Setelah makan malam, keluarga itu berkumpul di ruang keluarga yang tidak disekat dengan ruang makan. Papa Farhan sempat berbasa-basi, menanyakan keadaan perusahaan yang dikelola Leon.“Ya … gitu!” jawab Leon tak acuh. Sekian lama bermain-main membuatnya lupa, bagaimana cara mengelola perusahaan dengan baik.
“Ya gitu itu maksudnya mendekati bangkrut, begitu?” Papa Farhan mulai mengintimidasi. Leon membuang muka, tampak malas membahasnya.
“Leon, papa sering bilang sama kamu untuk serius menjalankan perusahaan kita. Kamu jangan lupa, Hendri itu iparmu, jangan sampai dia yang lebih menguasai perusahaan daripada kamu. Karena kalau begini terus keadaannya, papa bisa saja mengalihkan kursi kekuasaan kamu pada Hendri, karena selama ini dia yang lebih aktif menjalankan perusahaan.”
Wajah Leon berubah masam. Dia sangat tidak suka, bila apa yang menjadi miliknya, harus diserahkan pada orang lain.
“Berhentilah bermain-main, kamu sudah dewasa. Sudah menikah, dan mungkin sebentar lagi akan punya anak. Pikirkan masa depan keluargamu, kalau perusahaan jatuh ke tangan orang lain, dan kamu hanya pekerja biasa di sana. Apa kamu mau, anakmu nanti tidak bisa merasakan hidup berkecukupan, karena ayahnya gagal menjalankan perusahaan?”
“Enggak bisa gitu dong,” sahut Leon cepat. “Papa kok enak banget, sih, bilang mau ngasih perusahaan ke Mas Hendri? Memangnya itu gedung tiga puluh lantai, atau kacang goreng, sih?”
“Ya, begitulah, kalau kamu nggak bisa menjaga sesuatu yang menjadi milikmu. Semuanya bisa berpindah tangan, Leon. Termasuk istri cantikmu itu, kalau nggak kamu jaga baik-baik, bisa diambil orang juga,” kata Papa Farhan tenang, menatap anaknya dengan pandangan datar.
Mata Leon langsung menatap istrinya dengan pandangan curiga, kemudian melihat Jasmine yang sedang duduk di sampingnya dari atas ke bawah. “Cewek pendek, pakai baju kedodoran, dan nggak bisa masak kayak gini, siapa coba yang mau ngambil?”
“Abang!” pekik Jasmine, merasa dipermalukan oleh suami di depan kedua mertuanya.
“Eh, itu mulutnya beneran kayak ulekan, ya, isinya cabe semua,” ujar Mama Siska sambil melotot melihat anaknya. “Beneran diambil orang, baru tahu rasa kamu!”
“Coba aja ambil, aku gampar ke Bulan sekalian.”
Mama Siska dan Papa Farhan mengulum senyum, pandangan mereka terlihat menggoda menantu yang saat ini sedang salah tingkah. Benar-benar tidak menyangka, kalau suaminya yang menyimpang itu bisa mengatakan kalimat tadi.
“Ya sudah, kalau gitu jaga baik-baik semua yang kamu punya, Leon.” Mama Siska menasihati sambil tersenyum. “Kami pulang dulu, ya. Enggak enak kalau lama-lama di rumah pengantin baru, malah ganggu kemesraannya nanti.”
“Mama …,” rengek Jasmine yang langsung tertunduk, malu bukan main. “Sudah mau 2 bulan, nggak baru lagi berarti.”
“Hem. Kamunya buluk, akunya masih kinclong kayak baru terus,” celetuk Leon sambil melirik istrinya dengan ekor mata. Jasmine hanya bisa mendesis geram.
🌷🌷🌷
“Yas … bikini aku teh lagi!” teriak Leon sambil menggedor pintu kamar istrinya. Jasmine yang baru saja hendak terlelap langsung mengerjap. Kaget, tubuhnya langsung terduduk, linglung pada keadaan. Menatap sekitar kamar yang gelap, tak ada tanda kehadiran siapa pun. Namun, ketika Leon kembali bersuara di balik pintu, perempuan itu sadar apa yang terjadi.
“Is … Abang! Aku ngantuk, ih!” keluhnya sambil berjalan membukakan pintu.
Leon terperanjat melihat sosok Jasmine dengan rambut acak-acakan dan muka sembap. Dia mengerjapkan mata berulang kali, melihat lagi sosok yang biasanya rapi dalam balutan gamis dan kerudung panjangnya itu. Ternyata … jika hanya menggunakan baju tidur pendek dan rambut acak-acakan seperti itu, Jasmine tak kalah seksi dengan deretan perempuan yang biasa ia temui di kelab. Bahkan sepertinya, jauh lebih menggoda daripada mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Gay
RomanceBagi Jasmine, wasiat terakhir ayahnya sebelum wafat adalah harta yang paling berharga untuk dijaga. Oleh karena itu, dia selalu menjaga hati untuk suami masa depan yang selalu diceritakan ayahnya. Namun, pada saat takdir mempertemukan mereka, ternya...