"Gue duluan ya, Ngel."
"Oke. Hati-hati dijalan."
Sisil sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan kelas. Kini tersisa beberapa siswi yang sedang piket dan beberapa lagi masih sibuk merapikan buku-bukunya. Angel sudah siap untuk pulang.
"Ngel, siapa cowok yang sama lo dikantin tadi siang?" Andra, cowok itu sejak tadi menunggu Angel yang sedang bersiap.
"Tumben banget lo kepo sama kehidupan gue. Emang kenapa sih, Ndra?"
"Gak apa-apa. Gue cuman mau tau aja ada hubungan apa lo sama tuh cowok?"
"Jangan bilang lo cemburu." Angel curiga dengan gelagat Andra jika membahas mengenai Lardo.
"Duhh Ngel. Lo jangan bercanda kita udah temenan dari lama. Gue udah tau kebusukan lo ya kali gue suka sama taik kuda kaya lo," ucap Andra tak terima dengan tuduhan Angel.
"Yaudah sih ga usah ngegas juga," ucap Angel kembali melangkah untuk segera pulang. Namun lagi-lagi harus terhenti karena cekalan di lengan kirinya.
"Aduuhhh mau lo apa sih, Ndra?" bentak Angel.
"Lo ada hubungan apa sama cowok itu?" Andra menguatkan cekalannya menatap Angel dengan tajam.
"Bukan urusan lo," ucap Angel menghempas tangan Andra.
Angel melangkah pergi terburu-buru meninggalkan kelasnya sambil menundukkan kepala. Jujur saja Angel sangat takut sehingga tidak memperhatikan jalan.
'Brukk'
"Awwsss."
"Kamu kebiasaan banget ya nabrak orang dikoridor." Suara itu.
"Lardo." Angel segera memeluknya erat.
"Heyy ada apa Sayang?" Lardo bingung, tidak mengerti apa yang membuat gadisnya tiba-tiba seperti ini.
"Sayaangg. Kamu kenapa?" tanya Lardo dengan lembut sambil terus berupaya menenangkan Angel. Tangannya mengusap bagian kepala belakang Angel.
"Pulang." Angel berucap sangat lirih. Sehingga Lardo harus menajamkan pendengarannya.
"Pulang?" Angel mengangguk di dalam pelukannya.
"Kalau begitu lepas dulu dong pelukannya. Ingat ini masih di sekolah lo sayang. Kita lanjut di rumah aja ya."
Angel mencubit perut kotak-kotak milik Lardo lalu berjalan mendahuluinya. Lardo yang mendapat serangan hanya meringis, bukan rasa sakit yang dia rasakan melainkan geli.
Sesampainya di rumah Angel segera menuju dapur untuk mengambil minum. Sepanjang perjalanan pulang tadi Angel sama sekali tak berbicara. Hanya sesekali tersenyum ketika Lardo membuat lelucon.
"Kamu tidak ingin memberitauku?" Angel mencuci gelasnya lalu meletakkan pada rak kembali.
"Aku tidak apa-apa. Sebaiknya kamu mandi dulu."
"Hmmm mandi bersama?" Angel sudah bersiap melempar Apel yang baru saja diambilnya.
"Jangan main lempar-lemparan dong sayang. Kamu sih gak mau jujur sama aku."
Angel mengurungkan niat untuk melempar Apel di tangannya pada Lardo. Memilih duduk di kursi meja makan sambil menggigit Apel.
"Yaudah kalau kamu gak mau bilang."
"Tadi ada yang menahanku didalam kelas. Dia menanyakan ada hubungan apa aku sama kamu."
Lardo terdiam sejenak. Jadi itu yang membuat Istrinya aneh sejak tadi. "Siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil in My Life
Teen FictionHidupku itu menyenangkan. Dimanja oleh Mama Papa dan Kakakku. Semua yang aku ingin pasti terkabul. Abraham Pradipta seorang pembisnis yang namanya cukup terkenal dikalangan dunia usaha. Satu - satunya istri yang dimilikinya bernama Belinda Maharani...