Disclaimer!
Hai, udh lama sekali ya kalian nungguin cerita ini? Maaf banget gabisa up selama itu karena satu dan lain hal yang gabisa juga gue jelasin. Sebenernya karena cerita ini udah masuk ke ranah yang lebih kompleks, gue takut kalo cerita fiksi yang gue tulis ini bisa menyakiti atau menyinggung satu dan banyak pihak. Padahal udh mau tamat 😭Untuk itulah gue tadinya memutuskan buat ga ngelanjutin ini cerita, tapi ternyata banyak banget dari kalian yg masih ngedukung cerita ini dan ga sedikit pula yang minta lanjut. So... Ya, ini lanjutannya, semoga suka dan sekali lagi maaf banget buat keterlambatan yang gak masuk akal ini. (Gaada lagi yg gue mau bilang kecuali sejuta maaf dan happy reading!)
......
Mahes membuka matanya, mengedipkannya sesaat sebelum ia dapat mendudukan tubuhnya pelan, punggungnya entah kenapa menjadi sangat lelah setelah pesta ulang tahunnya semalam. Gadis itu meregangkan tangannya ke atas untuk menghilangkan sedikit rasa pegal yang mengganjal. Ia melihat ke arah sebuah cermin di samping kasur dan menemukan dirinya masih mengenakan gaun yang sama namun penampilannya sedikit berantakan tidak serapih kemarin.
Seulas senyum terbentuk di wajahnya, ia mengingat betapa bahagianya ia semalam, suka cita malam itu masih tergambar jelas di kepala Mahes. Hari ulang tahunnya juga adalah hari yang sangat berkesan bagi dirinya, tentu dengan kedatangan sang kekasih Pierre Tendean itu semua jauh lebih berkesan. Hidup memberinya banyak kebahagiaan dan Mahes harus bersyukur akan hal itu.
Kaki Mahes mulai bangkit dari tempat tidurnya. Dirinya melangkah perlahan berjalan keluar dari area kamarnya. Sebuah senyum kembali tercipta di wajahnya mengingat kalau Pierre menginap di rumahnya, iya, lelaki itu menginap satu malam di rumah Mahes. Entah kenapa hal itu membuat Mahes sangat senang, apalagi mengingat fakta kalau saat ini ia dan Pierre berada dalam atap yang sama.
Pikiran halu Mahes melayang membayangkan jika ia dan Pierre tinggal bersama nanti. Akan sangat menyenangkan tentunya, setiap pagi Mahes akan selalu disambut dengan wajah pria yang ia sayangi.
Mahes melamun sambil berjalan, melamunkan masa depannya dengan Pierre. Tatapan matanya tak mengarah melihat ke depan, tapi menunduk sembari senyum-senyum mencurigakan. Tanpa ia sadari di depannya terdapat Pierre yang sudah terbangun sedari tadi.
Dan yang terjadi selanjutnya ialah, tubuh Mahes yang menubruk punggung bidang Pierre. Mahes kehilangan keseimbangannya dan terjatuh di posisi terduduk dengan kepala yang linglung akibat benturan mereka barusan. Pierre menengok ke belakang, melihat sesuatu atau bahkan seseorang yang menabraknya barusan.
Mata Pierre membulat kaget melihat Mahes yang terduduk di lantai dengan tatapan bingung. Pierre tersenyum simpul, perlahan ia mulai mengulurkan tangannya untuk Mahes genggam dan membatu wanita itu bangkit berdiri seperti semula.
"Apa yang kau lamunkan memangnya, Mini? Sampai menabrakku seperti itu," tanya Pierre, suara lelaki itu tertahan seakan hampir tertawa melihat Mahes yang tengah terduduk dengan ekspresi bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦𝐤𝐮 𝐏𝐚𝐝𝐚𝐧𝐲𝐚 [On Hold]
Fiksi SejarahCerita ini sering sekali diplagiasi oleh orang-orang tak bertanggungjawab! Kalau menemukan cerita serupa tolong beri tau saya secepatnya! ~°~° Berawal dari sebuah ke tidak sengajaan, seorang Ratih Maheswari, remaja berusia 16 tahun ini menemukan se...