok bisa?"

"ya bisalah, dia lebih milih laki-laki lain yang ngelamar dia"

"sabar ya bang pasti abang dapetin perempuan yang lebih baik daripada dia kok" ucap Celesta sambil menepuk-nepuk pundak Nino.

"huuu kalimatnya pasaran"

Celesta hanya terkekeh mendengarnya. "ya udah aku ke kamar dulu ya mau ganti baju". Nino mengangguk.

Celesta urung mengganti bajunya saat melihat layar ponsel dalam genggamannya berkedip-kedip.

From: Rere

Ta, jangan lupa kerja kelompok di rumah gue abis maghrib

To: Rere

Sip.

Celesta menghela napas lelah baru saja pulang sekolah sudah diingatkan dengan tugas kelompok yang harus dikumpulkan 2 hari lagi, kegiatan sekolah sekarang memang sangat padat. Mulai pembelajaran pada pukul 07.30 dan baru berakhir pukul 14.30 ditambah dengan tugas yang menumpuk dan ulangan harian di setiap minggunya. Ponsel Celesta kembali berkedip.

From: Narayya

Nanti ke rumah Rerenya aku jemput ya.

To: Narayya

Gausah, rumahku sama Rere deket kok

From: Narayya

Pokoknya aku jemput, TITIK.

To: Narayya

Emang kamu tau rumahku?

From: Narayya

Tau dong

To: Narayya

Dasar penguntit

From: Narayya

Hehe :v

Ia melempar ponselnya ke kasur, sejak pertama masuk sekolah dan berada dalam kelas yang sama dengan Narayya. Laki-laki itu tidak henti-hentinya menggangu Celesta, dari mulai pesan singkat yang ia kirimkan setiap hari hingga tawaran pergi atau pulang sekolah bersama. Ditambah mereka berada dalam kelompok yang sama dalam mata pelajaran Biologi, kelompok yang Rere sebut kelompok buangan.

KISAHKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang