6

62 10 0
                                    

"Arrggghhhh doo. Apa yang kamu lakukan ? hiks hiks" sejak beberapa jam yang lalu Angel terus menangis dan mengerang menahan sakit dan perih pada bagian tubuhnya.

"Tenanglah sayang. Nikmati saja permainanku" bisik Lardo ditelinga istrinya.

Lardo masih asik melukis diperut istrinya. Melukis menggunakan pisau kecil. Membentuk goresan tipis yang menuliskan kata 'MAMA'. Jiwa psikopat Lardo kini muncul dihadapan Angel. Lardo menjelma menjadi iblis yang sama sekali tak punya hati.

"Lardoo hentikaann hiks hikss sakiitt" teriak Angel yang memang tak bisa melakukan apa-apa lagi kecuali menangis dan berteriak.

"Diam ! Atau bibir manismu itu ingin bertemu dengan pisau kecilku juga. Hmm" bentak Lardo sambil tangannya menjambak rambut istrinya hingga ia mendongak kesakitan.

"Apa salahku do hiks. Aku hanya mengajakmu mengunjungi keluargaku hiks Arrghhh" Angel berusaha menjelaskan secara baik-baik pada suaminya.

Lardo kembali menancapkan ujung pisaunya pada perut Angel. Tulisan mama diperutnya kini diberi tanda silang yang sangat panjang dan lebih dalam. Angel hanya bisa mengerang menahan sakit. Suaranya sudah habis untuk berteriak semalaman.

"Aku tidak ingin bertemu Mamamu" Lardo berkata sambil tak berhenti menggoreskan pisaunya diperut Angel.

"Ke hiks kenapa ? Arrgghhh do apa masalahnya hiks. Aku tidak tau apa apa hiks hiks" kini Angel hanya bisa sesenggukan. Lardo memang benar-benar membuat air matanya habis tak lagi mampu keluar.

"Mamamu adalah alasan Ibuku dan aku bertahun-tahun merasakan kesedihan dan kesengsaraan" nafas Lardo semakin memburu hingga pisaunya ditekan lebih dalam lagi di perut Angel.

"Arrggghhh Lardo kumohon hiks lepaskan aku hiks aku minta maaf hiks hiks. Aku tidak akan mengajakmu untuk bertemu dengan Mamaku lagi hiks aku Arrgghhh aku berjanji do. Kumohon hentikan"

Lardo sedikit melunak ketika tiba-tiba hatinya sakit mendengar tangisan Angel. Tangannya berhenti menekan pisau diperut Angel. Kini ia berjalan menuju lemarinya dan mengambil sesuatu. Lalu keluar dari kamar meninggalkan Angel yang masih kesakitan.

Tak lama Lardo kembali dengan membawa baskom berisi air hangat dan sebuah handuk kecil ditangannya. Ia duduk disamping Angel yang masih tak berhenti merintih kesakitan. Lardo membasahi handuk kecilnya dengan air hangat lalu diperas.

Lardo dengan intens membersihkan darah­-darah yang mengalir dari luka yang dia buat. Sesekali Lardo memandang wajah sang istri yang terlihat sangat menyedihkan. Lardo membelai wajah istrinya, namun karena Angel takut dengan suaminya itu maka Angel sedikit menghindar.

"Tenanglah sayang. Selama kamu tidak keras kepala dan menurut denganku maka kamu akan baik-baik saja. Bukalah matamu sayang" ia menatap mata Angel yang sedikit demi sedikit mulai terbuka. Mata indah milik Angel membuatnya tersenyum manis.

Sedangkan Angel semakin tak bisa menahan tangisnya ketika melihat suaminya tersenyum. Angel kini sedang dilanda kebingungan. Lardo beberapa jam yang lalu bukan Lardo yang sekarang ini tengah tersenyum manis padanya. Lardo seperti punya dua jiwa yang berbeda.

"Aku akan mengobati lukamu sayang. Akan kulepas ikatan ditangan dan kakimu. Tapi sebelum itu kamu harus berjanji untuk tidak melawan atau berusaha kabur dariku. Bagaimana sayang ?"

"Baiklah aku berjanji Lardo. Kumohon lepaskan sekarang" Lardo bergerak melepas satu persatu tali yang mengikat istrinya. Lalu mengambil semacam cream diatas meja.

"Sayang. Mungkin ini sedikit perih, tapi percayalah lukamu akan segera sembuh" Angel hanya mengangguk tanpa berniat melawan. Karena kini yang Angel rasakan adalah lemas dan sakit disekujur tubuhnya.

"Do. Kenapa kamu melakukan ini ?" yang ditanyaipun tersenyum.

"Yang mana yang kamu maksudkan sayang ?" goda Lardo menatap balik sang istri yang sedang menatapnya.

"Melukaiku lalu mengobatiku"

"Angel. Dulu ketika aku masih kecil. Aku sering melihat ibuku menangis dimalam hari. Aku juga tidak mendapat kasih sayang dari Ayahku. Ayah selalu kasar dan jarang pulang. Ibuku dan Ayahku menikah karena perjodohan. Dan Ayahku masih mencintai mantan kekasihnya yang sudah lebih dulu menikah"

"Jadi, Ayahmu ditinggal menikah oleh kekasihnya sehingga Ayahmu dijodohkan dengan Ibumu. Lalu apa hubungannya dengan keluargaku, do"

"Mantan kekasih Ayah yang masih dicintainya itu adalah...Mamamu"

Angel terdiam. Kini dia mengerti, semua ini bukan salah Mamanya. Semua ini hanya balas dendam rasa sakit yang pernah Lardo rasakan bersama ibunya. Angel menatap Lardo yang kini wajahnya terlihat begitu sedih.

"Maafkan aku. Aku tidak tau sama sekali mengenai hal ini" Angel menangkup wajah suaminya memandanginya begitu lekat. Angel semakin menipiskan jarak diantara mereka. Rasa sakit diperutnya sudah tak lagi terasa berkat Lardo.

Angel untuk pertama kalinya mencium bibir Lardo terlebih dahulu. Ciuman yang begitu lembut menyalurkan rasa kasih dan sayang. Walau mereka menikah karena perjodohan Angel berusaha untuk mencintai suaminya. Karena prinsip dalam hidup Angel adalah menikah sekali seumur hidup.

Malam ini terasa begitu panjang. Malam yang penuh suka duka. Gelapnya malam dan gemerlap bintang serta cahaya bulan menyaksikan bagaimana dua insan tengah saling mengenal satu sama lain. Belajar untuk mencintai dan menyayangi. Menjalin komitmen pada rumah tangga mereka.

"Eeemmhhh. Astaga jam berapa ini. Sayang, kamu tidak kekantor ?" Angel yang terlebih dahulu bangun kini mengelus kepala Lardo mencoba membangunkannya. Lardo yang sudah bangun malah menarik Angel untuk semakin masuk kedalam pelukannya.

"Iiihh do. Ini sudah pagi aku belum masak belum bersih bersih rumah dan kamu juga harus mandi kamu tidak pergi ke kantor"

"Ck. Kenapa istriku lebih cerewet dipagi hari. Ini hari Minggu Angel, hari mingguu. Oh ayoolahh aku ingin dirumah saja menemani istriku" pelukan Lardo semakin erat membuat Angel merintih kesakitan karena luka yang belum mengering. Lardo segera melonggarkan pelukannya dan sedikit menjauhkan badannya.

"Apa masih sakit ?" Tanya Lardo dengan wajah sedih. Angel hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.

"Kamu harus tetap bangun setidaknya untuk mandi. Kamu bau tau gak sihh" ejeknya sambil menutup hidungnya.

"Begitu ? Baiklah aku mau mandi. Asalkan kamu ikut bersamaku" tawar Lardo sambil mengerlingkan matanya genit.

"Tidak mau. Pasti nanti kamu memintaku untuk menggosok daki dipunggungmu itu. Iwwhhh" Angel memang masih polos. Lardo terkejut mendengar jawaban sang istri yang malah tidak mengatainya mesum atau sebagainya. Lardo tersenyum lalu mencium kening Angel.

"Maafkan aku sayang. Selama kamu tidak berulah dan tidak membahas soal wanita itu. Aku tidak akan menghukummu lagi" katanya sambil menatap mata Angel yang balik menatapnya.

"Sebenarnya kamu ini siapa, do. Kenapa kamu bisa semenyeramkan itu tadi malam. Aku takut, itu bukan kamu" lirih Angel mengeratkan pelukannya pada tubuh kekar Lardo.

"Aku..."

______

Maafkan typo dimana mana :(

Devil in My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang