5. Pengakuan

287 37 3
                                    

.
.
.
.
.
.

Sayup-sayup terdengar suara alarm pagi masuk dalam pendengaran pemuda kim. Matanya mengerjap beberapa kali, mencoba mengumpulkan nyawanya. Kakinya ia pijakkan pada lantai yang beralaskan karpet. Melirik Dongyo, teman sekamarnya yang masih tertidur lelap di kasur tingkatnya.

Kakinya ia langkahkan ke luar kamar. Matanya ia edarkan melihat ruangan yang masih sepi. Matanya memincing mencoba melihat jarum jam yang tertera di dinding. Masih terlalu pagi untuk anak-anak bangun.

Sepertinya dia orang pertama yang bangun hari ini.

Langkahnya ia lanjutkan menaiki tangga. Berhenti beberapa saat di depan pintu. Menolehkan kepalanya pada sela pintu yang terbuka kecil.

"Cha, hyeongjun mana?" tanya Yohan saat mendapati ranjang Song Poodle nya kosong.

"Mm? Ngga tau hyung.. ngelindur mungkin.. ke kamar wooseok hyung" gumam junho sembari mengusap-usap matanya yang masih terpejam. Khas orang yang baru bangun dari tidurnya.

Tanpa menunggu lama, kakinya kembali ia jejakkan menuju kamar wooseok. Membuka pintu kamar itu perlahan, tidak ingin membangunkan pemilik kamar.

Dengan cahaya remang, dirinya tidak menemukan sosok itu di atas ranjang wooseok.

Dirinya menghela nafas.

'kemana anak itu ?' pikirnya.

Kali ini dirinya mengintip ke dalam kamar seungwoo. Mungkin anak itu ada di sana.

Nihil.

Hanya ada seungwoo hyung di sana. Sedang bersandar pada kepala ranjang. Sepertinya hyungnya itu sudah bangun dari tadi.

"Ah maaf hyung" bisik yohan. Tidak ingin mengganggu hyungnya yang tengah berbicara santai pada seseorang di telepon. 

Seungwoo hanya membalas anggukan singkat. Sedikit terkejut melihat kehadiran Yohan di balik pintu kamarnya.

Mungkin itu byungchan hyung. Pikirnya.

Siapa lagi orang yang akan menelfon pagi-pagi sekali kalau bukan kekasihnya.

Yohan langkahkan kakinya menuruni anak tangga. Tersisa kamar hangyul-seungyoun hyung dan kamar dohyon-eunsang yang belum ia periksa.

Tanpa mengetuk, tangannya langsung membuka knop pintu di hadapannya. Wangi aroma terapi langsung tercium. Lampu warna-warni yang terlihat aestetik menyinari kamar itu.

Bingo.

Anak anjingnya ada di sana. Terlihat tengah tertidur pulas dalam dekapan tangan kekar milik hangyul.

"Gyul minggir" tanpa berfikir panjang segera melepaskan dekapan dari tubuh hyeongjunnya.

Hangyul terbangun. Mengerutkan alisnya. Siapa sih yang berani ganggu tidurnya di hari libur gini?

Menggerakkan tubuhnya sedikit menjauh dari anjing kecil di dekatnya. Melihat anjing kecilnya telah digendong yohan sekarang.

"Dibawa kemana?" tanya hangyul dengan suaranya yang masih serak.

"Jauh-jauh dari lu tuyul" balas kawan taekwondonya singkat.

Yohan menggendong tubuh kecil itu ala bridal. Melanjutkan langkahnya meninggalkan kamar itu.

.
.
.
.
.

"Mm.." gumaman kecil keluar dari bibir plum milik lelaki manis itu. Kepalanya bergerak kecil, mencari posisi yang nyaman. Keningnya terantuk sesuatu di depannya. Lembut dan bidang.

How Can I Love The Heartbreak, You Are The One I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang