2

63 12 0
                                    

Kringg kringg

Bel pulang sekolah sudah terdengar. Seluruh siswa maupun siswi berhamburan keluar kelas. Ada yang pergi ke kantin, pergi ekskul, kumpul osis, ada yang terburu buru menuju parkiran untuk pulang. Ada yang langsung pulang kerumah, ada yang jalan jalan shoping, ada yang ke café. Biasa anak holang kaya

Dan... ada yang bingung mau kemanaL

"Abang ada ekskul gak hari ini ?"

"Enggak. Kamu sendiri ?" Abi bertanya balik pada adiknya yang dibalas gelengan kepala.

Mereka berasa di koridor depan kelas Angel. Terdiam cukup lama dengan imajinasi mereka masing – masing. Sampai akhirnya Angel bosan dan menarik tangan kakaknya menuju parkiran. Karena yang ada dipikiran Angel saat ini adalah ma.ka.nan.

Angel berjalan mendahului Abi. Sampai ditepi lahan parkir, Angel melihat ada cowok yang berdiri di samping mobil mereka dan sepertinya sedang mengamati sesuatu. Oh, Angel tau sekarang harus apa. Segera Angel memukul lengan kakaknya dan menunjukkan apa yang dia lihat.

"Bang bang. Coba liat dehh ituu..."

"Kenapa siiihh. Eh tu bocah ngapain liatin mobil abang, Ngel"

"Duuhhhh abaanggg kok lola banget sihh. Ituu tuh kayaknya anak yang punya mobil sebelah. Yang kepentok tadi pagii" Angel bicara penuh penekanan saking gemesnya karena abangnya ini suka lambat diwaktu yang tidak tepat. Beberapa detik kemudian kerutan didahi Abi menghilang.

"Astaga. Iyaa deh kayaknya. Duhh terus gimana dong Ngel. Uang jajan kakak bisa dipotong Mama nihhh"

Angel tak menjawab. Menarik tangan kakaknya untuk bersembunyi dibalik pohon besar disebelahnya. Cowok yang tadi mengamati mobil Abi terlihat menoleh kekanan dan kiri seperti mencari sesuatu. Angel semakin merapatkan tubuhnya pada pohon berharap cowok itu tidak melihat keberadaannya.

"Kamu jangan nempel nempel sama pohon gitu dong Princess. Nanti baju kamu kotor terus ada uletnya. Hiiii"

"Sssttttt...abaangg diem. Nanti kita ketahuan" bisik Angel sambil membekap mulut kakaknya. Abi hanya diam pasrah dengan tingkah konyol adiknya. Ngapain juga pakek sembunyi. Tinggal ketemu aja kalau minta ganti rugi yaa minta duit sama Papa. Hehehe

Angel kembali mengeluarkan sedikit bagian kepalanya dari balik pohon. Cowok tadi sudah tidak ada ditempatnya. Dan mobil yang Abi tubruk tadi pagi juga sudah tidak ada.

"Syukurdehh. Aman"

"Udah pergi ya orangnya ?"

Angel tak menjawab. Cacing cacing diperutnya sudah meronta untuk diberi makan. Sejurus Angel menarik dasi sang kakak untuk bergegas pulang.

"Siapa yang sudah berani membuat mobilku lecet. Dan satu lagi. Kenapa alarmnya tidak berbunyi ketika mobil lain menabrak mobilku"

Alardo Maxiliem. Matanya tajam mencari pundi pundi jejak, mobil siapa yang sudah berani mencium bagian samping mobil kesayangannya ini. Kini matanya semakin menajam ketika melihat goresan yang hampir sama dibagian samping mobil didepannya. Sudah dapat dipastikan mobil itu yang sudah membuat mobilnya terluka. Sumpah do kamu lebay

"Mana nih yang punya mobil. kok gak muncul muncul sih. Cih...sudah pasti dia menghindar" gumam Lardo sendirian sambil mengedarkan pandangannya.

Matanya menangkap sedikit gerakan dibalik pohon besar ditepian sana. Mungkin itu kucing atau semacamnya. Bisa jadi itu hantu penghuni pohon besar itu. Lardo merinding tiba – tiba. Ia memutuskan untuk segera pergi dan memperbaiki mobilnya. Untuk urusan siapa pemilik mobil sebelahnya, itu urusan gampang bagi Lardo.

"Pradipta Family. Sepertinya aku tau apa yang harus dilakukan"

Seseorang mengetuk pintu lalu masuk kedalam ruangannya.

"Selamat Sore. Bos"

"Liam. Perbaiki mobilku. Bagian sampingnya lecet dan alarmnya tidak berfungsi dengan baik"

"Siap, Bos. Ada yang lain lagi ?"

Lardo tak menjawab hanya mengibaskan tangan kanannya ke udara. Pertanda bahwa sudah tidak ada lagi yang diinginkan olehnya dan meminta Liam untuk segera meninggalkan ruangan.

"Angelin Salsabella Pradipta. Mainan baru yang menarik. And I see. Ini cewek yang udah nabrak aku dikoridor tadi pagi"

Seringaian kecil muncul dibibir Lardo. Menapat biodata yang ada ditangannya dan foto seorang gadis yang tengah memakan ice cream. Manis batin Lardo.

"See you sweety. You're very pretty"

Tiba – tiba ada seseorang yang memasuki ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Membuat Lardo terburu – buru menyembunyikan berkas biodata milik keluarga Pradipta.

"Do, ada yang mau Ayah bicarakan sama kamu"

"Duduk dulu, yah. Ada apa tumben banget"

"Lardo. Ibumu sudah lama tiada. Dulu Ibumu pernah berpesan mengenai sesuatu. Apa kamu mau melakukannya demi Ibumu ?"tatapan tajam Lardo seketika berubah sendu. Ibunya. Dia sangat menyayangi Ibunya.

"Apapun yang Ibu minta. Lardo gak akan nolak, yah"

"Kalau begitu besok malam kamu ikut Ayah. Kamu sendiri yang mengatakannya bahwa kamu tidak akan menolaknya. Ayah percaya sama kamu, do"

Tuan Maxiliem keluar dari ruangan anaknya. Ruangan apa sih sebenarnya ?

Lardo adalah seorang siswa SMA. Sekaligus ketua Mafia yang sangat terkenal kebuasannya. Orang mana yang tidak tau dengan THE JOKERS. Sebutan untuk kelompok mafia mereka. Pembunuh yang begitu kejam. Tak segan membakar korbannya setelah mengoyak seluruh bagian tubuhnya. Polisi tidak pernah berhasil mengusut secara tuntas kasus – kasus pembunuhan yang mereka lakukan. Terakhir dikabarkan polisi yang menangani kasus mereka berakhir menjadi korban keganasan mereka selanjutnya. Mengerikan. Tidak ada yang berharap ingin bertemu dengan mereka. Namun tidak ada yang tau juga siapa saja mereka itu dan ada berapa jumlahnya. Mereka juga bekerja sebagai pembunuh bayaran. Hanya orang – orang tertentu yang bisa meminta bantuan pada mafia ini.

"Selamat Malam. Tuan Pradipta"

"Malam. Tuan Maxiliem"

"Langsung saja pada intinya. Bagaimana mengenai perjanjian kita 15 tahun yang lalu?"

"Sa...Saya sudah membicarakan ini dengan istri saya Tuan Max. Kami tidak akan keberatan jika Tuan Max menginginkannya segera"

"Bagus. Besok malam kita atur pertemuannya disini. Jangan berani – berani kamu membodohi saya Tuan Pradipta. Semuanya akan baik baik saja jika anda mengikuti aturan main"

Tuan Max berdiri dari duduknya disusul oleh Tuan Pradipta dan mereka berjabat tangan. Ada rasa yang berkecamuk dihati Tuan Pradipta. Dan senyuman yang entah apa artinya dari Tuan Max. Mereka berdua adalah rekan kerja. Sama – sama memiliki perusahaan yang sangat maju. Namun, 15tahun yang lalu. Sesuatu terjadi, yang menimbulkan perjanjian diantara mereka berdua. Max memang selalu satu tingkat berada diatas Pradipta.

"Ma. Papa kemana. Tumben gak ikut makan malam. Papa lembur ya"

"Ehm...Angel selesaikan makanmu dulu" wajah Belinda kembali sendu. Dia tau dimana suaminya dan sedang apa. Suaminya sedang berhadapan dengan seseorang yang akan mengambil putrinya.

"Ma. Mama kenapa ?"

"Ah. Mama gak apa apa, bi"

"Mama keliatan sedih. Ohhh abi tauu. Pasti karena makan malam kali ini gak ditemenin Papa yaa"

"Apaasih kamu ini Abi. Sudah sudah jangan ajari adikmu berbicara saat makan"

"Iyaa Mama Belinda yang cantik jelita"

Semua yang ada dimeja makan tertawa. Tawa yang begitu membekas didalam hati mereka. Tanpa mereka sadari sesuatu tengah menanti. Terutama untuk seorang gadis yang kini tengah tertawa keras seakan tanpa beban. Melupakan sejenak mengenai masalah yang akan mereka hadapi. Jalani dulu apa yang ada saat ini. Syukuri. Karena belum tentu semua ini abadi.

Devil in My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang