Bayangan Rasa

56 6 0
                                    

Setelah kejadian itu, aku semakin dibuat penasaran olehnya dan senyum itu jadi candu bagiku. Via tak cantik jelek pun tidak, biasa saja tapi kalo di bayangin terus ya, gimana ya? si Via tuh manis juga.

Tapi disisi lain aku.. Ahh tidak mungkin, sangat tidak mungkin aku menyukai Via.

Hari Bergulir dari waktu ke waktu, hari senin pun tiba. Rasa malas ini pun mulai kembali menyerang diriku. Bagaimana tidak, bayangkan saja berangkat sekolah pagi-pagi, terus dapet tugas banyak lagi, ehh iya satu lagi, upacara! haduh apalagi kalau amanat pembinanya kayak rel kereta api panjangnya nggak kira-kira, ini kalo kaki bisa bicara pasti sudah toxic duluan.

Tapi ada hal yang membuatku untuk semangat kesekolah, uang jajan lumayan buat beli item di game. Kalo yang lain ke kantin, aku mah bawa jajan sendiri dari rumah hemat biaya... Hahaha.

Btw dari tadi aku cerita mulu, wait wait oh yaaa aku berangkatt sekolahh... Udahh telatt nihh...

Sstt Bremmm...

"Ma, Rey Berangkat dulu.." Pamitku dari atas motor.

"Eh iyaaa Reyy Hati-hati," sahut mama.

Sampailah aku di sekolah, Btw aku juga satu kelas sama Via, baru saja lepas helm nih tuyul dah nyamperin. Kesel banget rasanya, risih, kalo laki paling udah ku sepak palanya...

"Reynoooo," sapa Via dengan nada sok manja menjijikan.

"Hm Apa?" sahutku.

"Rey nanti temenin aku yuk!" Ajak Via.

Kringgg....

"Bel udahh bunyi tuh masuk kelas dulu, PR ku banyak yang belum selesai," syukur banget terselamatkan oleh bel sekolah.

"hmmm iyaa," jawab via dengan judes.

Semua siswa pun masuk ke kelasnya masing masing. Aku yang dari tadi berjalan santai ke kelas pun mulai berlari dengan tergesah-gesah.

"Huftt akhirnya," akupun segera duduk dibangkuku, sambil mengerjakan pr sebelum Pak Ikhsan masuk. Tapi, Langkah itu terdengar di lorong yang sudah sepi ini, 'tap tap tap..'

Kriekkk!

"Assalamualaikum," pak Ikhsan pun masuk kedalam kelas..

"Waduh nih orang pakai masuk kelas cepet banget," ujarku dengan malas.

"Anak-anak sekarang semua buku di masukan ke tas ya!" ujar Pak Ikhsan.

"Loh pakk kenapa??" tanyaku dengan sedikit menahan senyum, karena lolos Dari PR hahaha.

"Iya Rey Sekarang kita ujian harian ya," jawab pak Ikhsan dengan senyum.

"Duhh anjir ulangan, belum belajar lagi aku," Sontaku berbicara agak keras.

"Reyy Sini di sebelahku. Gampang lahh, aku tau pasti kamu belum belajar," ajak Via.

"Hmm aku tau, pasti nanti ada maunya," sahutku.

"Haha, ya pastilahh hari gini gak ada yang gratis! Udah cukup nanti kamu temenin aku nonton aja," jawab via dengan ketawa kecil.

''Hmmm Yaudah," sahutku.

Kertas Lembaranpun di bagikan, akupun melirik kanan dan kiri raut wajah teman-temanku menjadi serius semua, rasa tegang pun merambat di dalam tubuhku.

Beberapa menit pun berjalan, Via akhirnya memberikan kertas kosong yang isinya jawabannya, tanpa ragu akupun langsung mengambilnya. Ehh tapi, ada tapinya!

"Pak!!! Rey bawa contekan!!" teriak Shepta dengan keras sambil menunjuk ke arahku.

'Mampus aku, Aduh dasar temen bangsat, Kok ada mahluk hidup yang kayak gini' batinku.

ILUSI HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang