Seminggu hidup bersama Lardo dan Tuan Max benar benar merubah Angel menjadi gadis mandiri dan rajin. Selama beberapa hari ini rutinitas baru Angel dimulai. Lardo kini sudah bekerja menggantikan Ayahnya memimpin perusahaan.
"Pagi, sayang. Kamu masak apa hari ini ?" Lardo memeluk Angel dari belakang. Hal ini sudah wajar sejak hari pernikahan mereka seminggu yang lalu. Lardo yang bersikap manis dan romantis kepada istrinya.
"Do. Duduk dulu aku belum selesai membuat telut mata sapi" sambil menggeliatkan badannya agar suaminya melepas pelukan.
"Hahaha. Tidak harus mata sapi. Mau mata kucing, mata ikan, aku akan menyukainya. Tapi aku lebih suka pada matamu, sayang" bisik Lardo dibelakang telinga Angel. Hembusan nafas Lardo membuat Angel merinding.
"Sshhh...Do, duduk dulu nanti aku pukul kamu pakai spatula" rupanya dikehidupan berumah tangga Angel tidak jauh berbeda dengan Mamanya. Galak.
"Siiap, bos. Aku tunggu dimeja makan ya" ucap Lardo lalu mencium pipi istrinya. Sebelum dapat pukulan dari Angel, Lardo sudah lari terlebih dahulu.
"Do. Tutup dulu laptopnya. Sarapan sudah siap" Lardo yang awalnya fokus pada benda pipih yang bisa dilipat itu kita beralih ke istrinya dan makanan yang dibawanya. Nasi goreng telur mata sapi favorit Lardo sejak menikah dengan Angel.
"Terima kasih, istriku" ucap Lardo mengerlingkan matanya pada Angel.
"Oh ya, do. Hari ini kita jadi pindah ?" tanya Angel sambil membuatkan susu untuk Lardo.
"Ya. Aku akan pulang tengah hari. Jadi aku bisa menemanimu merapikan rumah baru kita" jawab Lardo di sela makannya.
"Apa kamu nggak capek habis kerja langsung ikutan beres – beres. Mending gak usah deh, do. Biar aku saja. Lagian kan sudah ada asistenmu yang membantuku" ucap Angel sambil menyerahkan segelas susu pada Lardo. Lardo yang sudah selesai makan langsung menerimanya.
"Ahh tidak. Aku tidak akan membiarkan istriku kelelahan. Aku juga tidak lelah. Ingat aku ini CEO, jadi kerjaku tak berat, honey"
"Hmmm baiklah Tuan CEO" goda Angel pada suaminya. Mereka tertawa bersama didapur. Sungguh indah hidupnya, tidak seburuk apa yang dulu ia bayangkan.
"Hari ini kamu libur kan ?" tanya Lardo pada Angel yang masih sekolah.
"Seharusnya tidak. Tapi kata temanku hari ini pulang pagi karena ada rapat guru. Sebentar lagi persiapan Try Out kan" jawab Angel sambil mengaduk aduk minumannya. Lardo meletakkan tangannya diatas kepala Angel.
"Semangat istriku. Aku yakin kamu pasti bisa"
"Tapi, bagaimana jika nilaiku jelek" rengek Angel.
"Uhh sayang. Itu bukan masalah besar. Buat apa nilai, kamu sudah punya segalanya bukan" ucap Lardo menatap istrinya mencoba menenangkan.
"Tidakk. Aku ingin menjadi wanita yang cerdas. Agar kelak aku bisa menjadi Ibu yang begitu dibanggakan oleh Putra Putrinya" jawab Angel semakin menunduk.
Lardo menggeser kursinya untuk lebih dekat dengan Angel. Tangan kirinya merakin kepala Angel untuk bersandar di dadanya. Memeberi usapan halus dikepala Angel.
"Kamu akan menjadi Ibu terhebat untuk anak-anak kita nanti, sayang" ucap Lardo lalu mencium puncak kepala Angel.
"Hmmm. Ini sudah jam berapa. Do, antar aku kesekolah ya" pinta Angel mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat wajah suaminya dari bawah. Tampan.
"Baiklah, Princess. Ayo kita berangkat sekarang" Lardo mengantar Angel pergi kesekolahnya terlebih dahulu sebelum kerja. Ini sudah menjadi rutinitas sejak mereka menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil in My Life
Teen FictionHidupku itu menyenangkan. Dimanja oleh Mama Papa dan Kakakku. Semua yang aku ingin pasti terkabul. Abraham Pradipta seorang pembisnis yang namanya cukup terkenal dikalangan dunia usaha. Satu - satunya istri yang dimilikinya bernama Belinda Maharani...